Swietenia Puspa Lestari, perempuan penjaga laut dari ancaman sampah

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Swietenia Puspa Lestari (weforum.org)

Sampah laut (marine debris) merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang menyita perhatian besar. Sejak lama, sampah laut menjadi salah satu fokus penanganan yang selalu gencar diupayakan oleh para aktivis lingkungan, salah satunya Swietenia Puspa Lestari.

Akrab disapa Tenia, perempuan ini diketahui memiliki kepedulian yang tinggi akan penanganan sampah di lautan. Ia bahkan terbiasa melakukan aksi memungut sampah di arus deras, yang nyatanya memiliki potensi mempertaruhkan nyawa.

1. Tenia dan sampah laut

Tenia (Anindita Pradana/BBC Indonesia)

Meski lahir di Bogor, perempuan kelahiran tahun 1994 ini diketahui besar di kawasan pesisir, lebih tepatnya Pulau Pramuka. Ia hingga kini menjadi penduduk asli dari salah satu pulau yang terletak di dalam gugusan Kepulauan Seribu tersebut.

Mulai dari situ, dirinya tumbuh dengan rasa cinta yang besar terhadap laut. Hal tersebut pula yang otomatis membuat Tenia sudah gemar menyelam dan pada akhirnya menjadi seorang diver. Ia bahkan menempuh pendidikan tinggi di bidang terkait yakni Studi Teknik Lingkungan di ITB.

Keprihatinannya terhadap sampah di laut bermula saat ia sedang menyelam di kawasan Perairan Berau, Kalimantan Timur. Hal tersebut lantaran ia sering terkecoh dan mengira kantong plastik yang ada di lautan sebagai ubur-ubur.

  Tak pernah bosan mengamati tradisi tahunan sang penjelajah langit

Menurutnya jika sebagai penyelam saja hal tersebut sangat menggangu, apalagi bagi para hewan laut yang hidup di habitat tersebut. Terlebih ubur-ubur sendiri dikenal berperan penting dalam rantai makanan sebagai mangsa penyu.

“Berapa banyak penyu yang sudah makan kresek?” ujar Tenia, mengutip KlikHijau.com.

2. Pendirian Drivers Clean Action

Tenia dalam aksi memungut sampah laut (diverscleanaction.org)

Setelah bergerumul dengan keresahan dan semakin besar permasalahan yang nampak, Tenia mendirikan Drivers Clean Action (DCA) pada tahun 2015. Awalnya DCA hanya berbentuk komunitas, yang mengumpulkan para penyelam untuk bersama-sama membersihkan sampah di lautan.

“DCA adalah sebuah platform organisasi yang kebetulan mengumpulkan para antusias wisata bahari dan juga konservasi laut. Salah satunya, sampah laut,” jelas Tenia.

Pembentukannya sendiri ia mulai dengan mengajak dua orang teman untuk membuat acara clean up. Namun seiring perkembangannya, kini DCA sudah menjadi yayasan besar yang kerap terlibat dalam berbagai kampanye pembersihan laut. Lain itu aksi yang dilakukan juga semakin luas ke berbagai wilayah lain Indonesia.

Secara garis besar, ada 4 progam utama yang dilakukan oleh Tenia dan yayasan DCA yang ia bangun. Pertama adalah Marine Debris Research, program ini berbentuk citizen cleans up di pinggir pantai dan di bawah laut.

  Noay M. Ikhsan, pejuang pelestarian hutan bakau di kawasan pesisir

Kedua ada kampanye dan pelatihan gratis untuk para pemuda, yang memiliki program pengolahan sampah hasil pengumpulan dari laut. Kemudian program ketiga adalah community development yang bertujuan membina daerah guna memastikan tidak ada lagi sampah yang masuk ke laut.

Terakhir, ia dan yayasannya juga melakukan kolaborasi dengan berbagai perusahaan swasta. Hal tersebut bertujuan untuk secara sirkular membuat mereka berkontribusi mengurangi sampah di laut dalam menjalankan bisnisnya.

3. Ragam penghargaan

Tenia saat menjelaskan aksi lingkungan kepada Barack Obama (via diverscleanaction.org)

Berkat gerakan besar dan berkelanjutan bagi lingkungan yang sudah diupayakan. Tak heran jika Tenia akhirnya mendapat ragam penghargaan atau apresiasi dari berbagai pihak. Namanya pernah masuk dalam daftar 30 Under 30 Asia Social Enterpreneurs List.

Hal tersebut juga yang membuatnya masuk dalam program Obama Foundation Leaders tingkat Asia-Pasifik sebagai peserta termuda. Ia bahkan mendapat kesempatan untuk bertemu secara langsung dan mempresentasikan program lingkungan yang ia lakukan di hadapan Presiden AS ke-44, Barack Obama.

Ia juga pernah dinobatkan sebagai salah satu sosok yang menginspirasi setelah masuk dalam daftar 100 Most Inspiring Women BBC dan 30 under 30 Forbes Asia. Sadar jika upaya kerasnya tidak hanya perlu dilakukan seorang diri atau melalui yayasannya saja, Tenia berharap pemerintah dapat memberikan komitmennya hingga tahun 2025 untuk mengurangi sampah ke laut sampai dengan 70 persen.

  Mengenal Paul Watson dan deretan pejuang konservasi paus di dunia

“Semoga pengurangan sampah di laut kita lebih banyak, dan lebih berhasil, serta lautan kita bersih dari sampah,” ujar Tenia.

Artikel Terkait

Berdaya