Kesetiaan Jalak bali, burung endemik yang kian terancam punah

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Jalak Bali (Henry Koh/Flickr)

Jalak bali (Leucopsar Rothschildi) merupakan burung yang paling setia di dunia. Burung yang telah menjadi maskot Pulau Dewata ini tidak akan pernah melirik burung lain, terkecuali pasangannya mati.

Terkini mulai banyak orang yang mencoba untuk menangkarkan burung jalak bali. Karena itulah banyak ditemukan jalak bali di berbagai daerah. Walau penangkaran resminya tetap di Kawasan Taman Nasional Bali Barat.

Lalu bagaimana jalak bali menjadi hewan yang setia? Dan mengapa hewan ini terancam punah? Berikut uraiannya:

1. Jalak bali yang romantis

Jalak Bali (Henry Koh/Flickr)

Jalak bali (Leucopsar Rothschildi) merupakan burung yang paling setia di dunia. Burung yang telah menjadi maskot Pulau Dewata ini tidak akan pernah melirik burung lain, terkecuali pasangannya mati.

Beberapa jalak bali bahkan hanya kawin sekali seumur hidup. Ketika pasangannya mati, maka burung yang masih hidup tidak lama kemudian menyusul, biasanya karena dipicu stres tidak ada lagi pasangan.

Dimuat dari Detik, jalak bali umumnya kawin di musim hujan. Jalak bali jantan akan menarik perhatian betina yang dia suka dengan cara menganggukkan kepala sembari berkicau. Nantinya jalak bali jantan akan menghampiri betina itu dan jambulnya akan mekar.

  Penampakan paus bungkuk putih langka di Pantai Australia

Selanjutnya bila jalak bali betina juga tertarik, dia akan mengangguk dengan posisi berhadapan. Bila sudah kawin, dua sejoli itu akan membuat sarang. Mereka termasuk pasangan yang menjaga privasi.

Karena itu jalak bali jantan juga tak segan mengusir siapapun yang mengganggu teritorinya. Hal ini karena di sana ada pasangan dan anaknya-anaknya. Burung ini memang cukup kompak dalam membesarkan anak.

Mereka akan bekerja bersama membuat sarang dan bergantian ketika mencari makan dan mengerami telur. Karena selalu melakukan kegiatan bersama pasangannya burung jalak bali dikenal sebagai satwa yang romantis.

2. Terancam punah

Jalak bali (Bruno Conjeaud/Flickr)

Berdasarkan International Union for Conservation (IUCN) status jalak bali dalam kondisi terancam punah. Selain karena terkenal hewan yang setia, burung jalak bali juga banyak diburu untuk diperjualbelikan.

Sekitar tahun 1970, burung jalak bali banyak digemari penghobi burung kicau atau kolektor satwa langka. Jadi karena banyaknya orang yang melakukan perburuan kepada hewan ini menyebabkan jumlahnya sempat hanya 112 ekor.

Burung ini kemudian dilindungi Undang-Undang, berdasarkan surat keputusan Menteri Pertanian Nomor 421/Kpts/Um/8/1970 tanggal 26 Agustus 1970 dan Peraturan pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.

  70 persen air minum Indonesia tercemar limbah tinja, apa langkah UNICEF dan pemerintah?

Jalak Bali termasuk satwa yang dilarang diperdagangkan, kecuali dari hasil penangkaran dari generasi ketiga (Indukan bukan dari alam). Pada tahun 1991, satwa endemik ini resmi menjadi maskot Pulau Bali.

3. Mulai ditangkarkan

Jalak Bali (Henry Koh/Flickr)

Terkini mulai banyak orang yang mencoba untuk menangkarkan burung jalak bali. Karena itulah banyak ditemukan jalak bali di berbagai daerah. Walau penangkaran resminya tetap di Kawasan Taman Nasional Bali Barat.

Dinukil dari IDNTimes, Kepala Balai Taman Nasional Bali Barat (TNBB), Drh Agus Ngurah Krisna Kepakisan menyebutkan hingga Maret 2021 sudah ada 397 burung jalak bali yang terdata di kawasan NTBB.

“Produktivitas curik bali cukup tinggi, di penangkaran ada 50 indukan. Dalam setahun ada 100 ekor yang kita lepas liarkan yang umumnya sudah delapan sampai 12 bulan,” ujarnya.

Beberapa desa di kawasan TNBB juga mulai aktif melakukan penangkaran jalak bali. Warga disebut sudah sadar dan peduli atas keberadaannya. Total menurut Agus, sudah ada enam desa yang aktif menangkarkan burung jalak bali.

  Mengenal tanaman unik tetapi mematikan dari timur Indonesia

Artikel Terkait

Berdaya