Demokrasi merupakan salah satu sistem pemerintahan dalam kehidupan manusia. Sistem ini pada masa modern kini dianggap paling terbaik untuk mewadahi segala kepentingan golongan. Berbagai bentuk demokrasi pun dilakukan oleh manusia untuk mencapai keputusan bersama untuk kepentingan bersama.
Namun, sistem yang cukup tua ini ternyata tidak hanya ada di dunia manusia, tetapi para binatang juga melakukan hal yang sama. Para ilmuan mulai memandang bahwa hewan melakukan “demokrasi”, di mana kekuasaan pada mayoritas akan memastikan kelangsungan hidup dengan penekanan oleh pemimpin.
“Jika hewan memilih pemimpin yang salah, maka itu memiliki konsekuensi yang sangat mengerikan bagi mereka,” kata Jennifer Smith, ahli perilaku hewan di Mills College di Oakland yang dimuat Guardian.
Lalu hewan apa saja yang menerapkan sistem demokrasi dalam kawanannya? Berikut uraiannya:
1. Lebah Madu

Setiap musim semi, sarang lebah bisa menjadi sangat ramai sehingga koloni memutuskan untuk membangun rumah baru.
“Pada lebah madu, ketika pemungutan suara terjadi saat menentukan kapan harus memindahkan sarang dari satu area ke area lain, itu adalah demokrasi,” kata Smith.
2. Rusa Merah

Hidup dalam kawanan besar membuat rusa merah eurasia menghabiskan banyak waktu untuk merumput atau berbaring saat merenung. Tetapi saat ingin berpindah tempat, beberapa rusa siap bergerak daripada yang lain.
Dari pengamatan para ilmuwan, kawanan rusa ini hanya akan bergerak bila 60 persen dari rusa dewasa berdiri. Melihat hal ini, para ilmuwan menyimpulkan, kawanan rusa ini menyampaikan pesan melalui suara kaki. Kawanan rusa pun lebih menyukai keputusan demokratis daripada otoriter.
3. Kerbau Afrika

Para kerbau afrika juga hidup dalam kawanan seperti halnya rusa merah. Hewan herbivora ini sering membuat keputusan kelompok tentang kapan mereka harus bergerak.
Pada 1990 an, para ilmuwan menyadari kegiatan para kerbau yang terlihat hanyalah perenggangan, ternyata merupakan perilaku memilih.
Para kerbau betina biasanya menunjukan preferensi mereka dengan berdiri, kemudian menatap ke satu arah, selanjutnya berbaring kembali.
“Hanya kerbau betina yang memilih, dan berpartisipasi terlepas dari status mereka dalam kawanan,” jelas ahli biologi David Sloan Wilson yang dimuat dalam penelitian tahun 1997.
4. Merpati

Merpati kerap kali terlihat terbang dengan membentuk susunan. Tetapi ada beberapa pemimpin kawanan yang linglung sehingga berpotensi menyebabkan koloninya kehilangan arah.
Ahli perilaku hewan di departemen zoologi Universitas Oxford, Dora Biro menyebut ternyata ada dua cara utama seekor pemimpin (merpati) dapat dilengserkan.
Pertama, pemimpin merpati mungkin menyadari bahwa dirinya sedang bingung, lantas mundur masuk ke kawanannya.
Kedua, seluruh kawanan mungkin menyadari bahwa ada yang salah dengan pemimpinnya kemudian memilih tidak mengikutinya.
5. Babun

Babun termasuk dalam kelompok kera (ape) dan bukan monyet (monkey). Hanya saja gaya pemerintahan mereka sama dengan simpanse yang masuk dalam kelompok monyet.
Karena itulah sesuai dengan masyarakat simpanse. Di mana konsesus betina, mengawasi seekor alfa jantan. Babun jantan tidak akan dominan juga tidak menjadi diktaktor.
Menurut ahli primata James Else Dan Phyllis Lee. Keputusan dari para babun dewasa akan menentukan kawanannya. Tetapi babun jantan yang memiliki pangkat tinggi, tampaknya mengambil keputusan terakhir.
Else dan Lee menulis dalam Primate Ecology and Conservation yang menyebut persetujuan dari dua betina paling berpengaruh dan jantan dewasa kerap kali diperlukan masyarakat babun untuk mengambil keputusan kelompok.
6. Simpanse

Tidak ada pemilihan pemimpin simpanse yang dilakukan secara formal. Selain itu tidak ada alfa jantan yang bisa memimpin dalam waktu cukup lama tanpa dukungan dari kawanannya.
“Jantan betina harus diterima sebelum dia kemudian mendapat statusnya, betina sangat memilih, dan jika dirinya tidak menyetujui alfa jantan, mereka tidak akan membiarkannya kawin dengan mereka, ucapnya.
7. kecoak

Kecoak memang tidak memiliki struktur yang kompleks layaknya semut dan lebah. Namun para peneliti mempresentasikan masing-masing lima kecoak dalam tiga tempat.
Hal yang unik adalah, alih-alih berperilaku semerawut, kelima kecoak ini bisa membagi waktu dengan baik. Hal ini menunjukan ada pembagian pekerjaan dengan baik.
“Tanpa komunikasi yang rumit, informasi global, dan perbandingan eksplisit dari peluang yang tersedia, hewan ini dapat menyesuaikan ketersediaan sumber daya,” simpulan para peneliti.