5 fakta mencengangkan cacing kepala palu, unik tapi berbahaya

Bentuk kepala layaknya martil atau palu ternyata bukan cuma dimiliki hiu, yang membuat mereka dijuluki hiu martil atau hammerhead shark. Rupanya, di darat juga ada hewan dengan ukuran jauh lebih kecil yang memiliki ciri serupa, yakni cacing kepala palu.

Kerap dijuluki cacing martil (hammerhead worm), hewan ini masuk dalam jenis cacing pipih yang masih berkerabat dengan cacing planaria darat. Disebutkan kalau cacing ini awalnya hanya berasal dari Asia Tenggara, tapi kini sudah menyebar di seluruh dunia.

Cacing ini memiliki ukuran sekitar 5-8 sentimer saat masih kecil. Namun saat sudah tumbuh, panjangnya bisa melebihi 20 sentimeter. Meski memiliki wujud unik, namun hewan yang memiliki nama ilmiah Bipalium sp. ini punya fakta mencengangkan yang tak terduga.

Fakta apa saja yang dimaksud?

1. Memiliki racun mirip ikan buntal

Menukil penjelasan dari laman ThoughtCo. disebutkan kalau cacing kepala palu termasuk hewan berbahaya karena punya senjata mematikan berupa racun. Lebih detail, kandungan racunnya terdiri dari neurotoxin dan tetrodotoxin.

Racun tersebut disinyalir akan mereka gunakan untuk melumpuhkan mangsa dan mencegah ancaman predator. Menariknya, racun tersebut serupa dengan racun yang terdapat pada hewan laut mematikan lain seperti ikan buntal dan gurita cincin biru.

2. Kanibal dan memakan jaringan tubuh sendiri

Racun saja belum cukup, fakta mencengangkan lain dari hewan satu ini adalah kenyataan kalau mereka merupakan salah satu hewan kanibal. Mereka biasanya memakan sesama cacing martil yang berukuran lebih kecil.

Bahkan mereka juga memiliki kemampuan bertahan hidup dengan cara memakan jaringan tubuhnya sendiri. Bagaimana bisa?

Cara tersebut terjadi ketika cacing kepala palu memakan mangsa seperti serangga kecil atau siput. Mereka kemudian akan menyimpan makanan dalam vakuola atau selaput di lapisan lendir pencernaan. Selaput itu lah yang biasanya akan mereka makan sendiri dalam beberapa pekan setelahnya.

Yang menakutkan, cacing kepala palu juga disebut sebagai cacing invasif yang kerap memangsa cacing tanah. Hal tersebut dikhawatirkan dapat merusak ekosistem dan memusnahkan populasi cacing tanah, karena selama ini mereka berperan dalam menyuburkan lahan.

Berstatus hampir punah, ini fakta hiu karpet berbintik khas Raja Ampat

3. Berkembang biak mandiri

Memiliki jenis kelamin ganda dan bisa berperan baik sebagai jantan atau betina. Kondisi tersebut membuat cacing kepala palu masuk kategori sebagai hewan hermafrodit. Mereka dapat berkembang biak dan membuahi telur di dalam dirinya sendiri.

Namun di samping itu, mereka juga mampu bertukar sel gamet dengan cacing lain melalui sistem sekresi seperti pada umumnya. Proses perkembangbiakan yang dialami juga terbilang cepat, di mana telurnya akan menetas dalam waktu tiga minggu.

4. Berbagai macam warna

Jika melakukan penelusuran di mesin pencari, maka akan muncul cacing kepala palu dengan warna yang beragam. Ternyata hal itu merupakan salah satu kemampuan unik, di mana biasanya warna anak cacing dengan indukannya kerap berbeda, meski satu keturunan.

Cacing kepala palu kerap dijumpai dengan warna bernuansa abu-abu, coklat, kuning, emas, dan hijau.

5. Hewan yang tidak dapat mati

Fakta paling mencengangkan yang tidak bisa dilewatkan dari hewan ini adalah mengenai kemampuan hidup abadi atau tidak dapat mati. Kondisi tersebut juga berangkat dari kemampuan mereka dalam bereproduksi secara mandiri.

Mereka memiliki kemampuan untuk menumbuhkan kembali tubuhnya meskipun sudah dipotong-potong. Kemampuan untuk tumbuh dengan sendirinya itu justru membuat hewan ini dapat berkembang menjadi berlipat ganda.

Seorang zoologist bernama Lindsay Nikole di platform TikTok membagikan informasi mengenai satu-satunya cara untuk membunuh hewan ini. Adapun caranya adalah pertama, menjebak cacing kepala palu dalam wadah tertutup. Kemudian menaburi garam atau cuka ke dalam wadah tersebut.

Lalu, wadah cacing tersebut disimpan dalam freezer selama 48 jam. Nantinya, cacing kepala palu akan musnah dengan cara larut bersama garam atau cuka di wadah tersebut.