Pegiat literasi lingkungan, Sutanandika: Peran anak-anak sebagai agen penjaga lingkungan

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Sutanandika (dok. pribadi)

Anak-anak sebagai generasi penjaga lingkungan memegang peran yang sangat penting dalam menjaga keberlanjutan dan kelestarian alam bagi masa depan. Mereka adalah penerus bangsa yang akan mewarisi bumi ini, sehingga tanggung jawab untuk menjaga dan melindungi lingkungan adalah hal yang harus dipahami sejak dini.

Anak-anak memiliki daya tangkap yang luar biasa terhadap isu-isu lingkungan. Melalui pendidikan dan kesadaran yang diberikan oleh keluarga, sekolah, dan masyarakat, anak-anak dapat dengan mudah memahami pentingnya alam dan bagaimana tindakan mereka dapat berpengaruh pada lingkungan.

Anak-anak juga memiliki kreativitas dan inovasi yang tak terbatas. Mereka seringkali memiliki cara pandang yang segar dan berani dalam mencari solusi untuk masalah lingkungan.

Kemampuan ini dapat digunakan untuk mengembangkan ide-ide baru, teknologi ramah lingkungan, dan praktik berkelanjutan yang dapat membantu mengurangi dampak negatif terhadap alam.

Anak-anak sebagai agen perubahan

Sutanandika dan siswa-siswa pelajar dalam kegiatan menanam pohon di lereng gundul di kawasan Bogor (dok. pribadi)

Anak-anak dapat menjadi agen perubahan di lingkungan sekitar mereka. Dengan memberikan contoh perilaku ramah lingkungan, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, menghemat energi, dan mendaur ulang sampah, mereka dapat mempengaruhi orang lain, termasuk keluarga dan teman-teman sebaya, untuk ikut berkontribusi dalam menjaga lingkungan.

Sutanandika, peliterasi dan pegiat lingkungan dari Komunitas Pejuanga Waktu, menyatakan bahwa pemanfaatan demografi anak-anak di Indonesia mesti dimanfaatkan sebagai agen-agen penjaga lingkungan guna meneruskan tongkat estafet literasi lingkungan.

  Ipank Horehore, inisiator gerakan lingkungan hingga pustaka anak

“Mereka bukan hanya pemilik usia muda yang butuh asupan literasi, tapi harus didorong menjadi agen-agen lingkungan untuk saat ini dan masa depan,” tandasnya.

Gen Z–biasa disebut–juga memiliki kemampuan untuk menyuarakan isu-isu lingkungan dan mempengaruhi pembuat kebijakan. Dengan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan lingkungan, demonstrasi, atau kampanye sosial, mereka dapat memperjuangkan perubahan positif dalam kebijakan dan tindakan pemerintah terkait masalah lingkungan.

“Aktivitas yang konkret harus ditunjukkan melalui gerakan-gerakan yang dilakukan secara simultan. Pejuang Waktu melalui program Cisadane Resik terus berupaya mengajak mereka dan meningkatkan kesadaran dalam upaya menjaga lingkungan,” tambahnya.

Selain itu, kang Sutan–sapaan akrabnya–juga menyebut peran anak-anak sebagai generasi penjaga lingkungan juga mengedepankan rasa empati terhadap makhluk hidup lainnya.

Aktivitas bersih sampah sungai | Dok. Cisadane Resik

Mereka diajarkan untuk menghargai keberagaman hayati dan menjaga ekosistem agar tetap seimbang. Dengan menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang terhadap alam, anak-anak akan merasa terhubung secara emosional dan memahami pentingnya menjaga alam untuk kebaikan bersama.

Secara umum, anak-anak sebagai generasi penjaga lingkungan memiliki potensi besar untuk mengubah dan meningkatkan keberlanjutan bumi. Melalui pendidikan, kreativitas, perilaku teladan, partisipasi aktif, dan empati terhadap alam, mereka dapat membawa perubahan positif bagi lingkungan dan masyarakat di masa depan.

  Mengarungi jeram sambil membersihkan sampah sungai

Peran anak-anak dalam konservasi lingkungan harus didukung dan diberdayakan, sehingga mereka dapat menjadi agen perubahan yang berdampak nyata bagi masa depan yang berkelanjutan.

Anak-anak mesti jadi generasi penjaga lingkungan

Kegiatan tanam pohon dari komunitas Pejuang Waktu (dok. pribadi)

Anak-anak Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam konservasi lingkungan. Sebagai generasi penerus bangsa, mereka akan mewarisi bumi ini dan bertanggung jawab untuk menjaga keberlanjutan dan keseimbangan ekosistem.

Berikut adalah 10 peran anak-anak Indonesia dalam konservasi lingkungan:

1. Pendidikan dan kesadaran

Anak-anak dapat menjadi agen perubahan dengan mengedukasi diri mereka sendiri dan orang lain tentang pentingnya konservasi lingkungan. Melalui pendidikan dan kesadaran, mereka dapat menyebarkan informasi tentang isu-isu lingkungan dan cara untuk menjaga kelestarian alam.

2. Aksi positif

Anak-anak dapat mengambil tindakan nyata untuk konservasi lingkungan di sekitar mereka. Misalnya, mereka bisa menjadi bagian dari gerakan membersihkan pantai, menanam pohon, atau mendaur ulang sampah.

3. Pemanfaatan energi dan sumber daya

Anak-anak dapat membantu mengurangi penggunaan energi dan sumber daya dengan mengajak keluarga mereka untuk melakukan praktik hemat energi dan penggunaan sumber daya secara bijaksana.

  David Attenborough, habiskan 3/4 hidupnya untuk dokumentasikan habitat satwa liar

4. Praktik pengurangan sampah

Anak-anak dapat mempraktikkan pengurangan sampah dengan menghindari penggunaan plastik sekali pakai, memilih kemasan yang ramah lingkungan, dan mendaur ulang sampah.

5. Partisipan dalam kegiatan lingkungan

Anak-anak dapat bergabung dalam kegiatan lingkungan, seperti klub lingkungan sekolah atau organisasi masyarakat yang peduli terhadap lingkungan.

6. Memahami ekosistem lokal

Anak-anak dapat memahami ekosistem lokal di sekitar mereka, seperti hutan, sungai, dan laut. Dengan memahami keunikan dan pentingnya ekosistem tersebut, mereka akan lebih termotivasi untuk melindunginya.

7. Mendukung program konservasi

Anak-anak dapat mendukung program konservasi yang ada di komunitas mereka, baik melalui partisipasi aktif atau penggalangan dana.

8. Mengembangkan inovasi ramah lingkungan

Anak-anak memiliki kreativitas yang besar. Mereka dapat mengembangkan ide-ide inovatif untuk solusi lingkungan, seperti alat daur ulang sederhana, penggunaan energi terbarukan, atau program pencegahan pencemaran.

Keterlibatan anak-anak dalam konservasi lingkungan tidak hanya bermanfaat bagi alam, tetapi juga membantu mengembangkan kesadaran, tanggung jawab, dan kepemimpinan di kalangan generasi muda.

Dengan berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan, anak-anak Indonesia dapat menjadi agen perubahan yang berdampak positif bagi masa depan bumi.

Artikel Terkait

Terbaru

Humanis

Lingkungan

Berdaya

Jelajah

Naradata