Relawan sadar lingkungan (Repelika) Mojokerto dan Elang Indonesia kembali melakukan kegiatan penanaman pohon di Gunung Penanggungan. Aksi ini selain melanjutkan kegiatan berbasis konservasi, juga dalam rangka memperingati Hari Sejuta Pohon yang jatuh pada 10 Januari 2022 lalu.
Sekitar 500 bibit pohon pinus gunung dibawa dari tiang panjat di Tamiajeng, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, ke puncak Gunung Penanggungan. Peserta atau relawan yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut ada sekira 100 relawan dari berbagai daerah di Jawa Timur.
Selain berasal dari Mojokerto, peserta atau relawan juga berasal dari luar Mojokerto, seperti Surabaya, Lamongan, Gresik, dan Pasuruan. Ratusan relawan ini sudah turun ke gunung yang juga dikenal sebagai Gunung Pawitra atau Puncak Pawitra, sejak Sabtu malam (15/1/2022).
Antusias para relawan
Peserta sangat antusias dengan kegiatan penanaman pohon tersebut sehingga dalam waktu sekitar 60 menit, hingga 500 bibit berhasil ditanam di sekitar puncak rindang Gunung Penanggungan. Para relawan lingkungan ini sendiri telah melakukan kegiatan konservasi di Gunung Penanggungan selama kurang lebih 5 tahun.
“Saat ini sudah ada beberapa pohon pinus gunung yang tumbuh subur di sekitar puncak Penanggungan yang rindang. Ketinggian pohon pinus gunung yang ditanam saat ini mencapai ketinggian 710 meter. Bahkan ada yang setinggi 15 meter,” kata Nuzul Arif, koordinator gerakan.
Selama lima tahun terakhir, lanjut Nurul, Repelika bersama Elang Indonesia terus menanam dan memelihara pinus gunung. Diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan hingga Gunung Penanggungan memiliki cukup pohon untuk menopang kehidupan masyarakat sekitar terutama.
“Dan semua makhluk pada umumnya karena kami berharap pohon-pohon ini dapat bermanfaat bagi banyak orang. Karena tanaman ini memiliki manfaat yang besar, selain kemampuannya menyimpan air, juga dapat menghasilkan oksigen dan memiliki kemampuan untuk menetralisir beberapa virus berbahaya,” paparnya.
Konsistensi kegiatan tanam pohon
Gerakan yang diinisiasi oleh Repelika ini melecut para relawan agar aktif melakukan perawatan pasca tanam. Setiap tiga bulan, relawan kembali ke puncak Gunung Penanggungan untuk merawat dan mengganti pohon yang mati.
Hal tersebut dilakukan mengingat kondisi cuaca yang terkadang memmengaruhi aktivitas pohon untuk tumbuh. Karenanya diperlukan pengawasan yang intensif untuk mengukur tingkat keberhasilan gerakan penanaman pohon di lereng gunung tersebut.
“Pohon ini bisa menjadi sedekah bagi kami, karena dapat memberikan manfaat jangka panjang. Selain penanaman, kami juga melakukan perawatan untuk memastikan pohon yang kami tanam masih dalam kondisi baik,” tambah direktur operasi, Uud Kuswendi.
Gunung Penanggungan merupakan gunung berapi aktif berbentuk kerucut dengan ketinggian 1.653 meter di atas permukaan laut (meter di atas permukaan laut). Lokasinya berada di perbatasan dua pemerintahan yaitu Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan serta sekitar 55 km arah selatan kota Surabaya.