Memperingati Hari Bahari dan Maritim Nasional, serta potensi perikanan di Indonesia

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Hari bahari nasional
Perahu nelayan (Yermia Riezky Santiago/Flickr)

Setiap tanggal 23 September menjadi hari peringatan Hari Bahari Nasional. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Bahari sendiri bermakna mengenai laut dan kelautan. Namun di saat bersamaan, di tanggal yang sama juga diperingati sebagai Hari Maritim Nasional. Dan nyatanya masih banyak segilintir orang yang belum memahami dengan baik perbedaan istilah bahari dan maritim.

Jika bahari mengandung makna mengenai laut atau kelautan, maritim sendiri lebih kepada istilah yang berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan di laut.

Meski memiliki istilah dan pemahaman yang sedikit berbeda, namun tujuan dari adanya peringatan dua hal ini tetap sama. Yaitu sebagai upaya untuk melestarikan laut-laut di Indonesia termasuk sumber daya yang ada di dalamnya.

Lantas bagaimana awal mula penetapan Hari Bahari sekaligus Maritim Nasional bisa tercetus?

1. Berawal dari Deklarasi Djuanda

Laut Indonesia (Neil MacCormack/Flickr)

Mengutip Detik.com, disebutkan bahwa awal mula penetapan Hari Maritim berawal dari peresmian Angkatan Laut oleh Soekarno pada tahun 1953. Setelahnya, pada tahun 1957, Soekarno mengumumkan Deklarasi Djuanda.

Isi dari Deklrasi Djuanda sendiri menyatakan kepada dunia bahwa laut Indonesia meliputi laut sekitar, di antara, dan di dalam Kepulauan Indonesia yang menjadi satu-kesatuan wilayah NKRI.

  Penemuan ular naga, hewan mitos penunggu Pulau Jawa

Lebih detail, salah satu tujuan dari diadakannya Deklarasi Djuanda dalam kaitannya dengan kemaritiman adalah untuk Mengatur lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keamanan dan keselamatan NKRI.

Baru kemudian, di tahun 1964, Soekarno mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 249/1964 yang menetapkan Hari Maritim Nasional atau Hari Bahari Nasional jatuh pada tanggal 23 September.

2. Potensi laut Indonesia

Ilustrasi hasil perikanan Indonesia (USAID Indonesia/flickr)

Sebagai negara yang terkenal dan diuntungkan akan kekayaan laut yang melimpah, menjadi modal bagi Indonesia untuk menegaskan posisi sebagai negara maritim dengan potensi sumber daya alam laut yang masih terus terpenuhi hingga saat ini.

Klaim tersebut terbukti, dengan 10 wilayah laut yang membentang dari pulau terluar Sumatra hingga Papua. Wilayah tersebut memiliki potensi hasil perikanan masing-masing.

Apa saja 10 wilayah laut yang ada di Indonesia beserta potensi sumber daya alam berupa perikanan yang dimiliki? Berikut rangkuman detail yang dikutip dari laman darilaut.id.

  • Laut Jawa, perairan yang terletak di utara Pulau Jawa dan selatan Pulau Kalimantan dengan perkiraan luas mencapai 310 ribu kilometer persegi. Pada kawasan ini, potensi perikanan yang dimiliki berada di kisaran 1.341.632 ton yang terdiri dari ikan karang, udang penaeid, lobster, dan cumi-cumi.
  • Laut Sawu, berada di provinsi Nusa Tenggara Timur dengan kedalaman laut sekitar 3,4 kilometer. Laut Sawu merupakan salah satu kawasan penyumbang potensi perikanan yang dapat mencapai 1.267.540 ton. Sumber daya ikannya berupa ikan pelagis kecil, ikan pelagis besar, ikan karang, udang penaeid, dan cumi-cumi.
  • Laut Maluku, membatasi Laut Banda di sebelah selatan dan Laut Sulawesi di sebelah utara. Wilayah satu ini memiliki potensi perikanan mencapai 1.242.526 ton yang terdiri dari lobster, kepiting, dan cumi-cumi.
  • Laut Flores, terletak di antara Pulau Sulawesi dan Kepulauan Nusa Tenggara dengan kedalaman yang disebutkan berada di kisaran 5,1 kilometer. Wilayah laut ini memiliki potensi perikanan mencapai 942.285 ton dengan sumber daya berupa ikan karang, udang penaeid, lobster, dan cumi-cumi.
  • Laut Banda, menyelimuti wilayah Kepulauan Maluku bagian selatan, kawasan ini memiliki potensi sumber daya mencapai 631.151 ton. Adapun hasil perikanan meliputi lobster, kepiting, dan cumi-cumi.
  • Laut Arafura, berada di ujung tenggara wilayah Indonesia dengan kedalaman laut di kisaran 3,6 kilometer. Kekayaan di wilayah ini melimpah dengan potensi sumber daya perikanan mencapai 2.110.053 ton. Sebagian besar hasil perikanannya terdiri dari ikan karang dan cumi-cumi.
  • Laut Timor, berada dalam satu kawasan dengan wilayah Laut Sawu. Potensi dari perairan ini berupa ikan pelagis kecil, ikan pelagis besar, ikan karang, udang penaeid, dan cumi-cumi.
  • Laut Sulawesi, berbentuk basin besar dengan kedalaman mencapai 6,2 kilometer di sebelah utara Pulau Sulawesi. Potensi perikanan yang boleh ditangkap ini berada di kisaran 477.712 ton, yang terdiri dari ikan karang dan cumi-cumi.
  • Laut Halmahera, berada di sebelah barat Maluku Utara dan terhubung dengan Samudra Pasifik di bagian timur. Potensi perikanan wilayah ini berada di kisaran 994.021 ton, dengan jenis sumber daya utama berupa lobster, kepiting, dan cumi-cumi.
  Catatan kesejahteraan nelayan di Indonesia sedekade terakhir

Artikel Terkait

Terbaru

Humanis

Lingkungan

Berdaya

Jelajah

Naradata