Saat ini setiap umat muslim dari berbagai belahan dunia sedang melakukan Ibadah Haji ke tanah suci Makkah. Namun bicara soal haji, selain di luar rangkaian aktivitas inti yang dimulai dari awal hingga berakhir dengan Mabit di Mina, tak sedikit jemaah yang biasanya sekaligus menjelajahi wilayah sekitar Arab Saudi. Salah satunya adalah Madinah.
Di Madinah, ada tempat yang populer karena keunikan berupa karakteristik layaknya magnet, yakni Jabal Magnet. Dikenal dengan banyak nama lain mulai dari Bukit Magnet, Wadi Al-Baida, atau Wadi Al-Jinn oleh masyarakat setempat. Sebenarnya lokasi dari bukit ini sendiri tidak tepat ada di Madinah, namun masih berjarak sekitar 30 menit perjalanan dari kota tersebut.
Apa keunikan yang membuat Jabal magnet begitu populer tidak hanya bagi masyarakat lokal, namun juga jemaah haji asal berbagai negara?
Daya tarik bak magnet
Jabal magnet adalah sebuah perbukitan yang didominasi warna hitam dan merah bata. Sesuai namanya, bukit ini memang memiliki daya traik magnet dan bisa memengaruhi kecepatan kendaraan. Mengutip CNN Indonesia, Pengaruh Jabal Magnet amat terasa pada kendaraan bermotor.
Dalam posisi mesin dimatikan, mobil yang hendak meninggalkan area bisa melaju kencang hingga 100 kilometer per jam. Fenomena tersebut akan terasa hingga berjarak empat kilometer dari lokasi. Sebaliknya saat mendatangi area, kendaraan bermotor yang hendak mendekati bukit tersebut akan terasa dipacu lebih berat.
Fenomena itu seakan menggambarkan kendaraan bermotor sedang melalui medan jalan menanjak bukit. Padahal, jalanan yang ada jelas membentang lurus horizontal. Lebih detail, disebutkan jika daya dorong dan tarik magnet di sebelah kiri dan kanan jalan bukit ini membuat kecepatan kendaraan berubah dari yang seharusnya.
Kendaraan yang melaju dengan kecepatan 120 kilo meter per jam, ketika memasuki kawasan ini kecepatannya perlahan turun ke 5 kilo meter per jam. Karena itu, biasanya pengendara terpaksa mengubah gigi perseneling ke posisi dua. Sebaliknya, jika menjauh dari bukit ini kendaraan tanpa diinjak gas bisa melaju dengan kecepatan hingga 120 kilometer per jam.
Fenomena aneh
Bukan hanya dari segi kendaraan, daya ‘magnet’ yang ada di bukit satu ini juga disebut kerap menimbulkan beberapa kejanggalan. Tidak hanya itu, apabila membawa kompas ke wilayah tersebut, bagian jarum penunjuk tidak akan bekerja sebagaimana mestinya.
Jarum kompas akan langsung memutar seakan kehilangan arah, di mana penunjuk arah utara-selatan menjadi kacau. Lain itu, fenomena aneh juga kerap terjadi pada benda berupa telepon seluler.
Tak jarang, telepon seluler yang dibawa ke lokasi tersebut akan mengalami kehilangan sinyal bahkan rusak. Beberapa pengunjung bahkan pernah mengaku kehilangan data di telepon selulernya saat berada di lokasi tersebut.
Penjelasan ilmiah jabal magnet

Meski aneh dan sempat menjadi misteri, rupanya ada penjelasan ilmiah yang sudah diungkap oleh seorang ahli geologi. Salah satu sosok yang menjelaskan fenomena di bukit magnet tersebut adalah Samsul Ali, pengamat geologi Ma’rufin.
Menurutnya, Kota Madinah Kota Madinah dan sekitarnya berdiri di atas Arabian Shield tua yang sudah berumur 700-an juta tahun.
Kawasan terseut dibentuk oleh endapan lava “alkali basaltik” (theolitic basalt) seluas 180.000 kilometer persegi. Di mana kemunculannya disebut telah terjadi sekitar 10 juta tahun silam. Kemudian lava yang bersifat basa itu muncul ke permukaan bumi dari kedalaman 40-an kilometer, melalui zona rekahan sepanjang 600 kilometer.
Wilayah tersebut yang kemudian dikenal sebagai “Makkah-Madinah-Nufud volcanic line“, di mana kandungan di dalamnya memiliki sifat magnetik.
Fakta lainnya, fenomena wilayah bermagnet selama ini nyatanya bukan hanya berada di Madinah atau Jabal Magnet. Kondisi serupa banyak ditemui di berbagai penjuru dunia salah satunya di Pulau Jeju Korea Selatan. Pada sebuah jalan bernama Dokebi Road, kendaraan bermotor disebut bisa melaju beberapa kilometer tanpa menghidupkan mesin.