Gempa terjadi lagi di Garut, tapi tak sedahsyat gempa Cianjur

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Panorama alam di Garut (Sandi Lesmana/Flickr)

Gempa bumi kembali terjadi di wilayah Jawa Barat, Sabtu (3/12/2022), yang kali ini terjadi di Kabupaten Garut. Dengan kekuatan magnitudo 6,4–yang lebih besar ketimbang gempa di Cianjur–tapi getaran gempa Garut tak sebesar gempa Cianjur.

Berdasarkan laporan Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa terjadi di arah barat daya Kabupaten Garut pada pukul 16.42 WIB, dengan pusat gempa yang berada di darat 52 kilometer arah barat daya Garut.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat menyatakan ada tiga kecamatan di Kabupaten Garut terdampak gempa darat tersebut, yakni Kecamatan Pakenjeng, Kecamatan Cikelet, dan Kecamatan Selaawi.

Sementara berdasarkan data yang diperoleh dari Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Jawa Barat, sekira ada lima desa di Kabupaten Garut yang terdampak gempa.

Dampak berbeda ketimbang gempa Cianjur

Gempa garut (BMKG)

Pusat gempa berada di titik 7.49 LS, 107.58 BT dengan kedalaman gempa yakni 118 kilometer. Kedalaman gempa ini yang membuat cukup berbeda dengan daya getar gempa Cianjur yang berdampak menghancurkan. Gempa di Cianjur berada di darat pada kedalaman 10 kilometer, sehingga getarannya terasa terasa kencang dan mampu memporak porandakan bangunan. 

  Peringatan BMKG tentang potensi gempa 8,9 SR dan tsunami 15 meter di Bengkulu

Bahkan gempa Cianjur terasa hingga Cimahi, Lembang, Bandung, Cikalong Wetan, Rangkasbitung, Bogor, Bayah, Tangerang Selatan, Jakarta, dan Depok.

Menurut informasi yang diberikan Badan Nasional penanggulangan Bencana (BNPB) sementara ini, gempa bumi Garut ini menyebabkan 334 orang meninggal dan 8 orang masih dinyatakan hilang. Sementara itu lebih dari 2.000 rumah mengalami kerusakan.

Dampak getaran gempa Garut juga terasa hingga Ciamis, Kalapanunggal, Tasikmalaya, Pamoyanan, Panimbang, Bogor hingga Jakarta dan sekitarnya. Namun di wilayah tersebut, sejauh ini belum ada laporan korban yang ditimbulkan. 

BMKG sebelumnya memaparkan empat faktor utama penyebab kerusakan bangunan akibat guncangan gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. BMKG menyebut perlu menekankan faktor-faktor itu agar menjadi pertimbangan dalam pembangunan di wilayah-wilayah terdampak gempa bumi.

Berdasarkan hasil pemantauan lapangan yang dilakukan oleh BMKG, banyak rumah tembok tanpa besi, struktur kolom dan balok bangunan lemah, serta struktur kolom dan balok bangunan tetapi dinding tembok lemah.

6 titik rawan gempa darat di Jawa Barat

Kompleksitas Geomorfik Sesar di Sekitar Lembang (Horspool et all, 2011)

Seperti pernah ditulis sebelumnya, di Jawa Barat sekira ada 6 sesar yang saat ini cukup aktif dan berpotensi menimbulkan gempa daratan. Sesar-sesar tersebut adalah:

  Tata ruang Situs Gunung Padang yang dikelilingi mitos dan spiritual

Sesar CimandiriSesar ini memilik 2 segmen, yakni bagian barat yang membentang dari Pelabuhan Ratu hingga Perbukitan Walat, sedangkan segmen bagian timur dimulai dari perbatasan Sukabumi-Cianjur hingga Gunung Tangkuban Perahu.

Sesar LembangSesar ini terletak di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat,

Sesar BaribisSesar terpanjang di Jawa Barat ini meliputi jalur sisi barat Subang dan Purwakarta, Karawang, Bekasi, Depok, Jakarta hingga Tangerang dan Raskasbitung.

Sesar CitarikSesar ini membentang mulai dari Teluk Palabuhan Ratu, antara Gunung Salak-Pangrango, Bogor, Jonggol, dan berakhir di Bekasi.

Sesar Garsela (Garut Selatan). Sesar ini memiliki struktur memanjang dari selatan Garut hingga ke selatan Bandung.

Sesar CipamingkisSesar ini berada di wilayah Sukabumi bagian timur dan wilayah bagian barat Cianjur.

Apakah gempa ini merupakan aktivitas yang disebabkan oleh sesar Garsela? Belum ada kepastian dan masih menunggu keterangan pihak yang berkompeten untuk menjelaskannya lebih rinci. Namun begitu, kewapadaan tetap harus ditingkatkan belakangan ini.

  Fenomena tetap turun hujan di musim kemarau, ini penjelasan ilmiahnya

Artikel Terkait

Terbaru

Humanis

Lingkungan

Berdaya

Jelajah

Naradata