Selama delapan tahun menjelajah Nusantara, Alfred Russel Wallace memiliki asisten yang membantunya untuk mencari jalan, menangkap burung, merawat spesimen serangga, dan pekerjaan lainnya yang tidak dapat dilakukan sendiri.
Pada petualangannya itu, dia mempekerjakan banyak pemuda asli Indonesia dan Malaysia. Dari sekian banyak orang yang pernah bekerja dengannya, pemuda bernama Ali yang menurut Wallace paling setia dan pantas dikenang.
Ali adalah seorang pemuda Melayu yang dijumpainya di Serawak tahun 1855. Sejak saat itu dia selalu menemani hari-hari Wallace hingga saat-saat terakhir ekspedisinya di Nusantara pada tahun 1862.
Sebagai ‘tangan kanan’ atau asisten, Ali memiliki berbagai macam tugas. Mulai dari memasak, menyiapkan peralatan, hingga tugas yang terkait dengan penelitian seperti merawat dan menguliti spesimen koleksi Wallace. Pemuda itu juga diajari menangkap burung dan merawat bulunya secara profesional.
Salah satu pekerjaan Ali yang paling diingat oleh Wallace adalah saat sang pemuda memberikan sepasang paok halmahera (pitta maxima) yang cantik kepadanya. Hal ini dilakukan saat Ali ditugaskan untuk menjelajahi Pulau Halmahera sebelum Wallace tiba.
Burung itu memiliki bulu punggung seperti perisai berwarna hitam, sementara dadanya berwarna putih. Bahunya terlihat cantik dengan warna biru langit, sedangkan perutnya berwarna merah menyala. Menurut Wallace, paok halmahera sangat susah ditangkap. Hal ini membuat Wallace sangat senang karena dibawakan burung sugawi oleh Ali.

Memahami bahasa Melayu
Selama melewatkan hari-hari bersama Ali, Wallacea juga mendapatkan hal berharga, yakni berhasil mengusai bahasa Melayu berkat pemuda itu.
Dari percakapan sehari-hari mereka, sedikit-demi sedikit Wallace menjadi makin mahir berbahasa Melayu. Kecakapan dalam berbahasa Melayu ditambah dengan membaca Salinan kamus Inggris-Melayu yang dirimkan rekannya Steven pada tahun 1856-1857 dari Inggris.
Komunikasi Wallace dengan Ali dan penduduk setempat begitu intens. Berkat bantuan Ali, petualang asal Inggris itu mampu mengumpulkan banyak sekali kosakata Melayu.
Wallace juga berhasil mengumpulkan kosakata yang berasal dari 47 bahasa setempat (selain bahasa Melayu dan Jawa). Sayangnya lebih dari separuh catatan kosakata itu hilang saat dipinjam rekannya, Jhon Crawfurd.
Atas jasa besarnya, nama Ali terus-menerus disebut oleh Wallace dalam otobiografinya. Menurutnya, Ali adalah rekan kerja luar biasa yang dapat dipercaya dan diandalkan.
Pemuda Melayu ini juga menjadi orang yang menemaninya hampir sepanjang petualangan menjelajah Timur Jauh. Wajah sang “tangan kanan” juga menjadi ilustrasi buku legendarisnya.