Mengenal monyet mungil berambut emas yang hampir punah

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Tamarin (Torri Murray/Flickr)

Tahukah mau terdapat jenis monyet kecil lucu berwarna emas yang keberadaannya hampir punah? Ya nama monyet tersebut adalah Tamarin Singa Emas. Hewan ini berasal dari salah satu hutan hujan timur negara Brasil yaitu Hutan Pantawi Altantik Brasil.

Monyet kecil ini juga sering disebut dengan Golden Lion Tamarin dan juga Golden Marmoset merupakan salah satu spesies hewan endemik hutan dataran rendah. Spesies ini belum diketahui keberadaannya oleh masyarakat. Namun pada kenyataannya hewan satu ini kini terancam punah.

Lalu bagaimana kisah monyet Tamarin ini? Dan mengapa monyet ini terancam punah? Berikut uraiannya: 

1. Monyet Tamarin?

Tamarin (Southern Cal. guy/Flickr)

Tamarin Singa Emas adalah spesies monyet kecil yang awalnya ditemukan di hutan Amerika Selatan. Nama ini berasal dari ciri khasnya dengan memiliki warna rambutnya yang emas, dan kuningan keemasan hingga warna merah sedikit oranye.

Warna keemasan tersebut berasal dari karotenoidnya (pigmen warna dalam makanan hewan) juga dari reaksi antara rambut hewan dengan sinar matahari sekitarnya. Hewan ini memiliki rambut di sekitar wajah monyet yang jauh lebih panjang dan menutupi bagian leher, dagu dan tengkuknya dibandingkan bagian lainnya.

  Inilah kodok tebu raksasa, sang peneror lingkungan di Australia

Monyet ini cenderung hidup berkelompok dengan 2-8 anggota lainnya. Setiap anggota akan memiliki satu pasangan untuk berkembang biak selama musim hujan, sekitar bulan September hingga Maret setiap tahunnya. Hewan ini akan aktif melakukan proses perkembangbiakkan hingga mencapai usia sekitar 3 tahun.

 Anggota betina akan mengalami proses kehamilan selama empat bulan, kemudian melahirkan bayi yang akan dijaga dan dirawat bersama-sama dalam kelompoknya. Tamarin Singa Emas betina biasanya akan dewasa secara seksual mulai usia 18 bulan, sedangkan yang jantan 24 bulan.

Tamarin Singa Emas merupakan hewan monogami yang artinya hanya akan memiliki satu pasangan selama hidupnya. Di alam bebas, kebanyakan monyet kecil berbulu emas ini dapat bertahan hidup hingga delapan tahun lamanya dan mencapai 15 tahun apabila tinggal di pekarangan.

2. Persebaran Monyet Singa Emas

Tamarin (Torri Murray/Flickr)

Monyet ini tidak begitu banyak tersebar keberadaannya di dunia. Di Brasil, hewan ini tinggal hanya di tiga wilayah kecil, yaitu Cagar Biologi Poco das Antas, Cagar Biologi Fazenda Uniao, dan bidang tanah sisihan Program Reintroduksi Negara Brasil.

  Ekspor lintah hasilkan cuan berlimpah masyarakat Bengkulu

Hewan kecil berwarna emas ini cenderung untuk tinggal di pepohonan. Dia akan beraktivitas dari cabang ke cabang pohon dengan jari tangan, kaki, dan ekornya untuk mencari makan. Monyet ini akan tidur di cekungan pepohonan atau tumbuhan merambat di malam hari.

Monyet kecil ini cenderung memiliki hubungan yang saling menguntungkan dengan banyak tumbuhan di hutan, bersimbiosis mutualisme dengan alam. Karena termasuk dalam hewan omnivora, maka hewan ini cenderung memakan apa saja yang disediakan oleh alam.

Mulai dari mengonsumsi buah, bunga, dan tumbuhan lainnya di pagi hari hingga memangsa serangga dan hewan kecil atau vertebrata lainnya di sore hari. Ketika hewan ini sedang berkelana mencari makannya di alam, tumbuhan akan menyediakan makanan baginya.

Dan sesudah dia mengekstrak kekayaan alam, baik hayati maupun nabati di alam, hewan ini akan membantu regenerasi hutan dan membantu menjaga keanekaragaman genetik tumbuhan di hutan dengan melakukan penyebaran benih di hutan.

3. Status konservasi

Tamarin (Terry White/Flickr)

Namun kondisi monyet tamarin singa emas termasuk hewan konservasi yang hampir punah keberadaannya di Daftar Merah IUCN, walaupun dengan populasi yang stabil. Pada tahun 2008, diperkirakan hanya terdapat sekitar 1000 ekor tamarin singa emas dewasa dan 3200 ekor total dari semua usia di alam liar.

  Hiu paus, spesies yang dikeramatkan bagi masyarakat pesisir Indonesia

Telah diupayakan pelaksanaan program penangkaran dan pelepasliaran yang cukup berhasil. Namun kenyataannya kian berjalannya waktu, keberadaanya tetap terancam. Hal ini karena hilangnya habitat tempat tinggal akibat dari meningkatnya aktivitas pembangunan daerah tempat tinggal.

Kini adanya pembangunan jembatan hutan, di jalanan jembatan di Brazil diharapkan mempermudah monyet agar bisa menyebrang. Hal ini dilakukan agar monyet ini tidak berinteraksi dengan kendaraan yang sering mencelakakan para monyet tersebut. 

Pembangunan jembatan ini, menjadi salah satu upaya konservasi untuk mempertahankan keberadaan Tamarin Singa Emas. Sebelumnya, beberapa upaya selama beberapa dekade terakhir telah berhasil meningkatkan jumlah populasi tamarin.

Namun karena wabah demam kuning pada 2018 menyerang, populasi mereka punah hingga 32 persen. Seperti yang dilaporkan oleh Reuters, 10 Desember 2021, hingga saat ini diperkirakan hanya ada 2.500 tamarin singa emas yang masih hidup di alam liar.

Artikel Terkait

Terbaru

Humanis

Lingkungan

Berdaya

Jelajah

Naradata