Ada banyak hal tak terduga yang mungkin sulit dipahami secara sederhana dari berbagai aspek lingkungan, salah satunya mengenai cara beberapa spesies makhluk hidup atau dalam hal ini hewan dalam melakukan proses berkembang biak.
Beberapa yang mungkin terbilang unik dan tak diduga sebut saja kebiasaan belalang sembah yang memakan kepala belalang jantan saat melakukan proses tersebut, atau perkembangbiakan kuda laut yang masa kandung telurnya justru akan dilakukan oleh kuda laut jantan, dan masih banyak lagi.
Namun dari sederet fenomena unik yang ada, terdapat satu keunikan lainnya yang baru-baru ini disimpulkan oleh para ilmuwan dan sukses menimbulkan keterkejutan, yaitu kemampuan mamalia paus bungkuk yang harus berkelana di laut lepas dengan jarak ribuan kilometer, demi bertemu pasangannya.
Bisa bayangkan seperti apa keunikan berenang menyusuri lautan dunia hanya untuk berkembang biak? Bagi hewan laut sebesar paus, hal tersebut sebenarnya memang bukan perkara mustahil.
1. Berkelana sejauh 6.000 kilometer
Memiliki nama ilmiah Megaptera novaeangliae, paus bungkuk diketahui biasa tinggal di wilayah Pasifik Utara ketika menghabiskan waktu musim panas, untuk mencari makan di sekitar Alaska dan Kanada.
Di luar masa itu tepatnya pada waktu musim dingin, ada sebuah penemuan yang meyakini jika beberapa paus bungkuk akan berkelana dengan jarak bervariasi mulai dari 4.000 kilometer, dalam kurun waktu sekitar kurang dari dua bulan, demi menemukan pasangannya di belahan bumi yang lain untuk berkembang biak.
Mengutip New Scientist, penemuan ini disampaikan oleh ilmuwan dari Whale Trust Maui di Hawaii, yakni James Darling, yang bersama rekannya mempelajari database foto lebih dari 26.000 individu paus bungkuk di Pasifik Utara yang diambil baik oleh fotografer profesional maupun amatir sejak tahun 1977.
Menilik secara historis, ada dugaan kuat jika memang sebagian besar paus bungkuk akan bermigrasi atau berkelana mencari pasangan hingga ke perairan dekat Meksiko dan Hawaii untuk berkembang biak.
2. Pembuktian di Hawaii dan Meksiko
Untuk membuktikannya, para ilmuwan mengamati tanda pigmen kulit yang berbeda dari setiap individu di bagian bawah ekor paus bungkuk, tanda tersebut memungkinkan mereka (paus) untuk bisa diidentifikasi secara akurat.
Hasilnya, dengan mengidentifikasi pola pigmen melalui bantuan perangkat lunak, para peneliti berhasil mengenali dua paus yang difoto di Hawaii dan Meksiko selama masa kawin pada musim dingin yang sama.
Lebih detail, ditemukan fakta jika seekor paus bungkuk jantan telah melakukan perjalanan sejauh 4.545 kilometer dalam kurun waktu 53 hari, meninggalkan kawanan paus bungkuk dari Olowalu di pulau Maui di Hawaii, untuk bergabung dengan sekelompok tiga paus yang diyakini betina di lepas pantai Isla Clarión di kepulauan Revillagigedo, Meksiko pada tahun 2006.
Sementara itu untuk paus kedua yang diyakini juga jantan, diduga telah melakukan perjalanan sejauh 5.944 kilometer dari selatan Zihuatanejo di Meksiko, ke perairan Selat Auʻau di Maui dalam kurun waktu 49 hari, pada musim dingin 2018.
Di sana, paus tersebut diketahui merupakan salah satu dari tujuh paus yang mengejar seekor betina dan ingin menjadikannya sebagai pasangan utama.
3. Kemampuan migrasi terjauh
Melihat hasil penemuan yang telah dimiliki oleh para peneliti, sebenarnya fenomena tersebut memang bukanlah hal yang aneh. Pasalnya, paus bungkuk sendiri termasuk ke dalam jajaran hewan yang mampu melakukan transmigrasi dengan rute terjauh.
Sekilas informasi, di posisi pertama ada saudara sesama paus yakni paus abu-abu yang diketahui memiliki rute transmigrasi sejauh 14.000 mil atau sekitar 22.530 kilometer, dari perairan Rusia yang dingin ke perairan Meksiko yang hangat.
Baru di posisi kedua, ada paus bungkuk yang sanggup bertransmigrasi sepanjang 13.600 mil atau sekitar 22.000 kilometer, dari Pasifik Utara ke perairan Alaska yang sejuk di musim panas. Di musim dingin, mereka kembali ke perairan yang hangat seperti Meksiko dan Hawaii untuk berkembang biak.
Foto: