Utqiagivik, di Alaska, Amerika Serikat menjadi salah satu kota yang sering disebut sebagai wilayah tanpa siang. Bukan tanpa alasan, pasalnya matahari di kota ini hanya bersinar selama tiga sampai enam jam saja setiap harinya di sepanjang tahun.
Tetapi meski terbilang kota kecil, fasilitas di kota ini sangat lengkap, mulai dari rumah sakit, perpustakaan, sekolah, kantor pos, hingga bandara. Udara di kota ini pun sangat dingin karena berada di lingkaran kutub utara.
Lalu bagaimana kota ini menjadi wilayah tanpa siang hari? Dan bagaimana warga di sana bisa bertahan hidup? Berikut uraiannya:
1. Kota tanpa siang

Utqiagivik, di Alaska, Amerika Serikat menjadi salah satu kota yang sering disebut sebagai wilayah tanpa siang. Bukan tanpa alasan, pasalnya matahari di kota ini hanya bersinar selama tiga sampai enam jam saja setiap harinya di sepanjang tahun.
Bahkan pada 2018 lalu, kota ini hanya mendapat 64 menit paparan sinar matahari. Dan setelah matahari terbenam pada pukul 1.44 siang waktu setempat, kota ini tidak diterangi sinar matahari lagi sampai 23 Januari 2019 pukul 1.04 siang.
Sementara itu, pada 2020 lalu, warga di kota ini tak akan bertemu matahari sampai 2 bulan lebih. Kota yang dahulu bernama Barrow saat itu telah memasuki musim dingin panjang atau disebut polar night.
Dituliskan CNN, Fenomena ini hanya terjadi di wilayah paling utara atau paling selatan Bumi. Biasanya peristiwa alam ini akan terjadi setiap tahun pada musim dingin di Kota Alaska tersebut.
“Malam kutub adalah fenomena normal yang terjadi setiap musim dingin untuk Barrow (Utqiagvik) dan kota-kota lain dalam lingkaran Arktik,” kata ahli meteorologi CNN Allison Chincar.
2. Kota terisolasi

Kota ini juga terisolasi karena letaknya berada di bagian utara negara Alaska. Jumlah penduduk yang menghuni kota ini hanya sekitar empat ribuan jiwa. Kota ini juga selalu tertutup salju, sebab letaknya berada di wilayah paling utara dunia.
Selain itu, kota ini juga tidak memiliki transportasi darat. Hanya terdapat transportasi laut dan udara. Bahkan butuh waktu satu setengah jam untuk sampai ke kota ini dengan menggunakan pesawat terbang.
Berada di wilayah paling utara dunia, juga membuat suhu di kota ini menjadi masalah. Pasalnya suhu kota Utqiagvik bisa mencapai hingga -19 derajat celcius. Penduduk biasanya memanfaatkan gas alam untuk menghangatkan diri.
Sementara itu Suku Eskimo yang mendiami kota ini memenuhi kebutuhannya dengan cara berburu. Mereka akan mengandalkan kereta luncur anjing, dan berburu beberapa burung sampai ikan paus.
3. Pemandangan indah

Para traveller yang berkunjung ke tempat ini akan langsung disambut dengan timbunan salju yang tebal dan hawa dingin menusuk. Tetapi fasilitas di kota ini sebenarnya sangat lengkap, mulai dari rumah sakit, perpustakaan, sekolah, kantor pos, hingga bandara.
Selain itu kota ini juga memiliki pemandangan langit yang indah dan dipenuhi aurora. Hal yang unik lainnya adalah mobil di kota ini harus selalu dinyalakan karena bila mati, pasti bensinnya akan beku.
Bahkan karena tebalnya salju yang menutupi rumah, sebagian warga di sana hanya menggores salju untuk membuat nomor rumah. Warga di sana pun sangat sedikit yang suka berada di luar rumah.
Nama Utqiagvik sendiri berubah sejak awal tahun 2017. Hal ini atas permintaan penduduk yang merupakan bahasa tradisional Inupiaq yang berarti tempat untuk mengumpulkan akar-akar atau dikenal di negera tersebut.