Andrew Kalaweit, pemuda yang dijuluki Tarzan di Kalimantan

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Andrew Kalaweit (Instagram @andrewkalaweit)

Jika mendengar nama Tarzan, kebanyakan orang pasti akan langsung teringat dengan karakter fiksi dalam film animasi yang hidup di tengah hutan. Dikenal sebagai manusia yang bersahabat dengan semua jenis hewan, karakter Tarzan kelihatannya memang terlalu mustahil untuk ada di dunia nyata.

Namun, belakangan lini massa di tanah air sedang ramai dengan pemberitaan mengenai ‘Tarzan’ nyata yang berada di hutan Kalimantan. Julukan tersebut rupanya menjurus kepada sosok pemuda laki-laki beranam Andrew Kalaweit, yang hidup di tengah hutan Kalimantan Tengah.

Tentu, julukan Tarzan yang banyak bermunculan sebenarnya hanyalah kiasan. Hal tersebut diberikan lantaran Andrew memang dikenal sebagai sosok yang cinta akan lingkungan dan satwa di Indonesia. Sedalam apa sebenarnya kehidupan Andrew di tengah hutan sampai dijuluki sebagai Tarzan Kalimantan Tengah?

1. Tinggal di tanah kelahiran Ibu

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Andrew Kalaweit (@andrewkalaweit)

Meski sekilas Andrew nampak seperti bukan masyarakat lokal, tapi ia ternyata benar-benar keturunan asli Indonesia. Ibunya berasal dari suku Dayak yang tinggal di hutan Kalimantan. Sementara ayahnya diketahui merupakan aktivis lingkungan yang berasal dari Prancis.

  Pasangan ini berhasil pulihkan hutan mati dengan tanam 2 juta pohon dalam 20 tahun

Karena itu, tak heran jika keluarga Andrew kini memang benar-benar tinggal di tengah hutan tanah kelahiran sang Ibu. Keluarga mereka mengelola Yayasan Hutan Kalaweit yang dibentuk oleh ayah Andrew pada tahun 1998. Lewat yayasan tersebut, mereka menjalankan program konservasi satwa liar di tempat yang sama.

Sudah menjalankan kegiatan konservasi sedari kecil, anak pertama dari dua bersaudara ini belakangan juga aktif di platform YouTube. Lewat media tersebut, Andrew aktif membagikan konten edukasi dan aktivitas konservasi harian yang ia dan keluarganya lakukan.

Sang ayah, Chanee Kalaweit juga memiliki saluran YouTube-nya sendiri yang juga diisi dengan ragam konten edukasi mengenai lingkungan.

2. Kehidupan keluarga Andrew Kalaweit di tengah hutan

Membangun rumah panggung yang berlokasi di tengah hutan, Andrew dan keluarganya tinggal jauh dari pemukiman. Mereka tidak memiliki tetangga namun lokasi rumahnya berada dekat dengan sungai.

Andrew dan keluarganya benar-benar memanfaatkan sumber daya dari alam untuk kehidupan sehari-hari. Untuk listrik, mereka menginstal panel surya yang dipasang di beberapa bagian halaman. Sementara dalam memenuhi kebutuhan air, mereka menampung air hujan yang kemudian disaring hingga menjadi bersih.

  Kayu ulin, kayu besi endemik Indonesia yang kesohor hingga mancanegara

Untuk makan sehari-hari, sang Ibu mengelola kebun kecil berisi sayuran organik. Dalam merawat kebun organik tersebut, Ibu Andrew juga kerap membuat kompos dari sisa makanan yang ada di dapur.

Yang menarik, disebutkan jika lahan tempat tinggal mereka dulunya adalah bekas peternakan. Jadi, mereka tidak serta-merta langsung membuka lahan di hutan untuk dijadikan rumah. Memahami bahaya yang bisa datang kapan saja karena tinggal sendirian di tengah hutan, sekeliling rumah mereka dikelilingi oleh pagar kawat yang dialiri listrik.

3. Tetap bersekolah sambil mengedukasi

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Andrew Kalaweit (@andrewkalaweit)

Meski tinggal di tengah hutan, namun kondisi tersebut tidak menghalangi kewajiban Andrew untuk bersekolah. Keluarganya memasang akses internet khusus agar tetap bisa berkomunikasi dan menjalani sekolah jarak jauh.

Sementara itu di saluran YouTube-nya, Andrew kerap membagikan konten edukasi mengenai cara bertahan hidup di hutan yang belum banyak orang tau. Salah satunya, ia pernah membuat konten mengenai bagaimana suasana selama 24 jam (siang dan malam) berada di tengah hutan Kalimantan seorang diri.

  Kehangatan program ''Kampuang Ramadhan'' di lokasi bencana gempa Pasaman

Konten lain yang menarik perhatian adalah saat dirinya menghabiskan waktu seharian di atas pohon durian setinggi 25 meter. Menaiki pohon tersebut dengan leluasa, terlihat jelas jika hutan Kalimantan nampak hanya seperti tempat ‘bermain’ bagi Andrew dan keluarganya.

Tak heran, jika pemuda kelahiran tahun 2004 tersebut dijuluki sebagai Tarzan di Kalimantan. Pada beberapa kesempatan khususnya lewat media sosial yang memiliki banyak pengikut, bukan sekali-dua kali Andrew menyuarakan pentingnya kepedulian terhadap lingkungan, kelestarian satwa, dan lain sebagainya.

Artikel Terkait

Berdaya