Heboh macan kumbang di Kabupaten Bandung yang sudah memangsa 22 ayam

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Macan (Arnaya Ketut/Flickr)
Macan (Arnaya Ketut/Flickr)

Seekor macan kumbang terlihat di Kampung Cikaso, Desa Tanjungsari, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung. Macan tersebut diduga turun dari Gunung Masigit Kareumbi untuk memangsa beberapa ekor ayam. Karena kemunculan hewan liar ini warga mengaku cukup khawatir.

Warga menduga macan kumbang tersebut turun dari gunung karena habitatnya terganggu. Apalagi di kawasan Gunung Masigit memang masih terdapat habitat macan kumbang. Pihak BKSDA pun meminta warga yang bertemu dengan macan kumbang tidak membunuh hewan yang satu ini.

Lalu bagaiaman kronologi turunnya hewan ini ke pemukiman manusia? Berikut uraiannya:

1.  Penampakan macan kumbang

Macan tutul jawa (Hubert Rituit/Flickr)
Macan tutul jawa (Hubert Rituit/Flickr)

Penampakan macan kumbang masuk wilayah peternakan ayam di Kampung Cikaso, Kabupaten Bandung terekam video amatir warga. Dalam video berdurasi 10 detik itu terlihat seekor macan kumbang berjalan di wilayah yang menjadi peternakan tersebut.

Dalam video yang dimuat Detik, Rabu (20/7/2022) kemunculan hewan buas itu dilihat oleh salah seorang petugas keamanan di peternakan tersebut. Petugas keamanan bernama Yayat Hidayat ini mengungkapkan macan kumbang ini memangsa beberapa ekor ayam dan kejadiannya bukan yang pertama kalinya.

  Inovasi berkelanjutan dalam upaya menjaga ketahanan pangan

“Pertama macan itu masuk kandang pagarnya diancurin, terus diloncatin. Pas setelah Idul Adha ada sekitar 18 ekor (ayam), terus kedua ada 4 ekor (ayam), nah yang dalam video itu keburu ketahuan,” ujar Yayat.

Pihaknya menyebutkan kejadian terjadi pada Senin 18 Juli 2022. Menurutnya kemunculan macan kumbang telah beberapa kali terjadi. Yayat menyebut beberapa hari ini memang belum ditemukan lagi jejak macan tersebut. Namun biasanya hewan ini akan muncul pada malam hari.

Yayat menduga berkeliarannya macan kumbang di peternakan warga karena habitatnya telah terganggu bahkan rusak. Apalagi katanya, di kawasan Gunung Masigit memang masih terdapat habitat macan kumbang. Selain itu di di daerah tersebut ada penangkaran rusa, jalur off-road yang mengganggu macan.

2. Lakukan pengecekan

Macan tutul (Fabke.be/Flickr)
Macan tutul (Fabke.be/Flickr)

Toni Setiana yang merupakan Petugas Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA Wilayah 2 Soreang membenarkan macan tersebut telah turun ke area peternakan ayam. Bahkan pihaknya telah melakukan pengecekan ke lokasi munculnya hewan tersebut.

“Iya betul itu memang macan kumbang. BKSDA sudah mengecek langsung di lapangan hari Selasa kemarin, cuma kita belum ketemu lagi. Tapi kalau untuk kebenaran iya betul,” jelas Toni.

  World Wildlife Day, karena kehidupan margasatwa begitu penting

Toni mengungkapkan macan yang turun tersebut merupakan yang tersisihkan dari habitatnya. Menurutnya macan tersebut mencari wilayah lain karena kalah dengan pejantan lain. Karena kalah ini, jelas Toni, biasanya macan akan mencari makan di wilayah lain.

Karena itu Toni mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membunuh hewan tersebut. Apalagi, katanya, macan tersebut adalah salah satu hewan yang dilindungi. Dirinya pun menegaskan bahwa spesies kucing besar itu secara alamiah takut dengan keberadaan manusia.

“Kalau antisipasi jangan sampai, jika ada kejadian serupa, sebaiknya diusir saja tidak usah dilukai apalagi dibunuh. Karena pada dasarnya semua hewan kalau bertemu dengan manusia itu pasti takut, akan menghindar sendiri,” ujarnya.

3. Warga jangan khawatir

Macan tutul jawa (maryka Chaix/Flickr)
Macan tutul jawa (maryka Chaix/Flickr)

Tim Lapangan Hutan Konservasi Gunung Kareumbi, Rendi Muhammad mengatakan macan kumbang yang turun ke peternakan warga di Kabupaten Bandung berukuran besar. Meski begitu, macan tersebut tidak berasal dari Hutan Konservasi Gunung Kareumbi.

“Jadi katanya ini ada tiga titik, jadi bisa saja macan yang datang ke peternakan ayam itu bisa jadi yang dari (daerah) Cinini atau yang di Kubang. Yang jelas sepertinya yang kemarin turun bukan yang dari sini. Soalnya habitat yang ada di sana itu dekat ke Kubang,” ucapnya.

  8 spesies baru ini mengubah status burung di Indonesia pada 2022

Selain itu Rendi juga menyebut munculnya hewan buas ini bukan karena habitatnya terganggu. Tetapi karena memang karakteristik macan yang ingin memangsa hewan yang lebih kecil ukurannya. Dijelaskannya hewan ini daripada memakan babi hutan yang berukuran besar, lebih memilih mangsa yang lebih kecil,

Rendi juga menuturkan bahwa adanya rasa takut bila melihat manusia membuat hewan ini lebih memilih keluar pada malam hari. Karena itu di daerah Jawa Barat, belum ada kasus hewan buas ini yang menyerang atau membunuh manusia. 

“Baiknya hanya diusir saja. Jalan tengahnya peternakan tersebut mau memagari peternakan, tapi kalau peternakan mau bikin pagar khawatir datang ke masyarakat,” ucap Rendi.

Artikel Terkait