Matoa, flora yang bermanfaat dari batang sampai ke biji

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Pohon matoa (Cerlin Ng/flickr)

Ada berbagai jenis buah endemik yang dimiliki setiap daerah Indonesia, termasuk di antaranya wilayah Papua sekalipun. Tidak hanya buah merah yang sudah banyak dikenal, satu jenis buah lain yang tak kalah populer dari tanah Papua adalah Matoa.

Tersebar di hampir seluruh wilayah Papua mulai dari Jayapura, Manokwari, Nabire, hingga pulau Yapen. Di luar daerah, pohon atau buah ini memiliki berbagai nama berbeda. Misalnya saja Kasai di Kalimantan Utara, Pakam di Sumatra, Wusel di Sulawesi, Sapen di Jawa, dan masih banyak lagi.

Secara umum lebih banyak dikenal akan bagian buah intinya yang memiliki cita rasa campuran antara rambutan dan lengkeng. Belum terlalu banyak yang tau jika sebenarnya setiap bagian dari pohon matoa dapat dimanfaatkan tanpa terkecuali.

Mulai dari batang, daun, hingga biji, bisa dibilang tak ada yang tak bisa dimanfaatkan dari pohon matoa. Bagaimana pemanfaatan berbagai bagian dari pohon buah satu ini?

1. Mengenal matoa

(HERMANTO MAHYUDDIN/flickr)

Lebih dulu memahami karakteristiknya, mengutip penjelasan Litbang Pertanian Papua, matoa masuk dalam keluarga rambutan atau Sapindaceae. Memiliki nama ilmiah Pometia pinnata, pohon buah satu ini tumbuh secara alami pada tanah datar bertekstur liat.

  4 jenis bambu yang sering digunakan untuk konstruksi jembatan

Masyarakat Papua umumnya membudidyakan buah pohon melalui metode cangkok. Pohonnya dapat mulai berbuah saat sudah mencapai usia 2-3 tahun. Seperti kebanyakan buah tropis lain, pohonnya memiliki masa panen pada kisaran bulan Oktober-Desember.

Pohon buah ini disebut dapat tumbuh dengan tinggi mencapai 10-18 meter, dengan batang bulat berkayu berwarna cokelat tua. Buahnya sendiri berbentuk bulat lonjong dengan warna hijau dan permukaan kulit buah licin. Dalam satu tangkai, biasanya terdapat sekitar 10-25 buah matoa yang masing-masing memiliki panjang sekitar 3 sentimeter.

2. Manfaat di setiap bagian

(Tai Lung Aik/flickr)

Tidak hanya buah yang dapat dikonsumsi, hampir semua bagian dari pohon matoa nyatanya memiliki manfaat.

Pertama dari batang kayunya, bagian satu ini dapat digunakan sebagai bahan bangunan konstruksi ringan. Sementara itu bagian kulit batangnya kerap digunakan sebagai bahan perwarna alami untuk kain.

Selain itu, bagian kulit batang yang sama juga dipercaya dapat mengobati berbagai macam penyakit atau luka. Beberapa luka yang dimaksud yakni luka bakar dan bernanah. Untuk penyakit, kulit batang matoa dipercaya dapat mengobati demam, cacar ayam, sakit perut, diare, disentri, batuk, sembelit, penyakit tulang, otot dan sendi, sakit kepala, flu,diabetes, dan bisul.

  Ternyata tanaman penghasil emas ada di sekitar rumah kita

Tidak berhenti sampai disitu, masih ada bagian bijinya yang dapat dimanfaatkan juga menjadi bahan makanan. Terakhir, ada bagian serasah atau daun matoa kering yang banyak digunakan sebagai mulsa atau penutup bedeng budidaya berbagai tanaman.

3. Jenis dan kandungan

(Adrian Monoang/Flickr)

Ternyata, di wilayah asalnya matoa terdiri dari tiga jenis dan dibedakan dari warna kulit buahnya. Tiga jenis matoa yang dimaksud yakni emme bhanggahe (kulit merah), emme anokhong (kulit hijau) dan emme khabhelaw (kulit kuning).

Sedangkan dari tekstur dagingnya, buah ini dibedakan menjadi dua jenis yakni matoa papeda dan kelapa. Matoa kelapa memiliki salut biji yang kenyal menyerupai selaput bagian dalam kelapa muda. Sedangkan untuk jenis papeda memiliki salut biji yang lembek menyerupai kekenyalan dari papeda, yakni makanan khas orang papua itu sendiri, dan bertekstur lengket.

Matoa papeda banyak tersebar di bagian barat Papua (provinsi Papua Barat), sedangkan jenis kelapa lebih banyak tersebar di bagian tengah sampai timur Papua (provinsi Papua).

Bicara mengenai kandungan nutrisi, matoa dikenal kaya akan antioksidan dan berbagai macam vitamin. Beberapa kandungan yang ada di antaranya vitamin C, E, mineral, dan tanin yang bermanfaat untuk memelihara kesehatan.

  Misteri udumbara, ‘bunga dari surga’ atau parasit telur lalat hijau?

Artikel Terkait