Pernah mendengar nama salah satu hewan serangga kecil bernama tomcat? Mungkin tidak terlalu asing, hewan satu ini pernah membuat heboh masyarakat Indonesia karena adanya fenomena ‘serangan’, yang menyerbu kawasan pemukiman di beberapa daerah Jawa Timur pada tahun 2012 silam, tepatnya di kisaran bulan Maret. Salah dua wilayah yang kala itu diketahui mendapat serangan tomcat adalah Surabaya dan Situbondo.
Mengapa keberadaan tomcat begitu menghebohkan pada masanya?
Sedikit membahas detail mengenai tomcat, sebenarnya hewan satu ini memiliki banyak nama julukan di sejumlah wilayah berbeda, mulai dari semut semai, semut kayap, atau kumbang rove. Meski sebenarnya, nama ilmiah dari tomcat sendiri adalah Paederus littoralis.
Tomcat selama ini banyak diwaspadai karena apabila terkena racunnya secara langsung, akan memberikan efek samping yang cukup menyakitkan bagi kulit yaitu berupa gatal-gatal yang didahului dengan rasa panas. Jika tidak ditindak secara tepat, kondisinya bisa menjadi lebih buruk dan menyebabkan iritasi, bintik-bintik berair, serta menimbulkan bekas hitam pada kulit.
1. Menyiksa namun tidak mematikan
Menurut beberapa orang yang pernah terkena racun tomcat, disebutkan jika rasa panas yang dirasa pada kulit menyerupai rasa terbakar dan melepuh. Apabila digaruk atau disentuh tanpa hati-hati, efek tersebut akan meluas ke area permukaan kulit lainnya.
Terlepas dari kondisir tersebut, LIPI memstika jika efek yang ditimbulkan dari racun tomcat tidak terlalu bahaya dibandingkan racun berbisa hewan lainnya. Dijelaskan jika racun tomcat memang membuat korban menderita, namun tidak sampai mematikan karena tidak seganas racun ular kobra. Terlebih, dosis racun yang dikeluarkan dari serangga tersebut terbilang kecil.
“Racun tomcat tidak lebih berbahaya dibanding racun ular kobra, karena racun dalam tomcat hanya bersifat lokal, bukan seperti racun kobra yang menyebabkan kerusakan syaraf,” ujar perwakilan pihak LIPI, Hari Sutrisno.
Lebih detail, dijelaskan jika tomcat hanya menyimpan racun di dalam tubuhnya, racun tersebut baru akan keluar jika tubuhnya tergencet, semisal saat menempel di kulit dan secara spontan ditepuk. Racun tomcat sendiri disebut dengan nama paederin, dan kandungan itu lah yang menyebabkan kulit dapat terluka dan memunculkan rasa terbakar.
2. Mengapa tomcat menyerbu pemukiman manusia?
Masih menurut sumber yang sama, dijelaskan jika salah satu alasan kuat mengapa tomcat bisa melakukan invasi ke kawasan pemukiman adalah karena selama ini tomcat diketahui berhabitat di sawah. Namun, sawah-sawah tersebut sebagian dibangun menjadi kawasan pemukiman.
Saat sisa lahan sawah yang berada di dekatnya sampai di musim panen, hal tersebut membuat bahan makanan untuk tomcat tersedia cukup banyak sehingga populasinya ikut meningkat.
Apalagi, dibangunnya pemukiman juga bisa mengurangi populasi pemangsa alamiah tomcat seperti kodok dan kadal, sehingga rantai makanan terputus dan semakin meningkatkan populasi tomcat.
Mengenai sampainya kawanan tomcat ke wilayah pemukiman, hal tersebut diyakini karena mereka tertarik dengan cahaya lampu. LIPI mengungkap jika tomcat tertarik mendekati lampu berbahan merkuri seperti lampu neon.
Bukan cuma itu, jumlah tomcat yang menyebar juga diyakini dapat disebabkan oleh faktor perubahan iklim dan lingkungan yang disertai angin kencang, sehingga memengaruhi persebarannya.
Di samping itu, rupanya ada fakta menarik dari keberadaan tomcat, yaitu mengenai perannya sebagai predator dalam menjaga sawah dari serangan hama wereng batang coklat dan hama lainnya. Karena hal tersebut, sebenarnya selama ini tomcat sudah lama dikenal sebagai sahabat petani.
3. Tindakan bila terkena racun tomcat
Tidak menimbulkan kematian namun di saat bersamaan juga memberikan efek yang cukup menyiksa, karena itu tindakan tepat yang harus dilakukan apabila terkena racun tomcat memang sangat penting dan harus dipahami dengan baik.
Jika terkena gigitan serangga tomcat, usahakan jangan digaruk karena dapat membuat racunnya menyebar pada permukaan kulit. Hal pertama yang harus dilakukan adalah segera mencuci titik gigitan dengan sabun untuk menetralisir racun, setelahnya berikan salep gatal khusus untuk kulit yang disarankan oleh dokter.
Apabila ditindak secara tepat, disebutkan jika luka dari bekas gigitan tomcat umumnya akan membaik dalam kurun waktu minimal 10 hari atau paling lama tiga minggu.
Foto:
- Hanna Vivaldi/Bobo.grid.id
- Devrn & Flickr via klikdokter.com
- entomart via Wikimedia Commons
- artour_a/Flickr