Tidak akan pernah ada habisnya jika membahas ragam spesies burung endemik yang ada di Indonesia. Apalagi jenis yang berasal dari tanah Papua, sebagai rumah bagi hampir separuh spesies burung yang ada di tanah air. Salah satu jenis burung yang kali ini menarik untuk dibahas adalah burung namdur.
Setiap spesies burung tertentu biasanya memiliki keunikan tersendiri, entah dari bentuk, bulu, hingga bagian istimewa yang tak dimiliki burung lain. Sedangkan bagi namdur, jika dilihat dari bentuk fisik sebenarnya burung ini tampak biasa dan tak memiliki ciri khas istimewa. Namun, keunikan justru dimiliki dari perilaku dan kemampuannya yang tak biasa, yakni ‘mendekor’ sarang.
Kemampuan burung satu ini dalam mendekor sarang membuat mereka dijuluki sebagai arsitek. Namun, seperti apa sebenarnya kemampuan yang dimaksud dan untuk apa mereka melakukan kebiasaan tersebut?
1. Mengenal burung namdur

Memiliki banyak nama julukan, di Indonesia burung satu ini kerap dikenal dengan sebutan burung pintar atau burung kucing. Penamaan burung kucing dan pintar sendiri diberikan karena mereka disebut mampu menirukan suara kucing, dan suara burung lain.
Mengutip penjelasan di laman Indonesia.go.id, diketahui jika setidaknya ada sebanyak 20 spesies burung namdur di dunia. Namun, penyebarannya disebut hanya terdapat di Australia dan Indonesia, lebih tepatnya pulau Papua mencakup Papua Nugini.
Yang menarik, di Indonesia terdapat sekitar 9 spesies burung namdur yang dapat ditemui, dan dua di antaranya bersifat endemik. Spesies endemik yang dimaksud yakni namdur dahi emas (Amblyornis flavifrons) atau dikenal dengan nama global golden-fronted bowerbird. Sementara satunya lagi adalah namdur polos (Amblyornis inornata) yang dikenal dengan nama vogelkop bowerbird.
Membahas secara lebih spesifik, jenis yang ingin disorot kali ini adalah namdur polos. Burung satu ini memiliki ukuran tubuh sedang yakni di kisaran 22-40 sentimeter, dengan bulu berwarna coklat.
Biasanya mereka hidup di hutan hujan tepatnya pada wilayah kaki gunung dengan ketinggian di kisaran 300-1.000 mdpl. Lebih detail, mereka bisa ditemui di kawasan cagar alam Pegunungan Arfak, Manokwari, Papua Barat. Memanfaatkan buah-buah di hutan sebagai makanan, tak jarang mereka juga memakan serangga kecil.
2. Kemampuan arsitek namdur jantan

Sampai ke bagian yang menarik, burung satu ini memiliki kemampuan untuk merancang sarangnya menjadi indah bak arsitek. Normalnya, setiap burung lain biasa membangun sarang di atas pohon, dengan menggunakan ranting yang dibuat secara sederhana. Tapi, lain halnya dengan burung satu ini.
Alih-alih di atas pohon, namdur justru membuat dan menghias sarang mereka di dasar tanah. Jika dilihat, sarang yang dibuat memiliki bentuk kubah dengan ruang yang luas dan nyaman bagi mereka untuk berteduh.
Ibarat arsitek, di sekitar wilayah sarang mereka juga akan membangun sebuah rancangan bak desain yang terdiri dari berbagai objek di lingkungan sekitar. Mulai dari tutup botol bekas minuman, biji-bijian, bekas pecahan kulit buah yang mengering, kulit-kulit kayu, hingga dedaunan bermacam warna.
Semua itu mereka kumpulkan, dan pada akhirnya akan ‘dirancang’ sedemikian rupa hingga membuat sarang yang dibangun menjadi indah dan menarik perhatian. Satu hal yang perlu digarisbawahi, jenis namdur yang memiliki kemampuan merancang sarang adalah spesies jantan, bukan betina.
Mengapa demikian?
3. ‘Merayu’ betina

Bukan hanya manusia yang melakukan pendekatan merayu dan menyiapkan modal rumah tinggal yang nyaman untuk melamar pasangan. Rupanya, ‘prinsip’ tersebut juga dimiliki oleh burung namdur polos.
Ya, kebiasaan mereka dalam membangun sarang yang dibuat indah sedemikian rupa ternyata dilakukan untuk menarik minat individu betina. Masing-masing individu namdur jantan memiliki selera masing-masing dalam merancang sarang. Biasanya benda-benda dengan warna cerah terutama biru kerap jadi favorit sebagai penghias.
Disebutkan jika butuh waktu berhari-hari bagi burung satu ini untuk menyelesaikan rancangan sarang mereka. Hingga pada akhirnya, burung betina akan memilih pejantan atau sarang mana yang menurutnya paling menarik perhatian, dan memutuskan menjadi pasangan kemudian tinggal bersama di sarang tersebut.
Beruntung, saat ini burung namdur polos masih berada di status least concern menurut IUCN, atau memiliki status risiko rendah terhadap kepunahan.