Jika mengenal nama hewan kanguru, yang terlintas di pikiran pasti hewan mamalia berkantung yang berasal dari Australia. Padahal, Indonesia juga memiliki spesies hewan sejenis dengan keunikan sendiri dan bersifat endemik dari Papua, yakni kanguru pohon.
Saking unik dan begitu dijaga, kanguru pohon bersama burung cenderawasih ditetapkan sebagai maskot PON Papua pada tahun lalu.
Untuk diketahui, di dunia ini sebenarnya ada sebanyak 12 spesies kanguru pohon. Penyebarannya berada di Australia, Papua, dan Papua Nugini. Namun, untuk satu spesies yang berada di dataran tinggi dan wilayah Papua dipastikan bersifat endemik.
Lebih spesifik, jenis yang endemik berada di wilayah pegunungan Papua adalah kanguru mantel emas yang memiliki nama latin Dendrolagus pulcherrimus. Seperti apa karakteristik dari kanguru pohon yang dimaksud? Berikut penjelasannya.
1. Mengenal kanguru pohon mantel-emas

Kanguru pohon mantel emas ditemukan pada tahun 1990 oleh seorang ilmuwan bernama Pavel German di wilayah terpencil di Pegunungan Foja, Papua. Lain itu, spesies satu ini Juga ditemukan di pegunungan Torricelli, Papua Nugini, pada ketinggian 680-1.700 meter di atas permukaan laut.
Kanguru mantel emas memiliki panjang tubuhnya berkisar antara 41-77 sentimeter, dengan panjang ekor 40-80 sentimeter, dan berat sekitar 7-15 kilogram.
Spesies kanguru satu ini memiliki rambut halus pendek berwarna coklat muda di sebagian besar tubuhnya. Namun pada bagian leher, pipi, dan kakinya berwarna kekuningan. Sementara itu pada bagian sisi bawah perut berwarna lebih pucat dengan dua garis keemasan di bagian punggung.
Sebenarnya, penampilan kanguru-pohon mantel-emas serupa dengan kanguru-pohon hias lain. Hanya saja perbedaannya, kanguru-pohon mantel-emas punya warna muka lebih terang atau merah-muda pada bagian hidungnya.
Lain itu, ukuran mereka juga lebih kecil dari kanguru-pohon hias biasa. Di saat bersamaan, ada beberapa ahli yang mengklasidikasikan jika kanguru pohon mantel-emas yang bersifat endemik Papua, merupakan subspesies dari kanguru-pohon hias.
2. Karakteristik kanguru mantel-emas
Hal paling unik yang sudah pasti identik dari kanguru adalah kemampuannya dalam melompat. Namun, kemampuan melompat kanguru pohon asli Papua ternyata tidak sehebat kanguru yang ada di Australia. Hal tersebut lantaran ukuran tubuh kangguru mantel-emas yang memang beda dan terbilang lebih kecil.
Lompatan kaki kanguru Papua hanya mencapai 22 sentimeter, jauh lebih pendek dibanding kanguru Australia yang lompatannya bisa mencapai 2-3 kali lipat. Kanguru pohon papua sesuai namanya sering terlihat bergelantungan di atas pohon.
Sama seperti kanguru normal pada umumnya, saat berada di tanah mereka juga sering melompat-lompat. Kanguru mantel-emas juga memiliki kantung untuk menyimpan anaknya, di mana kantung tersebut dilengkapi dengan kelenjar susu.
3. Populasi turun 80 persen dalam 30 Tahun
Yang disayangkan, kanguru mantel emas menjadi spesies yang saat ini nyaris punah. Peneliti kanguru menilai bahwa habitat kanguru di Papua lebih kompleks karena bisa ditemukan di kawasan pantai. Lain itu mereka juga kerap ditemukan di hutan-hutan dataran rendah sampai pada puncak Jayawijaya.
Pada tahun 2018, para peneliti dan fotografer menemukan beberapa tanda bau, dan tanda cakar kanguru di dasar sebatang pohon yang dibuat untuk memanjat pohon. Mereka diperkirakan tinggal di lahan yang berada di ketinggian 1.700 hingga 2.000 mdpl pada hutan pegunungan yang curam.
Selain ancaman habitat, hal yang membuat populasi kanguru pohon juga berkurang adalah karena mereka rentan dari ancaman predator. Predator ancaman utama kanguru mantel-emas adalah ular piton, burung hantu besar, dan burung elang.
Disebutkan bahwa mereka mengincar kanguru ketika turun dari pohon untuk mencari air maupun saat di puncak pohon. Para peneliti mencatat bahwa pembukaan lahan untuk perkebunan dan keperluan lainnya cukup mengganggu kanguru Papua sehingga jumlahnya semakin menurun.
Tercatat jika populasi hewan ini menurun hingga mencapai 80 persen dalam 30 tahun terakhir. IUCN bahkan mencatat untuk seluruh spesies kanguru papua, jumlahnya tak lebih dari 50 ekor yang tersisa saat ini.