Semangat kelompok wanita tani upayakan ketahanan pangan desa

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Ilustrasi petani perempuan (razqa hadi/Flickr)

Tanggal 8 Maret kemarin seluruh masyarakat di dunia baru saja merayakan momen Hari Perempuan Internasional. Tepat sehari setelahnya, perayaan berlanjut dalam skala nasional lewat peringatan Hari Wanita Indonesia di tanggal 9 Maret.

Walau punya dua hari peringatan besar, tapi makna yang ingin disampaikan sejatinya tetap sama, yaitu upaya untuk menyuarakan kemampuan besar yang dimiliki kaum perempuan untuk ikut berkontribusi memberikan perubahan dan kemajuan bagi berbagai bidang di tanah air, termasuk di antaranya pengembangan sosial budaya, masyarakat, dan lingkungan.

Bicara soal bukti nyata peran kalangan perempuan yang dapat memberikan kontribusi di bidang lingkungan, salah satu praktiknya tercermin dalam bentuk semangat petani perempuan yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) di berbagai penjuru wilayah Indonesia.

Pada saat Hari Perempuan Internasional kemarin, salah satu wilayah KWT yang diketahui ikut melakukan perayaan adalah KWT yang berada di Kota Bogor.

Kegiatan apa yang dilakukan?

1. Panen serentak di 7 KWT

Panen pertanian KWT di Bogor (Haris Al Basith/JagadTani)

 

Pada hari Selasa (8/3), sebanyak tujuh KWT di Kota Bogor diketahui turut serta merayakan Hari Perempuan Internasional dengan melakukan panen secara serentak.

  Kisah penghormatan masyarakat kepada sumber air panas Wae Bobok di Flores NTT

Adapun tujuh KWT yang terlibat terdiri dari KWT ASRI GWKP Kelurahan Bubulak, KWT Nuri Kelurahan Ciluar, KWT MBR Kelurahan Katulampa, KWT Bina Tani Kelurahan Muarasari, KWT Srikandi Kelurahan Kedung Badak, KWT Ceriwis Kelurahan Cipaku, dan KWT Sahari Kelurahan Curug.

Dilakukan secara hybrid, kegiatan dipusatkan pada kebun yang dikelola oleh KWT ASRI GWKP di Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, dan dihadiri langsung oleh Anas S. Rasmana selaku Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor. Di saat bersamaan, kegiatan panen oleh 6 KWT lainnya juga dilakukan dan disaksikan melalui video jarak jauh.

Hasilnya, dalam panen serentak tersebut dimiliki target panen berupa 1.200 pak berbagai macam jenis sayuran.

2. Gaungkan program Pekarangan Pangan Lestari

Panen pertanian KWT di Bogor (Haris Al Basith/JagadTani)

Menilik keberadaannya, peran KWT yang ada di beberapa kelurahan tertentu ini sejak awal pendiriannya memang bertujuan untuk membangun semangat pendirian program Pekarangan Pangan Lestari (P2L).

P2L sendiri memiliki tujuan utama untuk meningkatkan persediaan pangan di wilayah tertentu, dengan konsep kebun atau pertanian organik. Konsep pertanian ini belakangan memang populer seiring dengan upaya untuk menciptakan ketahanan pangan secara mandiri, apabila terjadi suatu kelangkaan pangan akibat situasi tertentu.

  Benarkah Program Petani Milenial justru merugikan pesertanya?

Adanya program panen serentak ini juga bertujuan untuk memotivasi kalangan perempuan yang berada di wilayah pemukiman tingkat kelurahan lain, agar memiliki semangat untuk melakukan hal serupa.

“Kenapa panen serentak? Karena kita ingin mendapatkan suatu nilai yang bisa memberikan semangat kepada kelompok tani lain dari pemerintah ada P2L. Tanahnya tidak perlu luas, 50 atau 70 meter pun bisa dipertimbangkan dengan catatan lahan tersebut oleh pemilik atau yang dikuasakannya bisa dikelola sampai 5 tahun,” jelas Anas, mengutip Jagad Tani.

Lain itu, Anas juga memproyeksikan jika progam P2L akan sangat bermanfaat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan tertentu, karena bisa difasilitasi lewat program KWT.

“Jadi P2L ini dalam rangka strategi ketahanan pangan nasional mencakup sampai ke wilayah-wilayah terkecil,” tambahnya.

3. Ragam bentuk pangan yang dihasilkan

Ilustrasipetani perempuan (razqa hadi/Flickr)

Membahas lebih lanjut mengenai hasil panen yang diperoleh, diketahui jika jenis panen yang dimiliki pun cukup beragam, mulai dari pakcoy, kangkung, bayam, di mana komoditas sayuran tersebut tidak hanya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar, melainkan juga bisa dipasok langsung ke Pasar Tani.

  Padi hibrida, permata para petani Indonesia di masa depan

Dalam kesempatan yang sama, Dian Martha Ekasusanti selaku Ketua KWT ASRI GWKP Kelurahan Bubulak juga menjelaskan, jika hasil pangan yang dihasilkan dari kebun pengelolaan kelompoknya termasuk jadi salah satu kebun yang memasok komoditas pangan ke Pasar Tani.

“Ada sawi Jepang 2 bedeng, sawi hijau 2 bedeng, salada hijau 1 bedeng dan selada kepala 2 bedeng. Itu yang kita panen hari ini,” papar Dian.

Bukan hanya itu, selain bercocok tanam di kebun KWT ASRI GWKP juga diketahui memiliki produk turunan dari hasil pertanian berupa minuman kunyit rusela dan telang, serta produk lainnya berupa ayam dan ikan asap.

Artikel Terkait

Terbaru

Humanis

Lingkungan

Berdaya

Jelajah

Naradata