Perhatikan fasilitas umum, Cisadane Resik terjun bersihkan masjid dan tugu pahlawan

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Cisadane Resik Vol 10 (Sutanandika/Pejuang waktu)

Dalam rangka memperingati Hari Keanekaragaman Hayati, Komunitas Pejuang Waktu kembali mengadakan acara Cisadane Resik Volume 10. Acara kali ini melibatkan banyak elemen komunitas dan masyarakat setempat. 

Seperti acara Cisadane Resik sebelumnya, kali ini Pejuang Waktu juga melakukan penanaman bibit, bersih-bersih sampah dan fasilitas umum. Selain itu, mereka pun berencana untuk menyelenggarakan open recruitment agar gerakan lingkungan ini semakin luas. 

Lalu bagaimana kegiatan Cisadane Resik ini berjalan? Dan apa rencana mereka untuk menyelenggarakan kaderisasi? Berikut uraiannya :

1. Gerakan lingkungan 

Cisadane Resik Vol 10 (Sutanandika/Pejuang Waktu)

Kegiatan Cisadane Resik Volume 10 kembali terselenggara di Kampung Bantar Kambing, Minggu (29/5/2022). Gerakan lingkungan ini berupaya untuk menghijaukan dan membersihkan daerah setempat. 

Pada kegiatan yang bertepatan dengan Hari Keanekaragaman Hayati ini, Komunitas Pejuang Waktu melakukan penanaman bibit, membersihkan masjid, dan Tugu Garis Embarkasi Maseng. 

“Acara penanaman pohon, aksi kebersihan Tugu Maseng, sama bersih-bersih Mesjid dan Pesantren Al-Barkah,” ucap Selly, Ketua Panitia Cisadane Resik Volume 10.

Pada acara ini, Cisadane Resik juga 200 bibit di wilayah Bantar Kambing. Penanaman bibit ini dilakukan di sekitar kawasan perkuburan yang terlihat tandus dan tidak ada tanaman. 

  Surinanto, penikmat ketenangan masa pensiun dengan bertani

Selain itu, penanaman bibit ini dilakukan agar wilayah sekitar bisa mendapatkan manfaat dari tanaman produktif. Karena itu, bibit yang mereka tanam adalah pohon sirsak, jati, dan jambu kristal. 

Tercatat ada 60 orang yang mengikuti acara tersebut. Peserta ini berasal dari berbagai elemen mulai dari pelajar, ormas, tentara, dan kepolisian setempat. 

2. Bersihkan tugu pahlawan

Cisadane Resik (Sutanandika/Pejuang Waktu)

Pada kegiatan kali ini, Komunitas Pejuang Waktu bersama peserta acara mengadakan bersih-bersih Masjid dan Pesantren Al-Barkah. Hal ini dilakukan agar kegiatan lingkungan bisa dekat dengan masyarakat setempat. 

Menurut Selly, kegiatan Cisadane Resik tidak hanya berfokus kepada aspek pelestarian lingkungan. Namun juga harus bermanfaat bagi masyarakat sekitar. 

“Peserta tidak hanya melakukan kebersihan di sungai, tetapi kebersihan bersama fasilitas di rumah-rumah ibadah,” tegasnya. 

Salah satunya juga, peserta melakukan bersih-bersih di Tugu Maseng yang menjadi ikon di daerah Bantar Kambing. Di sekitar tugu ini pertumbuhan gulmanya begitu cepat, membuatnya terlihat tidak terawat. 

Apalagi banyak oknum tidak bertanggung jawab yang membuang sampah di sekitar tugu ini. Sehingga banyak ditemukan beberapa sampah yang masih berceceran. 

  Pasangan ini berhasil pulihkan hutan mati dengan tanam 2 juta pohon dalam 20 tahun

“di Tugu Maseng banyak tumbuhan liar, dan sampah-sampah yang dibuang oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Bekas minum, ciu dan celurit,” bebernya. 

Melihat kondisi ini, Komunitas Pejuang Waktu dan peserta berkomitmen untuk terus memantau kebersihan Tugu Maseng. Hal ini dilakukan agar kebersihan tempat ini terus terjaga dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. 

Tentunya melihat kondisi lingkungan, para aktivis muda ini mengaku membutuhkan sumber daya manusia yang lebih banyak. Sehingga gerakan mereka bisa lebih berdampak kepada masyarakat sekitar. 

3. Memperluas gerakan

Cisadane Resik vol 10 (Sutanandika/pejuang waktu)

Melihat pentingnya konsistensi dari gerakan lingkungan, membuat Komunitas Pejuang Waktu perlu memperluas gerakan. Apalagi bila memiliki sumber daya yang banyak tentunya gerakan lingkungan akan sangat efektif. 

Pejuang Waktu menyebut pihaknya berencana untuk open recruitment. Hal ini juga menjadi pendidikan kaderisasi bagi penerus-penerus aktivis lingkungan.

Kegiatan Cisadane Resik yang selama ini dilakukan, jelasnya hanya sebagai gerakan insidental. Namun, masih perlu ada kegiatan untuk kaderisasi bagi orang-orang yang ingin terjun dalam gerakan lingkungan. 

  Pandawara, kelompok anak muda kekinian yang peduli sampah sungai

Pada kesempatan itu, Komunitas Pejuang Waktu membuka kesempatan kepada masyarakat umum untuk bergabung. Nantinya para peserta rencananya akan dilantik dalam sebuah acara pada pertengahan Juni.

Artikel Terkait

Berdaya