Terdapat jutaan spesies hewan yang ada di dunia. Namun dari jutaan jumlah tersebut, tak sedikit pula yang hingga saat ini masih belum teridentifikasi. Karenanya tak heran jika setiap tahun, dari waktu ke waktu, selalu ada penemuan jenis atau spesies hewan baru.
Sebagai negara yang kaya akan flora dan fauna, di Indonesia sendiri penemuan bergaam jenis spesies hewan baru sudah menjadi hal biasa. Namun yang istimewa, hal mencuri perhatian dari penemuan spesies hewan yang dimaksud adalah penamaannya.
Ternyata, ada beberapa jenis spesies hewan baru yang ditemukan akhirnya diberi nama yang terinspirasi dari sejumlah tokoh di tanah air. Mengutip keterangan LIPI, peneliti yang berhasil mengidentifikasi makhluk hidup tertentu memang memiliki hak untuk menamakan penemuan tersebut sesuai dengan keinginannnya.
Lantas, apa saja hewan yang diberi nama sama dengan sejumlah tokoh Indonesia, dan siapa saka tokoh yang menjadi inspirasi?
1. Cecak Ahok
Reptil melata satu ini diberi nama ilmiah Cnemaspis purnamai, merasa familiar? Ya, nama terakhirnya mirip dengan sosok Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa ahok. Nama sederhana dari hewan yang dimaksud pun biasa disebut cecak ahok.
Spesies cecak satu ini ditemukan pada tahun 2017 oleh sekelompok peneliti LIPI yang terdiri dari Awal Riyanto, Amir Hamidy, Irvan Sidik, dan Dany Gunalen.
Jangan salah sangka, meski dinamakan Ahok namun tujuan dari hal ini sama sekali tidak ada unsur politik. Penamaan tersebut dilakukan karena spesies cecak yang diidentifikasi berasal dari Belitung, tempat kelahiran Ahok. Berdasarkan keterangan salah satu peneliti yakni Amir Hamidy, penamaan tersebut diberikan karena Ahok dan keluarganya merupakan orang yang dihormati di kawasan tersebut.
2. Myzomela irianawidodoae
Bisa langsung diduga, nama dari spesies burung satu ini terinspirasi dari nama Ibu Negara Presiden ke-7 Indonesia, yakni Iriana Joko Widodo. Sama seperti cecak Ahok, penemuan spesies burung ini juga terjadi pada tahun 2017.
Berasal dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT). Burung satu ini memiliki ukuran kecil dengan panjang tubuh 11,8 sentimeter, dan bobotnya hanya sekitar 32,23 gram. Penggunanaan nama Ibu Negara untuk penamaan burung tersebut juga sudah mendapat izin Presiden Joko Widodo.
Mengutip sumber yang sama, pemberian nama tersebut merupakan ungkapan penghargaan kepada Ibu Negara karena memiliki perhatian tinggi terhadap kehidupan ragam spesies burung di tanah air.
3. Ular Lycodon sidiki
Sebelum tahun 2017, peneliti LIPI yang bekerja sama dengan Universitas Brawijaya dan University of Texas at Arlington berhasil menemukan ular jenis baru. Memiliki ciri-ciri berwarna hitam dan dihiasi lingkaran berwarna putih seperti cincin, ular tersebut diberi nama ilmiah Lycodon sidiki.
Bagian belakangnya diambil dari nama seorang peneliti reptil senior atau herpetolog di LIPI dan Museum Zoologi Bogor, yakni Irvan Sidiki. Keputusan penamaan ini sendiri dilakukan untuk menghormati para herpetolog yang biasanya kurang diapresiasi.
“kami memberikan nama itu sebagai penghargaan kepada Pak Irvan Sidik. Profesi herpetolog di Indonesia ini kan cuma segelintir, engga lebih dari sepuluh orang” ujar Amir.
4. Tarsius Supriatnai

Masih di tahun 2017, dua spesies tarsius ditemukan di Sulawesi. Kedua spesies tarsius tersebut kemudian diberi nama Tarsius spectrumgurskyae dan Tarsius supriatnai.
Pemberian kedua nama akhir dari spesies tarsius tersebut juga didedikasikan untuk dua tokoh ilmuwan yang terlibat dalam penelitian terkait. spectrumgurskyae sendiri diambil dari nama Dr. Sharon Gursky, profesor antropologi di Universitas Texas A & M di AS yang bekerja sama dengan Indonesia.
Sementara itu nama supriatnai diambil dari sosok Dr. Jatna Supriatna, seorang profesor biologi di Universitas Indonesia. Supriatna dikenal sebagai Guru Besar Biologi di UI dan telah mensponsori banyak penelitian mengenai konservasi di tanah air.
5. Ikan Schismatogobius risdawatiae

Merupakan spesies ikan air tawar yang berada di sekitar air terjun Lubuk Hitam, Kecamatan Teluk Bungus, Padang. Penamaan risdawatiae merujuk kepada sosok Dra. Renny Risdawati, dosen biologi di Sekolah Tinggi Ilmu Perikanan PGRI Sumatra Barat.
Pemberian nama itu diberikan para peneliti untuk menghargai dedikasi Renny selama berlangsungnya riset terhadap ikan tersebut. Proses dalam menentukan identifikasinya pun terbilang panjang.
Menurut Renny, ikan tersebut perlu diidentifikasi secara DNA dengan tujuan mengetahui taksonomi secara molekuler dengan menggunakan potongan daging ikan yang dianalisis.