
Tanggap darurat pasien kritis
Transportasi untuk pasien dalam keadaan kritis memmang memiliki risiko pada kondisi gawat darurat. Keterlambatan penanganan boleh jadi berdampak pada kematian pasien, karenanya penting kiranya memprioritaskan penangangan dan transport atau rujukan bagi pasien.
Transportasi yang merujuk pasien gawat darurat tentu harus sedini mungkin di tangani, dan memerlukan moda ambulans gawat darurat yang dilengkapi dengan perlengkapan penanganan kegawat daruratan serta memerlukan penanganan dari dokter dan perawat berkemampuan penanganan gawat darurat.
Saat ini masih ditemui belum optimalnya proses rujukan pasien gawat darurat, karena terkendala sarana transportasi, lain itu masih juga ditemukan penggunaan kendaraan roda dua dalam merujuk pasien ke rumah sakit/IGD.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, pada 2021 lalu mengatakan, berdasarkan survei di 31 rumah sakit vertikal ditemukan fakta bahwa peningkatan angka kematian pasien Covid-19 diakibatkan terlambatnya penanganan medis.
Penyebab kematian yang tinggi terindikasi bahwa pasien terlambat datang ke rumah sakit. Pasalnya, ada peningkatan angka kematian pasien ketika tiba di instalasi gawat darurat (IGD).
Merujuk kasus ini, SalamAid mencoba mengoptimalkan layanan yang sangat dibutuhkan secara darurat, hingga penanganan medis pasien bisa tepat waktu. Layanan ini juga merupakan kontribusi dari layanan kesehatan lainnya yang sebelumnya juga mencanangkan Rumah Sehat yang bekerja sama dengan 2 klinik kesehatan.