Katak dari neraka, spesies purbakala yang kekuatannya setara serigala atau harimau

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Kodok Merah/Darah, amfibi endemik Indonesia yang terancam punah (Simon Aleksander/Flickr)

Bila banyak yang mengira kodok merupakan hewan yang lemah, tetapi tidak bagi spesies yang satu ini, kodok neraka. Jangan coba-coba mendekati hewan yang satu ini bila tidak ingin terluka. 

Kodok ini memiliki kekuatan gigitan mencapai 2.200 Newton. Kekuatan gigitannya setara dengan predator seperti serigala dan harimau. Bahkan kodok ini dipercaya bisa memakan anak dinosaurus atau dinosaurus kecil. 

Lalu bagaimana kisah dari kodok ini? Dan mengapa dirinya sangat mengerikan? Berikut uraiannya:

1. Kodok neraka

Kodok tebu (Rob Valentic/Flickr)

Kodok neraka mungkin salah satu jenis kodok yang jangan sekali-kali didekati bila tidak ingin cedera. Namanya adalah kodok Beelzebufo yang diperkirakan memiliki kekuatan gigitan mencapai 2.200 Newton.

Kodok tersebut juga dikenal sebagai katak Pacman karena karakteristik bentuk bulat dan mulut besar mereka, mirip dengan karakter game video Pac-Man. Hewan amfibi yang dikenal sebagai seekor katak raksasa ini hidup di zaman Cretaceous atau Kapur Akhir yang berkisar antara 65-70 juta tahun lalu.

Fosil binatang amfibi ini pertama kali ditemukan dalam ekspedisi sekelompok paleontologis yang dikepalai oleh David W. Krause pada tahun 1993 dan baru dipublikasikan pada 2008. Hal ini karena sulitnya proses identifikasi dan penyatuan kerangka binatang amfibi ini yang terpecah dalam beberapa bagian.

  5 hewan dengan kemampuan migrasi terjauh, ada yang ke ujung bumi

Kekuatan gigitan kodok neraka atau kodok Beelzebufo bahkan sebanding dengan kekuatan gigitan predator seperti serigala atau harimau. Kodok yang hidup 68 juta tahun yang lalu di Madagaskar itu diperkirakan dapat memangsa dinosaurus kecil atau anak dinosaurus.

Kesimpulan tersebut diambil oleh tim ilmuwan berdasarkan penelitian terbaru terhadap kodok bertanduk besar dari Amerika Selatan yang identik dengan kodok Beelzebufo tersebut. Kodok tersebut adalah kodok bertanduk Amerika Selatan dari genus hidup Ceratophrys.

2. Hewan predator

Katak kaca (POSADA DE LOS ANDAKIES Reseva Ecoturística/Flickr)
Katak kaca (POSADA DE LOS ANDAKIES Reseva Ecoturística/Flickr)

Para ilmuwan mengatakan, kodok bertanduk besar Amerika Selatan yang hidup memiliki kekuatan gigitan yang mirip dengan kodok tersebut. Mereka merupakan jenis kodok predator mamalia. Hal ini tentunya tidak seperti spesies kodok lainnya yang kini bisa ditemukan.

“Tidak seperti kebanyakan kodok yang memiliki rahang lemah dan biasanya memakan mangsa kecil, katak bertanduk menyergap hewan sebesar dirinya—termasuk katak, ular, dan hewan pengerat lainnya,” kata Marc Jones, peneliti di Fakultas Ilmu Biologi University of Adelaide dan peneliti kehormatan di South Australian Museum yang dimuat National Geographic.

Beelzebufo memang berbeda dengan katak modern yang umumnya hanya memangsa binatang kecil, seperti serangga. Spesies ini kemungkinan dapat memangsa berbagai binatang berukuran lebih besar, mengingat ia dipersenjatai mulut berukuran raksasa.

  Benarkah Berang-berang berperan dalam menekan perubahan iklim?

Beelzebufo yang hidup di zaman Cretaceous, tentunya juga menyesuaikan ketersediaan mangsa pada zaman itu. Ilmuwan menyebut bahwa katak raksasa ini dapat memangsa bintang besar, seperti mamalia kecil, kadal, dan termasuk bayi dinosaurus.

Keunikan lain dari katak raksasa ini adalah kemungkinan bahwa ia termasuk jenis predator yang mengandalkan penyamaran dalam berburu. Maka dari itu, ketika mangsanya lewat, Beelzebufo dengan sigap akan membuka mulutnya dan menerkam mangsanya bulat-bulat.

Uniknya lagi, Beelzebufo kemungkinan tidak hidup pada area rawa-rawa, sungai, atau danau seperti katak pada umumnya. Namun, amfibi ini justru hidup pada area semi-arid atau kering dengan akses air yang terbatas. Kodok tersebut dalam banyak hal mirip dengan katak bertanduk yang masih hidup.

3. Kekuatan setara predator

Ilustrasi katak pucat | @wisely (shutterstock)

Para ilmuwan menyebut rahang kodok ini sangat kuat, sehingga memainkan peran penting dalam meraih dan menaklukkan mangsanya. Para ilmuwan menemukan, bahwa kodok jenis itu dengan lebar kepala 10 cm, kodok ini dapat memiliki kekuatan gigitan hampir 30 Newton atau sekitar 3 kg.

  14 spesies baru celurut ditemukan di Sulawesi, penemuan besar di kerajaan hewan

Menurut peneliti, Beelzebufo mungkin memiliki gigitan hingga 2.200 N. Kekuatan tersebut sebanding dengan predator mamalia yang tangguh seperti serigala dan harimau betina. Karena kekuatan gigitan ini, para peneliti yakin Beelzebufo akan mampu menaklukkan dinosaurus kecil dan remaja yang berbagi lingkungannya.

Sebuah percobaan penskalaan, peneliti membandingkan kekuatan gigitan dengan ukuran kepala dan tubuh. Mereka menghitung kekuatan gigitan kodok bertanduk besar yang ditemukan di hutan dataran rendah lembab tropis dan subtropis Amerika Selatan.

Berdasarkan hubungan skala mereka, para ilmuwan memperkirakan kekuatan gigitan kodok raksasa yang telah punah, Beelzebufo. Dengan lebar kepala hingga 10 cm, kodok bertanduk besar akan memiliki kekuatan gigitan hampir 500 N. Ini sebanding dengan reptil dan mamalia dengan ukuran kepala yang sama.

“Dan, berbicara dari pengalaman, kodok bertanduk memiliki gigitan yang cukup mengesankan, dan mereka cenderung tidak melepaskannya. Gigitan Beelzebufo besar akan luar biasa, jelas bukan sesuatu yang ingin saya alami secara langsung,” Ucap Profesor Lappin salah satu peneliti. 

Artikel Terkait

Terbaru

Humanis

Lingkungan

Berdaya

Jelajah

Naradata