Pohon pelawan, si merah tanda kekayaan timah

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Pohon pelawan merah (Dita Silviani/Agrozine.id)

Memegang peran besar nan penting bagi lingkungan, pohon selama ini umumnya dikenal memiliki bagian batang tubuh berwarna abu, cokelat, atau cokelat kehitaman. Namun, wujud tersebut tidak berlaku bagi beberapa jenis pohon yang memang memiliki ciri unik.

Salah satu jenis pohon unik yang dimaksud adalah pohon pelawan dengan nama ilmiah Tristaniopsis. Sebenarnya turunan dari spesies pohon ini sendiri ada tiga, dua di antaranya adalah pelawan kepoh atau pelawan tudag (Tristaniopsis obovata), dan pelawan putih atau pelawan air (Tristaniopsis whiteana).

Tapi yang paling mencuri perhatian karena ciri khas dengan warna merahnya adalah pohon pelawan merah atau biasa disebut juga pelawan padang dengan nama ilmiah Tristaniopsis merguensis.

Banyak tumbuh di Kepulauan Riau dan Bangka Belitung, di Kabupaten Bangka Tengah bahkan sampai ada sebuah kawasan hutan khusus yang bernama Hutan Pelawan.

Apa saja keunikan dan ciri khas dari pohon pelawan merah?

1. Penanda kekayaan timah

Hutan pelawan di Bangka Tengah (Info and Reservation Giant Hotel Management/Flickr)

Dalam sebuah buku berjudul Ekologi Pohon Pelawan yang dibuat berdasarkan penelitian Novi Yarli, disebutkan bahwa pohon pelawan banyak dan baru bisa tumbuh pada sebuah lahan bekas tambang timah.

  Pelawan, pohon unik yang bermakna bagi orang Bangka Belitung

Hal tersebut juga yang menandakan jika pohon pelawan membutuhkan lahan yang bersifat asam dengan pH 5-6 untuk bisa tumbuh dengan baik. Sementara itu, lahan dari pohon pelawan yang diteliti oleh Novi sendiri diketahui berlokasi di Hutan Kerangas, salah satu lahan bekas tambang timah yang telah direvegetasi oleh perusahaan tambang timah PT. Koba Tin, sejak 16 tahun lalu.

Karena fakta tersebut, keberadaan pohon pelawan merah di beberapa lokasi lain seringkali dijadikan penanda akan kekayaan timah pada area lahan yang terkandung di dalamnya.

2. Spesies kunci bagi ekosistem

Pohon Pelawan (Nopri Ismi/Mongabay Indonesia)

Bukan hanya penanda timah, keberadaan pohon pelawan di alam ternyata berperan sebagai spesies kunci. Hal tersebut ditandai akan perannya dalam menjadi habitat dan inang bagi beberapa organisme tertentu, seperti jamur dan lebah.

Pohon pelawan diketahui menjadi inang bagi jamur yang pada akhirnya juga diberi nama jamur pelawan. Bukan sembarang jamur, tapi jamur tersebut biasa digunakan sebagai bahan masakan tradisional dan terkenal akan khasiatnya.

Biasa tumbuh di musim hujan, jamur pelawan memiliki harga yang tinggi yakni Rp800 ribu hingga Rp1,2 juta per kilogramnya.

  Cerita pohon nyatoh, tanaman identitas Bangka Belitung yang kini terlupakan

Sementara itu jika bagian bawah akarnya banyak ditumbuhi jamur, bagian puncak pohon pelawan sendiri banyak dijadikan sarang oleh lebah dan pada akhirnya menghasilkan madu yang disebut juga dengan madu pelawan.

Madu pelawan dikenal memiliki cita rasa yang pahit dan diyakini ampuh untuk meningkatkan imunitas, sama-sama memiliki nilai ekonomi yang tinggi madu yang berasal dari sarang pohon pelawan dihargai sekitar Rp200 ribu untuk setiap ukuran 300 ml.

3. Banyak manfaat pengobatan

Pohon Pelawan (Nopri Ismi/Mongabay Indonesia)

Tidak hanya bermanfaat bagi ekosistem dan kelangsungan organisme lain, keberadaan pohon pelawan nyatanya juga memiliki banyak peran bagi kebutuhan masyarakat sekitar untuk menopang kehidupan sehari-hari.

Bagian batangnya diketahui banyak dimanfaatkan sebagia bahan material untuk membangun rumah, pembuatan kapal, dan dijadikan kayu bakar. Yang menarik bukan hanya bagian batangnya, beberapa bagian tertentu seperti daun dari pohon pelawan ternyata dapat dijadikan teh yang dipercaya memiliki khasiat sebagai antioksidan.

Bagi masyarakat setempat, atau lebih tepatnya masyarakat Suku Mapur, yang merupakan suku melayu tertua di Pulau Bangka, pelawan merah banyak digunakan sebagai bahan obat tradisional, untuk mengobati berbagai penyakit seperti koreng, luka bakar, dan gatal-gatal alergi.

  Gembili bagi orang Papua: tanpa tanaman ini, acara adat bisa batal digelar

Sementara itu jika diolah dalam bentuk ramuan, khasiat pelawan diyakini ampuh untuk mengobati cacar air, malaria, diare, sariawan, infeksi luka, dan iritasi kulit.

Artikel Terkait