Menuju fase pemulihan, SalamAid gandeng Samudera Indonesia berikan layanan kesehatan gratis di Pasaman

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Layanan kesehatan untuk para penyintas gempa Pasaman | SalamAid

Terhitung sudah 16 hari berlalu sejak gempa bermagnitudo 6,2 mengguncang Kabupaten Pasaman Barat dan Kabupaten Pasaman, Sumatra Barat. Sementara fase tanggap darurat pun sudah dicabut oleh pemerintah setempat, karena tentunya situasinya kini sudah masuk dalam fase peralihan menuju fase pemulihan.

Para warga terdampak atau penyintas, saat ini sudah lebih dua minggu tinggal di tenda pengungsian. Ada yang menempati terpal, ada pula yang mendapatkan fasilitas tenda, baik dari pemerintah maupun relawan.

Akan tetapi, tinggal di tenda dalam waktu yang cukup lama berpotensi menimbulkan dampak bagi para penyintas, salah satunya adalah soal kesehatan.

Memang, tinggal di tenda pengungsian tentu bukanlah tempat yang nyaman, dan akan lebih riskan karena berpotensi mengalami berbagai gangguan kesehatan, seperti gangguan pencernaan, penyakit kulit, ISPA, dll.

“Masyarakat banyak sakit batuk, flu, demam, diare, gatal gatal, pegal pegal sampai hipertensi ini adalah dampak dari masyarakat yang harus tinggal di tenda, konsumsi makanan yang tidak sehat, cuaca dan sanitasi,” terang Rahayu, relawan medis SalamAid.

  Kerja sama SalamAid dan IPB University untuk mendesain Sekolah Alam Tanggap Bencana di Pasaman, Sumatra Barat

“Damam, salemo, batuak alah barapo hari ko patang alah dicubo barubek jadi ubek nyo tu alah abih makonyo aden barubek kasiko liek,” ungkap Manih (72), salah seorang penyintas asal Jorong 1 Siparayo Nagari Malampah, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman.

Karenanya tidak berlebihan jika tim medis SalamAid melakukan blusukan atau patroli layanan kesehatan dari tenda ke tenda para penyintas. 

“Alhamdulillah hari ini kita tim medis Salam Aid sudah berkeliling ke tenda-tenda pengungsian. Kami melakukan pemeriksaan umum kepala kurang lebih 100 orang mulay2 anak-anak hingga lansia,” ungkap Ayu, koordinator tim medis SalamAid.

Dari hasil pemeriksaan kesehatan keliling yang dilakukan tim medis SalamAid ini, ditemukan beberapa penyintas yang mengeluhkan kondisi kesehatannya.

“….Banyak lansia yang mengeluhkan kesehatannya, ada yang tensi gula darah yang tinggi, ada juga yang mulai merasakan diare dan gatal-gatal,” jelas Ayu.

Layanan kesehatan menuju fase pemulihan

Layanan kesehatan untuk para penyintas gempa Pasaman | SalamAid

Atas persoalan kesehatan para penyintas tadi, maka lembaga sosial kemanusiaan SalamAid dengan menggandeng Samudera Indonesia, berisisiatif membuka layanan kesehatan gratis bagi para penyintas.

  Iin Herlina Dewi, sang penyebar literasi baca di pedalaman Flores

Berlokasi di sekitar tenda-tenda pengungsian, tim medi SalamAid bersiaga 24 jam untuk memberikan tanggapan keluhan kesehatan para penyintas menuju fase pemulihan.

Inisiatif ini tentu mendapatkan respons positif dari para penyintas, karena di tengah kondisi yang serba darurat seperti sekarang ini, kesehatan jasmani dan rohani tentu sangat dibutuhkan. Hal itu juga dilakukan untuk mendongkrak kesehatan mental para penyintas.

Pasca gempa, para penyintas masih harus dihadapkan oleh bencana lainnya, seperti tanah longsor yang membuat suplai bala bantuan, seperti logistik sandang dan pangan tersendat. Belum lagi faktor cuaca belakangan hari yang masih terlihat ekstrem, seperti hujan, angin kencang, dst.

Diharapkan dari dari rangkulan gotong royong gerakan kemanusiaan yang dilakukan berbagai pihak ini dapat  melahirkan aksi sesuai kebutuhan masyarakat penyintas bencana gempa Pasaman.

Dan bagi para pendonasi, tim SalamAid menghaturkan banyak terima kasih, semoga kebaikan-kebaikan yang dilakukan bisa menular dan berguna bagi penerima manfaat.

 

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by SalamAid (@salam.aid)

Artikel Terkait

Terbaru

Humanis

Lingkungan

Berdaya

Jelajah

Naradata