Pohon tertua di dunia ditemukan di Chile, bagaimana penjelasannya?

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Ilustrasi pohon saat senja (Madani Mohamed/Flickr)

Pohon cemara di taman nasional Alerce Costero Chile diduga merupakan pohon tertua di dunia. Pohon yang dikenal dengan julukan kakek buyut itu diperkirakan berumur 5.484 tahun. Usia itu melampaui 600 tahun dari pemegang rekor pohon tertua saat ini.

Pohon ini tumbuh menjulang di atas lembah yang sejuk dan lembab di taman nasional Alerce Costero. Celah-celahnya yang berbonggol-bonggol melindungi lumut dan tanaman lainnya. Selain itu popularitas pohon ini membuat keberadaannya terancam.

Lalu bagaimana tentang pohon cemara ini? Dan keberadaannya yang bisa saja terancam? Berikut urainya:

1. Pohon tertua di dunia

Sebatang pohon bakau masih bertahan ditengah ancaman abrasi meski kondisi akarnya sudah terbuka. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

Sebuah studi baru yang dilakukan oleh Dr Jonathan Barichivich, ilmuwan Chile di Climate and Environmental Sciences Laboratory di Paris mengungkap, pohon cemara di teman nasional Alerce Costero Chile bisa jadi merupakan pohon tertua di dunia.

Pohon yang dikenal dengan julukan kakek buyut itu diperkirakan berumur 5.484 tahun. Usia itu melampaui 600 tahun dari pemegang rekor pohon tertua saat ini. Batang pohon ini pun bahkan mencapai diameter 4 meter. Maisa Rojas, menteri lingkungan Chile menyebutkan berita ini sebagai penemuan ilmiah yang luar biasa.

  Peran orang Moi yang menjaga hutan Klasow, Papua Barat

Dikutip dari Guardian yang dimuat Kompas, Minggu (29/5/2022), cemara patagonian (Fitxroya cupressoides) tersebut merupakan tumbuhan runjung asal Chile dan Argentina yang termasuk dalam keluarga yang sama dengan sequoia raksasa dan kayu merah.

Pohon ini tumbuh sangat lambat, tetapi dapat mencapai ketinggian hingga 45 meter. Pada tahun 2020, Barichivich mengambil sampel dari pohon yang juga disebut dengan Alerce Milenario itu. Tetapi, alat yang dia gunakan dapat mencapai intinya.

“Metode ini memberi tahu kita bahwa 80 persen dari semua kemungkinan, usia pohon tersebut lebih dari 5.000 tahun. Hanya ada peluang 20 persen bahwa pohon lebih muda,” ungkap Barichivich.

2. Klaim yang perlu dibuktikan

salah satu pohon meranti terbesar (Greenstamatic/Flickr)

Namun, Barichivich sendiri belum melakukan perhitungan penuh dari lingkaran pertumbuhannya. Sehingga, Barichivich belum secara resmi menerbitkan perhitungannya dalam jurnal. Dia pun berharap segera bisa merilisnya dalam beberapa bulan mendatang.

“Jika membandingkan dengan pohon-pohon yang sudah berumur, di mana kita menghitung semua cincinnya, itu bisa menjadikannya salah satu pohon tertua yang hidup di planet ini,” papar Barichivich.

  Ragam aktivitas dan aksi nyata yang digelar di Hari Lingkungan Hidup Sedunia

Harald Bugmann, seorang dendrochronologist di ETH Zurich mengatakan kepada Science Magazine bahwa pendekatan Barichivich terdengar sangat cerdas dan dirinya sepenuhnya mempercayai analisa yang dibuat oleh Barichivich tentang pohon ini.

Bila temuanya terbukti, maka Alerce Milenario akan melampaui bristlecone di California yang berumur 4853. Pohon yang dikenal sebagai Methuselah itu, sangat ini dianggap sebagai pohon tertua. Namun tentunya ada beberapa ancaman kepada keberadaan pohon ini.

3. Ancaman kepada pohon

Pohon Pelawan (Nopri Ismi/Mongabay Indonesia)

Sementara itu si kakek buyut sendiri tumbuh menjulang di atas lembah yang sejuk dan lembab di taman nasional Alerce Costero. Celah-celahnya yang berbonggol-bonggol melindungi lumut dan tanaman lainnya. Sayangnya, pengunjung masih dapat menginjak akar pohon yang menurut Barichivich menyebabkan kerusakan pada pohon.

Memang ada kekhawatiran di kalangan ilmuwan soal keberlangsungan pohon ini. Mereka mengkhawatirkan popularitas pohon tua ini karena masih bisa dikunjungi oleh wisatawan. Barichivich membandingkan dengan pohon tua yang ada di Amerika Serikat, biasanya lokasi pohon disembunyikan demi mencegah kerusakan.

Meski kerusakan itu juga tak lepas dari dampak perubahan iklim yang mengeringkan daerah tersebut. Selain itu, ancaman juga datang dari perkebunan pinus an eucalyptus yang merupakan pohon non asli Chile. Antara tahun 1973 hingga 2011, lebih dari 780.000 hektare hutan asli hilang di Chile.

  Menyibak penyebab kebakaran hutan di sekitar Danau Toba

Selain itu pemanasan global dan fakta bahwa orang diizinkan untuk mengelilingi pohon cemara Patahonia dan memanjat akarnya mengancam kelangsungan hidup makhluk purba ini. Itu sudah dianggap rentan, karena hanya 28 persen yang masih hidup.

Artikel Terkait

Terbaru

Humanis

Lingkungan

Berdaya

Jelajah

Naradata