Aquascape bagi sebagian kalangan umum hanyalah sebuah aktivitas yang dilakukan untuk mengisi waktu luang, atau menjadi hobi. Tapi sama seperti hobi lainnya, jika digeluti dengan serius, Aquascape nyatanya juga bisa menjadi profesi dan mendatangkan pundi-pundi rupiah, seperti yang dilakukan oleh Herry Rasio.
Namanya mungkin bukan siapa-siapa di kalangan masyarakat umum. Tapi bagi pegiat Aquascape, sosok satu ini begitu populer.
Herry Rasio adalah pegiat aquascape yang sudah malang melintang di dunia perangkaian tanaman hias air. Karyanya populer bukan hanya di Indonesia, tapi juga dunia. Ia beberapa kali meraih penghargaan dalam berbagai ajang kejuaraan aquascape di sejumlah negara. Mulai dari Jepang, China, Turki, dan masih banyak lagi.
Seperti apa kehidupan Herry Rasio sebagai seorang pegiat aquascape dan bagaimana hal tersebut bisa menjadi kegiatan yang menjanjikan?
1. Berawal dari iseng
Bukan nama asli, mengutip wawancara di laman Diadona.id, disebutkan bahwa nama sebenarnya dari sosok tersebut adalah Heri Amiri Lubis. Nama Rasio rupanya berasal dari brand usaha clothing line yang lebih dulu ia jalankan, sebelum mulai mendalami dunia aquascape.
Dijelaskan, bahwa Herry mulai terjun ke aquacape sejak tahun 2013. Kala itu, ia yang memiliki banyak hobi akhirnya mulai mendalami bidang tersebut, yang dibarengi dengan hobi minatur dan diorama. Sampai pada suatu hari, ia menemukan adanya diorama yang dibuat dalam air.
Lebih detail, diorama yang dimaksud terdiri dari kombinasi berbagai macam tanaman hidup. Hal itu rupanya juga berhubungan dengan hobi Herry lainnya, yakni dengan tanaman bonsai.
Dari itu, Herry mulai berpikir jika semua hobi yang dia miliki bisa dikombinasikan ke dalam satu jenis kegiatan, yakni aquascape. Tak disangka, kegiatan ‘iseng’ yang dia lakukan nyatanya membuahkan hasil dengan menjadi juara 1 kompetisi aquascape dalam cakupan nasional, dan itu terjadi masih di tahun yang sama.
2. Deretan prestasi yang mengikuti
Setelahnya, Herry banyak mendapat saran untuk mengikuti kelas internasional untuk mendalami kegiatan aquascape. Akhirnya, di tahun 2014, tank atau karya yang ia buat di tahun sebelumnya diperlombakan dalam ajang di Jepang.
Meski belum menang, tapi hebatnya karya tersebut berhasil menduduki peringkat ke-49 dari sebanyak 2.000 karya yang diikutsertakan.
Seiring berjalannya waktu, pencapaian tersebut rupanya diikuti oleh berbagai gelar juara di sejumlah kompetesi. Kompetisinya pun bukan lagi cakupan nasional, namun internasional.
Masih mengutip sumber yang sama, tercatat jika setidaknya ada lebih dari 20 kompetisi yang diikuti oleh Herry. Dari berbagai kompetisi tersebut, tak sedikit yang di antaranya yang mengantarkan Herry berada di peringkat 3 besar.
Di saat bersamaan, sejumlah kompetisi tersebut juga diikutinya di berbagai negara. Mulai dari Turki, Shanghai, Taiwan, Jerman, hingga Jepang.
Tak berhenti sampai di situ, Herry nyatanya juga bukan hanya berlomba. Berkat karyanya yang memukau, ia bahkan sempat mendapat kontrak untuk mengajar teknik aquascape di China. Namun sayang, rencana berjalannya kontrak tersebut bertepatan dengan saat di mana Covid-19 pertama kali meledak.
“Pas mau jalan kontraknya, ada tragedi Wuhan itu. Corona. Ya sudah…” ujarnya.
Di saat bersamaan, Herry juga banyak mendapat undangan untuk menjadi juri dalam berbagai kompetisi aquascape nasional.
3. Panutan dan harapan
Sementara itu di balik sejumlah karya yang ia miliki, rupanya Herry juga memiliki sosok panutan di bidang yang sama. Panutan yang dimaksud adalah Oliver Knott, aquascaper asal Jerman yang sudah menggeluti bidang tersebut sejak masih usia 18 tahun.
“Dia aquascaper sejak usia 18 dan sekarang dia udah 54 tahun paling. Udah pernah ketemu dan berhadapan langsung. Bahkan jadi musuh di kontes. Luar biasa.” ujarnya.
Selain itu, ia juga mengungkap jika Narto Tan menjadi panutan yang dia hormati di dalam negeri.
“Dia spesialisasinya di tanaman, kalau aku kan kayu. Narto Tan itu kalau udah bikin karya, tanamannya sangat natural.” pujinya.
Ke depan, Herry berharap agar ke depannya bidang aquascape dapat mendapat fasilitas dan perhatian dari pemerintah. Hal tersebut lantaran ia mengungkap, sering mendapat kesulitan saat mengikuti lomba di berbagai negara.