Mengenal erabu, ular amfibi di perairan Indonesia

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Ular laut erabu | @Erwin Poliakoff (flickr)
Dari sebagian besar ular laut yang tersebar di perairan Indonesia, salah satunya adalah ular belang laut, atau lazim disebut sebagai ular erabu.
 
Ular belang laut ini umum ditemukan di perairan-perairan sekitaran Jawa, Kalimantan, dan Bali. Lahir dari marga Laticauda, spesies ular ini merupakan salah satu spesies ular amfibi yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di laut, namun kadang datang ke darat untuk bereproduksi.
 
Tak heran ular ini bisa ditemukan di pesisir pantai untuk meletakkan telurnya dan berjemur. Pendek kata, gaya hidup ular semi-akuatik ini telah berkembang dan memiliki morfologi yang khusus.
 
Lalu, seperti apa catatan-catatan lain terkait ular ini? Berikut ulasannya.

1. Memiliki kontribusi pada ekosistem

Ular ini berkontribusi menjaga keseimbangan populasi ikan dan belut. Selain menjadi pemangsa, ular ini merupakan mangsa bagi banyak predator pemakan daging, baik di darat maupun di laut.
 
Secara fisik, ular ini memiliki sisik ventral dan bentuk tubuh silinder yang khas dari ular darat, sebuah fitur yang tidak dimiliki oleh ular laut asli.
 
Hal ini membantu dalam menjelajahi darat dan di pohon-pohon rendah. Sama seperti ular laut lainnya, ekornya berbentuk dayung, yang memberikan gerakan cepat di air.
 
Ular laut erabu menampilkan corak belang-belang vertikal yang menghiasi seluruh tubuhnya. Lain itu, spesies ular ini juga memiliki dimorfisme seksual. Yang betina memiliki tubuh lebih berat dan sekitar sepertiga lebih panjang dari jantan.
 
Kepala dan ekor ular ini terlihat mirip, dan berfungsi untuk membingungkan predator sehingga mengarahkan serangan mereka ke ekornya, di mana luka yang disebabkan tidak akan begitu serius.
 
Kepalanya kecil berwarna abu-abu kebiruan memang sedikit berbeda dari tubuhnya yang memiliki sisik berspasi teratur.
 
Ular ini akan pergi ke daratan, khususnya pada pulau terpencil untuk beristirahat, mencerna makanannya, dan mengganti kulit. Hal lainnya yang dilakukan adalah bertelur, dengan jumlah yang bervariasi, antara 4-20 butir telur.
 

2. Berbahayakan bagi manusia?

Ular ini memiliki bisa yang sangat kuat seperti ular laut lainnya, meski begitu ular laut erabu bukan melihat penyelam sebagai ancaman, dan jarang sekali terjadi kasus menggigit penyelam. Meski begitu, bagi Anda yang menyenangi aktivitas diving atau snorkeling, ada baiknya meningkatkan kewaspadaan terhadap ular ini.
 
Sejatinya, masing-masing jenis kelamin spesies ular ini memiliki kebiasaan berburu yang berbeda, tapi keduanya tetap bakal memangsa belut sebagai santapannya, terutama bagi ular yang sudah dewasa. Sementara ketika masih kecil, mereka akan memangsa ikan, cumi-cumi, kepiting, dan telur ikan.
 
Ular betina lebih cenderung memangsa pada belut lebih besar yang berada pada celah-celah terumbu karang, sementara yang jantan lebih tertarik berburu belut yang ukurannya lebih kecil di dasar laut.
 
Jika berada di lingkungan pantai, ular ini akan berburu saat air laut surut dengan mencari sisa-sisa makanan. Ular erabu juga kadang ditemui di hutan-hutan bakau yang memiliki kedalaman 10 meter.

3. Status konservasi

Secara umum, ular belang erabu tak memiliki masalah konservasi di Indonesia. Meski begitu bukan berarti bisa diburu atau menjadi sasaran eksploitasi. Karena memang kehadiran mereka juga untuk menjaga ekosistem laut dan perairan, seperti yang disebutkan di atas.
 
Foto:
  Keunikan kelelawar soppeng yang dipercaya sebagai penjaga kota

Artikel Terkait