Mengenal ikan tapah, hewan air tawar raksasa yang hidup di sungai Indonesia

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Ikan tapah (Abul Az Abu Jamil/Flickr)

Pada bulan Mei 2022 silam, masyarakat di Tebing Tinggi, Sumatra Utara menemukan ikan tapah raksasa yang menjadi viral di media sosial. Penemuan ikan raksasa ini pun menuai perhatian masyarakat luas karena jarang ditemui.

Ikan tapah biasanya dapat ditemukan di Indonesia bagian barat, khususnya Sumatra dan Kalimantan. Ikan ini belum masuk kategori ikan langka di Indonesia dan belum dilindungi. Tetapi beradasarkan IUCN Red List, ikan tapah masuk kategori punah.

Lalu bagaimana kisah penemuan ikan tapah ini? Dan bagaimana kondisi ikan ini di Indonesia? Berikut uraiannya:

1. Penemuan ikan tapah

Ikan tapah (Biodiversity Heritage Library/Flickr)

Ikan tapah seberat 65 kg berhasil ditangkap oleh sejumlah warga kala memancing di Sungai Padang, Kota Tebing Tinggi, Sumatra Utara, Minggu (27/3). Momen penangkapan ikan raksasa itu direkam dan videonya diunggah di akun media sosial Facebook.

Pada video tersebut memperlihatkan enam orang warga yang kesulitan mengangkat ikan karena bobotnya di atas rata-rata. Mereka kemudian berfoto bersama. Orang-orang tersebut juga menyatakan bahwa ini adalah monster sungai.

“Penemuan monster sungai, ikan tapa hasil mancing semalam bersama kawan-kawan para pemancing di sungai Dipo Titi Gantung, Kota Tebing Tinggi, Sumatra Utara. Diperkirakan beratnya kurang lebih 65 kg,” tulis narasi di video.

  Menguak misteri kepunahan hiu megalodon 3 juta tahun yang lalu

Raden salah seorang warga menyebut awalnya ikan tersebut terkena kail salah satu warga yang memancing. Namun karena ukuran begitu besar, kail tidak mampu mengangkat ikan, sehingga warga lain datang membantu melemparkan pancing supaya mata kailnya nyangkut di tubuh ikan.

Ketika ikan berhasil di darat, para pemancing lantas menimbangnya. Dari sini berat ikan ditaksir mencapai 65 Kg. Ikan selanjutnya dibeli oleh salah seorang warga seharga Rp700 ribu. Penemuan ikan ini memang menuai perhatian masyarakat luas karena jarang ditemui.

2. Apa itu ikan tapah?

Ikan tapah (Aristoheliam/Flickr)

Ikan tapah atau wallago adalah ikan air tawar yang mulai langka di Sumatra Selatan. Menurut ikanesia, tapah masuk dalam jenis ikan Filum Cordata, genus Wallago, spesies Wallago leeri. Habitat ikan tapah umumnya di sungai, mereka mudah dijumpai di daerah Sumatra.

Pasalnya di daerah tersebut banyak sekali ditemukan sungai. Ikan tapah ini biasanya ditemukan di sungai besar yang dalam dengan aliran air lambat. Selain itu, bisa juga ditemukan di bendungan dan air tawar lainnya.

  Misteri ratusan paus terdampar dan mati di Australia

Habitat ikan tapah umumnya di sungai, mereka mudah dijumpai di daerah Sumatra, karena di sana banyak sekali sungai. Ikan tapah termasuk hewan karnivora alias pemakan daging. Beberapa makannya seperti hewan amfibi, udang, dan ikan yang lebih kecil.

Dijelaskan dari Kumparan, ikan berkumis ini bisa tumbuh mencapai panjang 2,5 meter. Ikan ini punya bentuk badan memanjang dan padat. Kepalanya lebar, gigi tajam, dengan mulut besar yang sudutnya mencapai bagian belakang.

Mata ikan tapa kecil, memiliki dua pasang duri dengan sirip belakang yang panjang. Warna tapah umumnya kehitam-hitaman, abu-abu, cokelat, dan ada pula yang albino. Hebatnya, tapah bisa hidup pada kondisi oksigen yang rendah.

Ikan ini menjadi buruan nelayan Sumut untuk dijadikan hidangat lezat. Sama seperti gabus, patin, belida, toman, dan tapah banyak dikonsumsi oleh masyarakat Sumut. Biasanya ikan ini diolah menjadi pepes, pindang, dan menjadi bahan baku utama pembuatan pekasem (ikan yang difermentasi).

3. Tetap terancam punah

Ikan tapah (Vijay Anand Ismavel/Flickr)

Ahli Peneliti Utama Bidang Ikan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Haryono menjelaskan ikan tapah adalah ikan air tawar asli Indonesia. Selain di Indonesia, habitat ikan ini juga ditemukan di sungai-sungai di berbagai negara Asia, terutama Pakistan, India, Myanmar, dan Afghanistan.

  Masuk ke habitat harimau sumatra, pemburu rusa diduga diterkam 2 'Datuk Belang'

Dr Mohammad Rasyid Ridho dari Universitas Sriwijaya mengatakan bahwa ikan tapah termasuk ikan tawar di perairan Sumatra yang keberadannya cukup sulit ditemukan. Selain itu pembudidayaan cukup sulit sehingga pemerintah perlu turun.

“Diperlukan upaya perlindungan untuk melestarikannya. Pembibitan dan pembudidayaan cukup sulit, sementara konsumsi dan perburuannya masif. Perlu kebijakan dari pemerintah untuk penelitian, pembibitan, dan penangkarannya,” ujarnya yang dimuat Mongabay Indonesia.

Menurut Rasyid yang pernah melakukan penelitian ikan tapah di Kabuapten Ogan Komering Ilir (OKI), ikan tapah akan muncul saat peralihan musim kemarau menuju musim penghujan, karena saat tersebut adalah masa pembiakan.

Beradasarkan IUCN Red List, ikan tapah masuk kategori rawan punah, dikarenakan tingginya angka konsumsi oleh masyarakat di sekitar sungai. Dalam berkembang biak, ikan tapah melakukannya di aliran sungai dangkal dengan cara bertelur atau ovipar.

Artikel Terkait

Terbaru

Humanis

Lingkungan

Berdaya

Jelajah

Naradata