Jadi spesies terbesar di dunia, mengapa bunga ini dijuluki anggrek macan?

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Anggrek tebu (azhar ismail/Flickr)

Anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) merupakan jenis anggrek terbesar di dunia. Anggrek tebu yang juga dijuluki anggrek macan ini memiliki tinggi batang semuanya sekitar 1,5 meter hingga 3 meter.

Bunganya berwarna kuning dengan bintik-bintang coklat, merah, dan merah kehitaman. Tangkai bunga keluar di pangkal tangkai rumpun. Motif inilah yang membuat sebagian orang menyebutnya anggrek macan.

Lalu apa penjelasan mengenai anggrek macan ini? Dan bagaimana tanaman ini agar masih bertahan hingga kini? Berikut uraiannya:

1. Anggrek tebu

Anggrek tebu (chris simiand/Flickr)

Anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) merupakan jenis anggrek terbesar di dunia. Anggrek tebu yang juga dijuluki anggrek macan ini memiliki tinggi batang semuanya sekitar 1,5 meter hingga 3 meter.

Berdasarkan tipe pertumbuhannya, jenis ini termasuk tipe simpodial. Artinya tidak memiliki batang utama, bunga ke luar dari ujung batang dan berbunga kembali dari anak tanaman yang tumbuh.

Batang semu dan daunnya akan terkulai dari pangkal saat tua. Anggrek adalah tumbuhan epifit (menumpang) pada pohon-pohon besar di dataran rendah beriklim tropis. Spesies ini dikenal dengan nama anggrek tebu, karena kemiripan daunnya dengan tanaman tebu.

  Tanaman bioenergi sebagai potensi sumber energi baru di masa depan

Anggrek raksasa ini merupakan salah satu dari 5.000 – 6.000 jenis anggrek yang tumbuh di Indonesia. Jenis anggrek ini tersebar secara alami di kawasan Asia Tenggara, mulai dari Myanmar, Thailand, Laos, Vietnam, Indonesia, hingga New Guinea.

Sementara itu di Indonesia, bunga ini bisa ditemukan di Pulau Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku, hingga Papua. Sedangkan ciri utama anggrek macan adalah ukurannya yang besar.

Selain itu bunga anggrek ini berwarna kuning dengan bintik-bintik berwarna coklat, merah, atau merah kehitam-hitaman. Bunganya bisa tidak mudah layu dan bertahan lama. Meskipun telah dipotong dari batangnya, bunganya mampu bertahan hingga 2 bulan.

Tanaman bunga anggrek tebu tumbuh di sela-sela atau pangkal pohon besar di daerah rendah yang beriklim tropis. Anggrek tebu membutuhkan sinar matahari langsung. Warnanya bisa berbeda jika disilangkan dengan warna lain induk anggrek lainnya.

2. Asal usul penamaan

Anggrek macan (chris simiand/Flickr)

Nama generic anggrek tebu yaitu Grammatophyllum sesungguhnya berasal dari bahasa Yunani untuk huruf gramma dan daun phyllon. Sebutan ini merujuk pada tanda-tanda gelap dan mencolok pada kelopak bunga.

  Anggrek unik kembali ditemukan di Gunung Nok Papua Barat

Salah satu anggrek tebu paling besar yang pernah tercatat adalah saat pameran besar tahun 1851 di Hyde Park di London. Saat itu dipajang anggrek tebu dengan berat dua ton dalam satu rumpun.

Sementara itu dengan alasan bunga yang cantik, anggrek tebu kini menjadi jenis yang banyak diminati masyarakat. Berdasarkan penelitian Ellok Dwi Sulichantini Susylowati dan Ariya Ramadhan dijelaskan mengenai sulitnya ditemukan anggrek tebu di habitat aslinya.

Hal ini menurut mereka karena faktor perubahan atau rusaknya habitat, akibat penebangan hutan dan alih guna lahan. Eksploitasi anggrek tebu di alam, dijelaskannya akan mengakibatkan kepunahan.

Peneliti lantas mendorong upaya kegiatan konservasi. Salah satu cara, dengan teknik perbanyakan kultur jaringan. Ini dapat dilakukan tanpa perlu adanya asosiasi dengan mikoriza.

“Teknik kultur jaringan merupakan solusi perbanyakan biji yang tidak mempunyai cadangan makanan seperti anggrek, menggunakan media buatan kaya nutrisi,” jelas mereka dalam Jurnal AGRIFOR Volume XIX Nomor 2, Oktober 2020 berjudul Respon Morfogenesis Eksplan Pucuk Anggrek Tebu (Grammatophyllum speciosum Blume) Secara In Vitro terhadap Beberapa Konsentrasi Kinetin yang dimuat Mongabay Indonesia.

3. Konservasi anggrek

Anggrek tebu (azhar ismail/Flickr)

Pada tahun 2018, BRIN (ketika itu LIPI) sudah melaksanakan konservasi anggrek tebu melalui kegiatan eksplorasi di hutan-hutan Indonesia, dengan pengembangan secara in vitro maupun ex vitro termasuk pengembangan benih sintetik.

  Keindahan pohon tabebuia, pemandangan 'sakura' yang bisa dinikmati di Indonesia

“Ukuran tanaman dan perbungaan yang besar, serta bunga yang menarik menjadikan jenis ini terancam di habitat alaminya,” tulis BRIN.

Padahal anggrek tebu sering dimanfaatkan masyarakat di kalimantan untuk mengobati mioma. Penyakit ini adalah pertumbuhan massa atau daging di dalam atau luar rahim wanita yang tidak bersifat ganas.

“Bagian anggrek tebu yang digunakan sebagai obat adalah batang dan daun,” tulis Tri Suwarni Wahyudiningsih, Yanetri Asi Nion, dan Pahawang dalam Jurnal Biodjati dalam judul Pemanfaatan Anggrek Spesies Kalimantan Tengah Berbasis Kearifan Lokal yang Berpotensi Sebagai Bahan Obat Herbal.

Caranya batang dan daun dicuci bersih kemudian direbus menggunakan air 400 ml selama 15 menit. Setelah dingin, air rebusan disaring dan dapat diminum dua kali sehari. Tetapi sejauh ini kajian pemanfaatan anggrek di Indonesia untuk obat herbal belum diteliti.

Artikel Terkait