Lumba-lumba ternyata memiliki cara unik untuk mengenali temannya. Percaya atau tidak, mereka mengenali kawannya tidak menggunakan wajah, apalagi berjabat tangan. Mereka perlu mencicipi urine untuk bisa membedakan teman dari satu kawanan atau bukan.
Bagi lumba-lumba hidung botol, rasa urine dan bunyi suara sangat memungkinkan mereka mengenali teman-temannya dari kejauhan. Penjelasan ini terungkap dalam sebuah riset penelitian yang dilakukan oleh beberapa ilmuwan dari Amerika Serikat.
Lalu bagaiman penjelasan mengenai kemampuan unik ini? Berikut uraiannya:
1. Lumba-lumba dan urine

Lumba-lumba hidung botol merupakan hewan yang memiliki keunikan untuk bisa saling mengenal kawannya. Mamalia laut itu harus mencicipi rasa urine lumba-lumba lain untuk bisa membedakan teman dari satu kawanan atau bukan.
Hal ini terungkap dalam sebuah riset penelitian yang dilakukan beberapa ilmuwan dari Stephen F Austin State University di Texas, AS. Sebelumnya, para ilmuwan yakin cara komunikasi lumba-lumba hanya melalui vokal. Seperti mengeluarkan suara khas untuk berkomunikasi, termasuk memberi sinyal.
Tetapi dari penelitian yang telah dipublikasikan dalam jurnal Science Advances mengungkapkan mamalia air itu juga merasakan urine lumba-lumba lain untuk dapat membedakan apakah lumba-lumba itu berasal dari kawanannya atau bukan.
“Ini penting karena lumba-lumba adalah vertebrata pertama yang terbukti memiliki pengakuan sosial melalui rasa saja,” tulis Jason Bruck seorang peneliti dari Stephen F Austin State University yang dimuat Kumparan.
Para ilmuwan dari penelitian itu melihat adanya interaksi antara individu lumba-lumba tanpa memberikan sinyal vokal. Padahal cara itu, sebelumnya menjadi penanda untuk bisa berkomunikasi dengan teman kawanannya. Ternyata setelah penelitian ini berbeda hasilnya.
2. Menyentuh alat kelamin

Para ilmuwan mencoba membuktikan dugaan ini dengan memberikan sampel urine kepada delapan ekor lumba-lumba di sebuah kolam, dari beberapa lumba-lumba yang berasal dari kawanannya dan bukan. Hasil yang didapat ternyata diluar dugaan.
Kedelapan lumba-lumba itu mengenali dan tertarik dengan urine yang berasal dari kelompoknya. Sedangkan saat diberi urine dari kawanan lumba-lumba lain, mereka tidak dapat mengenali dan tak merespon dengan baik. Hal ini seperti membuktikan dugaan tersebut.
Bruck menjelaskan lumba-lumba menggunakan mekanisme agar selalu membuka mulutnya supaya bisa mengenali kawanannya. Bahkan tanpa adanya penanda suara yang diberikan lumba-lumba lain, mereka bisa mengenali satu dan lainnya di sebuah kelompok dan mengingatnya hingga lebih dari 20 tahun.
“Lumba-lumba menjaga mulutnya untuk tetap terbuka dan mengambil urine lebih lama dari lumba-lumba lain yang dikenalnya,” papar Bruck yang dikutip dari AFP.
Penelitian ini menjelaskan bahwa lumba-lumba akan menggunakan rahangnya untuk bisa menyentuh alat kelamin lumba-lumba lain. Bruck berpendapat bahwa hal ini menjadi cara mereka berinteraksi sekaligus untuk bisa mencicipi rasa urine lumba-lumba lain.
3. Kandungan lemak

Bruck dan rekannya mengungkapkan adanya senyawa lipid atau lemak dalam urine lumba-lumba digunakan sebagai penanda. Senyawa ini memberikan informasi seperti layaknya feromon pada hewan jenis lainnya. Hal inilah yang mempengaruhi perilaku satu sama lain.
“Kami berpikir bahwa kemungkinan lumba-lumba juga dapat mengekstrak informasi lain dari urine, seperti keadaan reproduksi atau menggunakan feromon untuk mempengaruhi perilaku satu sama lain,” sebutnya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan ini telah memberi informasi mengenai cara komunikasi antar lumba-lumba. Para ilmuwan yakin, adanya polusi bahan kimia di laut, seperti tumpahan minyak, dapat menghambat komunikasi lumba-lumba dengan kawannya.
Namun mempelajari gen pada lumba-lumba dapat meningkatkan pemahaman tentang cara kerjanya kepada manusia. Pekerjaan itu juga dapat memiliki implikasi lain seperti polusi yang disebabkan manusia berupa tumpahan minyak atau limpasan kimia lain.
Hal ini dijelaskan ternyata memberi dampak buruk kepada para spesies lumba-lumba. Seperti menghambat kemampuan lumba-lumba untuk memberi sinyal satu sama lain. Kata Bruck, artinya itu lebih banyak menimbulkan kerusakan daripada yang diperkirakan sebelumnya.