Setiap tanggal 22 Oktober diperingati sebagai Hari Energi Sedunia, atau World Energy Day. Terbilang baru, peringatan ini diresmikan pada tahun 2012 berdasarkan hasil kesepakatan dari pertemuan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) setiap negara yang berlangsung di Dubai.
Adapun tujuan dari lahirnya momentum ini adalah untuk meningkatkan kesadaran tentang penggunaan energi. Terutama, penggunaan dan pemanfaatan energi yang aman dan berkelanjutan dengan prinsip pengurangan emisi karbon.
Sejak saat itu, dorongan bagi tiap negara untuk berlomba menunjukkan keseriusan menjadi yang paling maju dalam hal energi terbarukan kian serius. Harus diakui bahwa Indonesia masih memiliki target besar yang harus diraih, namun ada sejumlah negara yang saat ini berhasil membuktikan eksistensinya sebagai negara dengan praktik energi terbarukan paling maju.
Apa saja deretan negara yang dimaksud? Berikut 5 di antaranya:
1. Energi terbarukan di Swedia

Pada tahun yang sama dengan lahirnya Hari Energi Sedunia yakni 2012, praktik energi terbarukan di Swedia rupanya sudah mencapai 50 persen dari target yang mereka tentukan. Hebatnya, capaian tersebut lebih cepat 8 tahun dari prediksi tahun yang sudah mereka rancang sebelumnya.
Untuk diketahui, Swedia memiliki target untuk sepenuhnya atau 100 persen menggunakan listrik dengan pembangkit listrik berbasis EBT. Bagaimana Swedia bisa merealisasikan target tersebut?
Salah satunya adalah dengan memanfaatkan sumber daya alam dan menggunakan kombinasi tenaga air serta bioenergi di negaranya.
Swedia juga diketahui terus berinvestasi dalam pembangunan infrastruktur tenaga surya, angin, dan transportasi rama lingkungan. Menurut situs resmi negara tersebut, disebutkan bahwa sekitar 75 persen produksi listrik di Swedia saat ini berasal dari pembangkit listrik tenaga air (45 persen) dan nuklir (30 persen).
2. Kosta Rika

Kosta Rika mungkin dikenal sebagai negara terkecil kedua di Amerika Tengah. Meski begitu, keseriusan mereka dalam mewujudkan praktik energi bersih layak diacungi jempol.
Sejak tahun 2014, Kosta Rika telah memproduksi lebih dari 98 persen tenaga listrik yang berasal dari panas bumi, matahari, dan angin. Detailnya, sebanyak 67,5 persen energi lain yang mereka gunakan juga berasal dari PLTA, 17 persen dari PLTB, dan 13,5 persen dari sumber panas bumi.
Sementara itu sisanya yakni sekitar 0,84 persen energi listrik yang digunakan berasal dari biomassa dan panel surya.
3. Skotlandia

Perkembangan praktik energi terbarukan di negara satu ini juga cukup meningkat pesat. Sebagai gambaran, pada tahun 2011 Skotlandia baru mampu menghasilkan sebanyak 37 persen EBT dari total permintaan energi bersih dan terbarukan secara nasional.
Namun karena keseriusan yang dilakukan, persentase tersebut meningkat pesat menjadi sebanyak 98 persen di tahun 2018. Detailnya, sumber energi listrik yang mereka miliki berasal dari PLT berbasis tenaga angin.
Skotlandia memiliki target emisi nol bersih pada tahun 2045. Dan dilaporkan jika hingga saat ini, target tersebut optimis akan tercapai karena tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan performa atau pengurangan kualitas.
4. Islandia

Dijuluki ‘Tanah Api’ Sekaligus ‘Tanah Es’ Islandia termasuk negara yang memiliki potensi sumber energi terbarukan yang sangat besar. Hal yang unik dari negara ini adalah ciri geografis mereka yang memang berada di bagian utara Samudera Atlantik, dan akrab dengan es.
Namun, sumber daya berupa panas bumi yang ada di tanah mereka rupanya sangat kaya. Nyatanya, sekitar 27 persen kebutuhan listrik Islandia berasal dari sumber energi panas bumi (geothermal). Sementara itu sebanyak 73 persen kebutuhan listrik sisanya berasal dari pembangkit listrik tenaga air.
Dengan persentase tersebut, sah dideklarasikan bahwa Islandia adalah negara pertama yang 100 persen menggunakan sumber EBT untuk kebutuhan listrik masyarakatnya.
Tak heran, jika kondisi tersebut membuat PBB menjadikan Islandia sebagai ‘role model’ dan menyarankan negara lain untuk melakukan peralihan yang sama.
5. Energi terbarukan di Jerman

Negara satu ini juga menjadi yang termaju dalam hal penggunaan energi terbarukan. Sebagai gambaran, di tahun 2020 sekitar 45,3 persen pasokan listrik di Jerman sudah berasal dari energi terbarukan.
Bertambah di paruh pertama tahun 2022, persentase tersebut naik menjadi 49 persen, dan diproyeksi akan terus meningkat.
Bicara mengenai target, negara ini sendiri telah menetapkan akan mencapai pemenuhan energi bersih dan terbarukan sebesar 80 persen pada tahun 2030.
Menariknya berbeda dengan Swedia yang masih mengandalkan PLT berbasis nuklir, Jerman justru menolak gagasan untuk menganggap nuklir sebagai energi ‘hijau’. Memandang hal tersebut berbahaya, Jerman justru sedang dalam proses menutup tiga PLT nuklir yang tersisa di negara mereka pada akhir tahun 2022 ini.