Bumi hingga saat ini dikenal memiliki sebanyak tujuh benua yang terdiri dari Asia, Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, Antartika, Eropa, dan Australia. Tapi apa jadinya jika di masa depan akan ada benua baru, yang oleh para ilmuwan dinamakan Amasia?
Masih penuh perhitungan, kemungkinan akan hal ini dikemukakan oleh para ilmuwan asal Universitas Curtin dan Universitas Peking. Prediksi mereka didasarkan pada temuan jika Samudra Pasifik selama ini ternyata telah menyusut sebanyak 1 inci per tahunnya.
Bagaimana bisa hal tersebut terjadi? Dan seperti apa detail dari pembentukan benua baru Amasia yang dimaksud? Berikut penjelasannya
1. Fenomena superbenua

Apa yang diprediksi akan terjadi mengenai munculnya benua ini sebenarnya merupakan gambaran dari kemungkinan fenomena superbenua. Di mana sebenarnya, istilah superbenua bukanlah suatu hal yang baru di Bumi tempat umat manusia tinggal.
Masih ingat mengenai teori yang mengatakan bahwa seluruh benua di bumi saat ini berasal dari satu dataran atau benua yang sama, yakni Pangea?
Superbenua adalah istilah yang digunakan oleh para ilmuwan untuk mendefinisikan kumpulan dari semua benua yang saat ini ada ketika menyatu dulu. Peangea diyakini terbentuk sekitar 300 juta tahun yang lalu, kemudian mulai retak sehingga terpecah menjadi beberapa benua mulai dari 200 juta tahun lalu.
Konsep menyatu dan berpisah itu yang diyakini akan kembali terjadi dalam pembentukan benua baru bernama Amasia. Bukan dalam waktu dekat, fenomena kemunculan atau terbentuknya benua baru ini diperkirakan akan terjadi sektar 200-300 juta tahun yang akan datang
2. Gabungan Asia, Amerika, dan Australia

Bukan tanpa alasan para ilmuwan yang memprediksi kemunculan benua baru ini menjulukinya dengan nama Amasia. Lantaran nama tersebut merupakan akronim dari gabungan benua yang diprediksi akan membentuk benua baru itu sendiri, yakni Asia, Amerika, dan Australia.
Tidak sembarangan, dalam memprediksi kemungkinan ini mereka juga tengah melakukan penelitian dengan pemodelan geodinamika 4-D. Hal tersebut dilakukan untuk mensimulasikan pergerakan dan evolusi lempeng tektonik Bumi.
Hasilnya dari pergerakan tersebut ditemukan fakta bahwa sebuah superbenua mungkin saja terbentuk ketika Samudra Pasifik perlahan menyusut.
“Selama dua miliar tahun terakhir, benua di Bumi telah bertabrakan bersama untuk membentuk superbenua setiap 600 juta tahun, yang dikenal sebagai siklus superkontinen. Ini berarti bahwa benua-benua saat ini akan bersatu kembali dalam beberapa ratus juta tahun.” ujar ilmuwan sekaligus peneliti utama bernama Dr. Chuan Huang, dikutip dari The Inertia.
3. alternatif superbenua lainnya
Akibat dari adanya fenomena siklus superkontinen itu pula, sebenarnya superbenua baru yang diprediksi akan muncul bukan hanya Amasia. Setidaknya masih ada tiga prediksi superbenua lain yang terbentuk dari penyatuan benua lain yang ada saat ini.
Apa saja?
Pertama ada Novopangea, dengan simulasi kawasan Atlantik yang terus terbuka dan Samudra pasifik yang kian menyusut. Nantinya, benua Amerika akan bertabrakan dengan Antartika dan berpindah ke utara, dan bersatu juga ke Afrika-Eurasia yang sudah bertabrakan.
Kedua ada Pangea Ultima, dalam prediksi simulasi ini Eropa dan Afrika akan disatukan kembali menjadi superbenua. Di mana superbenua baru ini akan dikelilingi oleh Samudra Pasifik super.
Terakhir ada Aurica, celah di kawasan Pan-Asia yang saat ini memotong wilayah Asia dari barat India hingga Arktik kemungkinan akan terbuka dan membentuk samudra baru. Beberapa perubahan lain yang diprediksi adalah penutupan Samudra Pasifik, tabrakan Australia dengan Asia Timur, dan pergerakan Antartika ke arah utara.