Cara unik Rob Greenfield kampanyekan sampah jadi pakaian

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Rob Greenfield dan 'pakaian' sampahnya (robgreenfield.org)

Ada banyak cara yang dilakukan sejumlah aktivis lingkungan untuk mengampanyekan aksi tertentu. Entah itu dengan menanam pohon massal, membersihkan sampah secara serentak, dan masih banyak lagi. Tapi, tak sedikit juga yang melakukan aksi unik bahkan terkesan aneh.

Biasanya, cara-cara tersebut dilakukan untuk menarik perhatian lebih besar dibanding cara umum yang memang kurang diperhatikan. Salah satu sosok yang cukup dikenal karena kerap melakukan kampanye tak biasa adalah Rob Greenfield.

Laki-laki berusia 35 tahun asal Amerika tersebut melakukan kampanye kepedulian sampah dengan menjadikannya sebagai ‘pakaian’. Bagaimana dia melakukan hal tersebut?

1. Sampah hasil konsumsi sehari-hari

Rob Greenfield saat memberikan edukasi sampah (robgreenfield.org)

Kampanye yang dimaksud secara harfiah memang menunjukkan kumpulan sampah yang membalut hampir seluruh tubuh Rob hingga menyerupai pakaian. Laki-laki yang saat ini diketahui berbasis di California itu melakukan program kampanye tersebut selama 30 hari lamanya.

Lebih detail, sebenarnya hal tersebut telah ia lakukan pada tahun 2016. Dengan kampanye bertajuk Trash Me, Rob membuat semacam kantong yang membalut seluruh tubuhnya. Kantong tersebut kemudian akan menjadi tempat ia menyimpan berbagai jenis sampah dari barang/produk yang dikonsumsi sehari-hari.

  Iin Herlina Dewi, sang penyebar literasi baca di pedalaman Flores

Semakin bertambahnya hari, maka semakin bertambah pula tumpukan sampah yang membebani tubuh Rob dan membuat kesulitan untuk bergerak. Benar-benar menggunakannya selama beraktivitas, Rob membawa semua sampah itu kemanapun dia pergi. Baik hanya untuk sekadar berkeliling di sepanjang jalan Beverly Hills, berbelanja, dan lain sebagainya.

“Setelah 12 hari saya mulai merasakan beban akibat konsumerisme. Saya mulai merasakan beratnya dan terkejut ketika melihat betapa banyaknya sampah saya terkumpul,” kata Rob, mengutip VOA Indonesia.

Rob ingin menunjukkan kepada banyak orang bahwa di masa depan, bukan tidak mungkin manusia akan mengalami kesulitan untuk bergerak akibat rasa ketidakpedulian terhadap sampah yang banyak dijumpai di masa kini.

2. Bukan yang pertama

Kampanye food waste Rob (robgreenfield.org)

Sebagai seorang aktivis lingkungan, Trash Me bukan satu-satunya kampanye yang dilakukan Rob. Sejak tahun 2013 ia sudah aktif melakukan berbagai aksi yang dijalankan baik seorang diri atau bekerja sama dengan kelompok pemerhati lingkungan lainnya.

Di tahun tersbut ia melakukan kampanye dengan bersepeda mengelilingi kawasan Amerika (7.600 kilometer), menggunakan sepeda yang terbuat dari bambu. Di mana selama 104 hari melakukan perjalanan tersebut, 70 persen makanan yang ia konsumsi berasal dari makanan sisa yang ada di toko kelontong.

  Zeth Wonggor, pahlawan burung surga di Pegunungan Arfak

Kemudian di tahun 2014, Rob juga melakukan kampanye bertajuk Food Waste Fiascos. Rob mengumpulkan ragam makanan yang terbuang di sejumlah kota-kota besar, kemudian makanan tersebut ia pajang untuk melihat berapa banyak nilai yang diperoleh secara keseluruhan.

3. Hanya makan makanan dari kebun sendiri

Hasil kebun yang Rob garap sendiri (robgreenfield.org)

Mulai tahun 2018, Rob secara konsisten hanya memakan makanan yang ia tanam secara mandiri. Ia diketahui menanam lebih dari 100 makanan berbeda di kebun yang terdiri dari lusinan jenis sayuran berbeda.

Adapun ragam buah-buahan tersebut terdiri dari pepaya, pisang, labu, wortel, kacang-kacangan, dan buah bit. Tak hanya buah, ia juga membangun sendiri beberapa jenis kebutuhan pangan yang dibutuhkan seperti kandang lebah, dan elderberry liar yang menurutnya dapat mengobati dan mencegah flu serta pilek.

Selain itu Rob juga menanam sendiri jamur reishi dan teh herbal, serta tanaman kelor yang dikenal sebagai pohon vitamin.

“Saya memasak banyak makanan sehat yang berbeda. Sayuran fermentasi untuk membuat asinan kubis dan membuat minuman lezat seperti anggur madu dan bir jahe. Makanan penutup yang lezat pun tersedia sepanjang hidup saya,” jelas Rob.

  Swietenia Puspa Lestari, perempuan penjaga laut dari ancaman sampah

Tak berhenti sampai di situ, bahkan untuk kebutuhan kamar mandi Rob juga mengolah kertas atau tisu toiletnya sendiri.

Artikel Terkait

Berdaya