Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah memberikan sertifikasi dan penghargaan bagi 16 Desa Wisata atas prestasinya sebagai Desa Wisata Berkelanjutan dan berdaya lingkungan sebagai upaya untuk mendorong kualitas wisata.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, menjelaskan penerapan standar berkelanjutan yang berfokus kepada 3 aspek keberlanjutan, yakni sosial, lingkungan, dan ekonomi, di Desa Wisata.
Melalui program tersebut, diharapkan desa wisata memiliki visi berkelanjutan agar lebih berkualitas, lebih kredibel, dan mampu berkolaborasi serta bersaing secara domestik dan internasional.
Komitmen Kementerian Pariwisata
Komitmen Kemenparekraf terhadap pariwisata berkelanjutan nyatanya suda diimplementasikan melalui Peraturan Menteri Pariwisata No. 14 Tahun 2016 tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan.
Sesuai RPJMN 2020-2024, Kemenparekraf menargetkan sebanyak 244 desa wisata menjadi desa wisata mandiri yang terus berkembang hingga 2024.
Sandiaga Uno berharap, melalui pencapaian penghargaan tersebut diharapkan pengelola desa wisata agar dapat memberikan contoh bagi pengelola desa wisata lainnya dan berperan aktif dalam mewujudkan pariwisata berkelanjutan di Indonesia.
Ia juga menginstruksikan kepada pada para jajaran di lingkungan Kemenparekraf untuk mendukung dalam peningkatan kapasitas SDM pariwisata dan ekonomi kreatif, kemudian melakukan pendampingan, revitalisasi, peningkatan kualitas daya tarik, serta pemenuhan sarana dan prasarana penunjang pariwisata.
Lain itu, dukungan se[erti peningkatan promosi, pengembangan ekonomi kreatif dan digitalisi, serta penyelenggaraan event/festival di desa wisata berkelanjutan, tentunya masuk agenda kementerian..
Pemberian sertifikasi Desa WIsata tersebut juga memiliki tujuan untuk membangun, meningkatkan kesadaran stakeholders di desa wisata.
Kemudian sebagai upaya penguatan dan pengembangan dalam implementasi aksi desa wisata berkelanjutan yang terdiri dari aspek tata Kelola, pelestarian budaya dan lingkungan yang membawa dampak positif bagi masyarakat sosial, khususnya dalam meningkatkan perekonomian warga desa.
Ke 16 desa wisata berkelanjutan tersebut diharapkan dapat tetap menjaga dan mengembangkan aspek-aspek berkelanjutan dan menyesuaikan dengan kondisi terkini (Pandemi Covid-19) yang sangat memerlukan perhatian pengelola desa wisata dalam menjaga kebersihan, Kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan.
Daftar desa wisata berkelanjutan
Berikut 16 Desa Wisata Berkelanjutan sebagai proyek percontohan sertifikasi, yakni:
- Desa Wisata Pentingsari, Kabupaten Sleman, D.I.Yogyakarta
- Desa Wisata Nglanggeran, Kabupaten Gunungkidul, D.I.Yogyakarta
- Desa Wisata Jatimulyo, Kabupaten Kulonprogo, D.I.Yogyakarta
- Desa Wisata Candirejo, Kabupaten Magelang, Prov. Jawa Tengah
- Desa Wisata Karangrejo, Kabupaten Magelang, Prov. Jawa Tengah
- Desa Wisata Kandri, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah
- Desa Wisata Lerep, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah
- Desa Wisata Penglipuran, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali
- Desa Wisata Pemuteran, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali
- Desa Wisata Pujon Kidul, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur
- Desa Wisata Osing Kemiren, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur
- Desa Wisata Liang Ndara, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur
- Desa Wisata Bilibante, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat
- Desa Wisata Kembang Kuning, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat
- Desa Wisata Sesaot, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat
- Desa Wisata Batu Layang Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.