5 negara yang dihampiri peluasan gelombang panas ekstrem

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Gambaran suhu gelombang panas di Montpellier, Prancis (Getty Images via BBC)

Gelombang panas adalah suatu kondisi cuaca tidak biasa, jika dibandingkan dengan suhu normal atau suhu maksimal berdasarkan catatan historis dan pola iklim di suatu wilayah. Dijelaskan bahwa biasanya gelombang panas terjadi dalam kurun waktu dua hari atau lebih.

Secara singkat fenomena ini dihasilkan dari kondisi udara yang terperangkap di sebagian wilayah dalam jangka waktu cukup lama. Alih-alih udara berputar ke berbagai wilayah dunia, udara yang dimaksud hanya terperangkap pada wilayah tertentu sehingga menghangat seperti udara di dalam oven.

Dulunya gelombang panas merupakan fenomena biasa dan jarang terjadi. Namun karena kondisi krisis iklim, fenomena gelombang panas meningkat menjadi lebih lama, lebih esktrem, dan lebih sering.

Dampak yang dihasilkan pun semakin esktrem, mulai dari kekeringan, kebakaran hutan skala besar, bahkan hingga kematian. Di beberapa negara, fenomena yang juga disebut dengan istilah heat wave ini semakin menunjukkan β€˜keganasannya’.

Berikut 5 negara yang saat ini dilaporkan mengalami kondisi gelombang panas semakin ekstrem:

1. India

gelombang panas india (T. Narayan/Bloomberg/Getty Images via CNBC)

Mengutip Reuters, gelombang panas mematikan terjadi di kawasan Asia Selatan khususnya India. Parahnya, fenomena tersebut terjadi pada kisaran bulan Maret dan April sebanyak lebih dari 30 kali.Β 

Lebih detail pada bulan April, suhu di sebagian besar negara tersebut dilaporkan mencapai hampir 50 derajat celsius (122 derajat fahrenheit). Bahkan di beberapa bagian India utara dan Pakistan, setidaknya ada sebanyak 90 orang meninggal akibat tidak kuat menahan gelombang panas yang terjadi.

  BNI, stop danai batu bara!

Tak hanya itu, fenomena sama yang terjadi di bulan sebelumnya yakni Maret, juga dilaporkan merusak panen gandum di India.

Roop Singh selaku penasihat risiko iklim di Pusat Iklim Palang Merah menjelaskan kalau orang-orang di Asia Selatan sebenarnya sudah terbiasa dengan kondisi panas tertentu. Namun ketika suku ekstrem sudah mencapai 45 derajat celsius, sangat sulit bagi mereka untuk beraktivitas seperti biasa.

2. Spanyol

Kebakaran lahan akibat gelombang panas di Spanyol (Dok. news.sky.com)

Tak hanya di Asia, peluasan fenomena serupa juga menghampiri salah satu negara di wilayah Eropa Barat Daya, yakni Spanyol. Suhu akibat gelombang panas yang terjadi di negara tersebut dilaporkan mencapai 40 derajat celsius (104 derajat Fahrenheit).

Akibanya, hampir semua petugas pemadam kebakaran di negara tersebut berjuang untuk menahan kejadian dan potensi kebakaran hutan. Contoh kerusakan yang terjadi di antaranya sebuah provinsi bernama Zamora yang mengalami kebakaran lahan sekitar 25.000 hektare. Wilayah ini dilaporkan mengalami kerugian yang paling buruk dibandingkan wilayah lainnya.

Sementara itu ada juga kebakaran yang terjadi di 20.000 hektare luas pegunungan Sierra de la Culebra. Sama seperti India, pakar iklim di Spanyol juga menghubungkan gelombang panas ekstrem yang tidak normal tersebut dengan perubahan iklim.

  Lightyear 0, mobil tenaga surya pertama di dunia siap diproduksi massal?

3. Prancis

gelombang panas di Prancis (Michel Euler/AP Photo)

Bergeser ke negara lainnya, Prancis ternyata jadi salah satu negara Eropa yang tak dapat lolos dari perluasan gelombang panas. Pada hari Kamis (16/6/2022), beberapa wilayah Prancis melaporkan suhu rata-rata mencapai 40 derajat celsius–tertinggi yang pernah terjadi di tahun ini.

Seakan tak cukup, para ilmuwan bahkan memprediksi jika suhu tersebut belum mencapai puncaknya. Wilayah lain yang melaporkan kepanasan suhu yang tidak normal juga terjadi di Chateaumeillant Lembah Loire. Di mana suhunya mencapai 37,1 derajat celsius, 14 derajat celsius lebih tinggi dibanding suhu normal.

Lain itu ada juga Toulouse dengan suhu mencapai 35,9 derajat celsius, atau 11 derajat celsius lebih tinggi dibanding suhu normal. Seorang warga Toulouse bernama Jacqueline Bonnaud mengungkap, jika kondisi kali ini adalah kondisi terburuk sepanjang hidupnya.

“Saya berusia 86 tahun, saya lahir di sini, tetapi saya pikir ini adalah gelombang panas terburuk yang pernah saya lihat.” ujarnya, mengutip pemberitaan AFP.

4. Amerika Serikat

@thejoebrown Reply to @brookie.nicole.jones trying to cook hamburgers in my car! #burger #crazy ♬ original sound – 𝘫𝘰𝘦 𝘣𝘳𝘰𝘸𝘯

Negara bagian barat Amerika Serikat juga mengalami gelombang panas ekstrem yang menyebabkan kekeringan cukup tinggi. US Drought Monitor menyebut jika kapasitas air di dua danau yang berada di negara tersebut berada pada level terendah, yakni sekitar 30 persen.

  Ketika 3 negara pemilik hutan tropis terbesar dunia beraliansi atasi emisi dan krisis iklim

Sementara itu di negara bagian Nevada tengah hingga Arizona barat laut, menghadapi ancaman lain berupa risiko kebakaran lahan yang kritis.

Saking panasnya, seorang pria di Arizona membagikan pengalamannya di media sosial saat mencoba untuk memasak burger dengan mengandalkan sinar matahari di dalam mobil. Diketahui saat itu suhu mencapai 186 fahrenheit, atau sekitar 85 derajat celsius–rekor suhu terpanas di AS bahkan dunia.

Hasilnya, saat ditinggal selama beberapa jam, daging burger yang ia β€˜masak’ di dalam mobil benar-benar matang untuk dinikmati.

5. Arab Saudi

Jemaah haji Indonesia dengan kaki yang melepuh (kemenag.go.id)

Negara lainnya yang juga mengalami gelombang panas ekstrem adalah Arab Saudi. Pada 18 Juni, Pusat Meteorologi Nasional (NCM) telah memperingatkan terjadinya gelombang panas mulai hari Minggu (19/6) dan akan berlanjut hingga beberapa hari setelahnya.

Di Madinah dan Yanbu, masing-masing suhu akan mencapai 47 dan 50 derajat celcius. Sementara itu bagian timur wilayah Riyadh dan perbatasan utara diperkirakan mengalami suhu antara 45-47 derajat celcius.

Di lain sisi, kondisi tersebut jelas menjadi tantangan tersendiri bagi jemaah yang saat ini sedang menjalankan ibadah Haji di tanah suci Makkah. Saking ekstremnya gelombang panas yang terjadi, dilaporkan membuat kaki jemaah haji asal Indonesia melepuh akibat menginjak lantai halaman Masjid Nabawi yang panas.

Artikel Terkait

Terbaru

Humanis

Lingkungan

Berdaya

Jelajah

Naradata