Kenali 5 hewan paling aneh yang bisa ditemukan di gurun

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Rubah (Joachim S. Müller/Flickr)
Rubah (Joachim S. Müller/Flickr)

Gurun bukan tempat yang mudah untuk dijadikan habitat karena lingkungannya yang sangat ekstrim, panas di siang hari dan sangat dingin di malam hari. Kendati begitu, gurun yang tandus ternyata dihuni berbagai hewan yang menakjubkan yang dapat beradaptasi untuk membantu mereka bertahan dan berkembang.

Banyak dari makhluk ini tidak perlu minum dan memiliki kulit atau sisik yang memungkinkan mereka menimbun sedikit air yang mereka butuhkan. Beberapa telah berevolusi untuk bergerak dan aktif hanya di malam hari untuk menghindari terik matahari.

Lalu apa saja hewan yang paling aneh di gurun? Berikut uraiannya:

1. Rubah fennec

Rubah (Olivier Douard/Flickr)
Rubah (Olivier Douard/Flickr)

Hewan gurun tidak jauh lebih imut daripada rubah fennec (Vulpes zerda). Canids mungil ini lebih kecil dari kucing domestik, berukuran panjang 35,6 hingga 40,6 sentimeter, tidak termasuk ekornya. Rubah ini memiliki telinga yang sangat besar dapat tumbuh memanjang sekitar 10,2 cm hingga 15,2 cm.

Telinga ini membantu rubah mengeluarkan panas dan mendengarkan mangsa di bawah pesisir. Sedangkan rambut halus di kaki fennec membantunya untuk berjalan di atas pasir dan menggali untuk membuat sarang bawah tanah. Fennec tergolong hewan omnivora yang memakan tanaman, serangga, tikus, dan reptil.

  Hewan penyerbuk berpotensi punah, benarkah akan menyebabkan perang?

Menariknya, rubah fennec dapat bertahan tanpa air dalam periode yang cukup lama dikarenakan tubuhnya mengambil air dari sumber makanan dan berlindung di sarang bawah tanah saat siang. Hewan eksotik ini dapat hidup hingga 10 tahun di alam liar dan 13 tahun di penangkaran.

2. Armadillo berbulu

Armadillo (justin Str/Flickr)
Armadillo (justin Str/Flickr)

Armadillo berbulu ini adalah salah satu hewan unik yang bisa mengeluarkan suara jeritan ketika kondisinya terancam. Jeritan ini sangat mengerikan dan mirip dengan suara tangis bayi yang baru lahir. Penelitian yang diterbitkan pada tahun 2019 menunjukan bahwa jeritan ini dirancang untuk mengejutkan predator.

Jeritan ini juga untuk mengalihkan perhatian predator sehingga armadillo bisa melarikan diri. Armadillo berbulu yang menjerit kecil, beratnya hanya 0,86 kilogram. Mereka tinggal di gurun Monte di Argentina, Bolivia, dan Paraguay dan lebih menyukai tempat dengan tanah berpasir yang gembur di mana mereka dapat menggali liang.

Armadillo jarang minum karena ginjal meraka sangat efisien, dan mereka mendapatkan sebagian besar air yang didapatkan dari tanaman yang dimakan. Mereka juga memakan serangga dan hewan kecil lain seperti kadal dan tikus untuk menambah protein.

3. Kalajengking berbulu

Kalajengking berbulu (ucumari photography/flickr)
Kalajengking berbulu (ucumari photography/flickr)

Di antara banyak spesies kalajengking yang menyebut rumah gurun, kalajengking gurun berbulu (Hadrurus arizonensis) adalah yang paling menonjol. Kalajengking ini dapat berukuran antara 10,2 hingga 17,8 cm. Menurut Kebun Binatang Hogle Utah, ukuran tersebut menjadikannya sebagai kalajengking terbesar di Amerika Utara.

  14 spesies baru celurut ditemukan di Sulawesi, penemuan besar di kerajaan hewan

Kalajengking gurun berbulu ditemukan di gurun Sonora dan Mojave Amerika Utara, serta di Nevada dan Utah. Saat ingin kawin, kalajengking gurun berbulu jantan dan betina saling mengunci mirip pertandingan gulat. Kalajengking ini berwarna hijau zaitun yang bisa menyala di bawah sinar ultraviolet (UV).

Bila pejantan tidak segera melarikan diri setelah kawin, dia mungkin akan menjadi makanan pasangannya. Untungnya bagi manusia, kalajengking berbulu gurun lebih suka melarikan diri daripada menyengat, dan racun mereka relatif lemah. Bagi kebanyakan orang, sengatannya mirip dengan sengatan lebah.

4. Kelelawar telinga panjang

Kelelawar telinga panjang (Herpeton/Flickr)
Kelelawar telinga panjang (Herpeton/Flickr)

Hewan ini pernah dijuluki “kelelawar paling keras di dunia.” Kelelawar telinga panjang gurun (Otonycteris hemprichii) ditemukan di Afrika Utara dan Timur Tengah. Kelelawar bertelinga panjang ini berburu kalajengking dengan menjatuhkan mereka dari ketinggian sebelum memakannya.

Kelelawar ini juga kebal terhadap bisa kalajengking. Sedangkan peneliti Universitas Ben-Gurion Israel juga menemukan bahwa kelelawar telinga panjang ini dapat mengubah pengaturan pada sonar mereka, menggunakan satu jenis ekolokasi untuk mencari mangsa yang tinggal di darat seperti kalajengking dan jenis lain.

  Mengenal erabu, ular amfibi di perairan Indonesia

Kelelawar telinga panjang memiliki beberapa ciri khas, di antaranya, telinga yang panjangnya tiga perempat panjang kepala, selalu melipat telinga kala istirahat, memakan ulat, serta mempunyai kemampuan ekolokasi yang rendah. Jenis kelelawar ini terbang rendah sehingga rentan dengan serangan kucing domestik.

5. Kadal berduri

Kadal berduri (Nick Gale/Flickr)
Kadal berduri (Nick Gale/Flickr)

Belum lengkap bila menyebut hewan gurun yang aneh tetapi tidak ada kadal berduri ini. Kadal berduri ini hanya ditemukan di Australia. Mereka tumbuh hingga panjang 21 cm. Dari hidung ke ekor semua ditutupi dengan duri tajam yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap predator.

Kadal berduri juga memiliki dua kepala, salah satunya adalah kepala palsu berupa tonjolan yang berada di atas lehernya. Saat terancam, kadal berduri akan menurunkan kepala aslinya, menghadirkan kepala palsu sebagai umpan. Kadal berduri juga memiliki cara berjalan tersentak-sentak yang dapat membingungkan predator.

Meskipun terlihat menakutkan, kadal ini hanya memangsa semut. Penghuni gurun ini “minum” melalui kulit mereka, mengumpulkan embun dan kelembapan dari pasir dengan saluran kecil di antara sisik mereka. Saluran seperti jerami ini, yang mengarahkan tetesan berharga ke mulut kadal. 

Artikel Terkait

Terbaru

Humanis

Lingkungan

Berdaya

Jelajah

Naradata