Bulan Oktober menjadi waktu yang tepat untuk melakukan pengamatan burung pemangsa atau raptor asal bumi bagian utara yang melakukan migrasi ke Indonesia. Tujuan migrasi mereka ke wilayah Indonesia adalah untuk mencari sumber makanan.
Beberapa spesies burung raptor diketahui melakukan migrasi dari daerah asalnya seperti China, Jepang, dan Rusia ke wilayah-wilayah atau daerah beriklim tropis.
“Raptor Migratory Watch merupakan kegiatan rutin Burung Indonesia. Setiap tahun melakukan kegiatan pengamatan burung raptor bermigrasi sebagai bentuk upaya penyadartahuan dan informasinya tersampaikan ke publik serta ada kesadaran terhadap fenomena migrasi burung raptor,” kata Muhammad Meisa, Communication and Institutional Development Coordinator Burung Indonesia, Sabtu (22/10/2022).
Dijelaskan Meisa bahwa burung raptor biasanya bermigrasi pada musim gugur (autumn migration), yakni sekitar bulan September hingga November, dan kemudian akan kembali ke wilayah asalnya antara bulan Maret hingga Mei (spring migration).
Migrasi ribuan raptor

Pada momen ini, sekitar 90 persen raptor yang berjumlah ribuan di wilayah Asia Timur melakukan perjalanan ke selatan dan menimbulkan fenomena yang menakjubkan di cakrawala.
Di antaranya, elang-alap china (Accipiter soloensis), elang-alap nipon (Accipiter gularis), dan sikep-madu asia (Pernis ptilorhynchus), menjadi spesies yang sering dijumpai saat melakukan pengamatan di Puncak, Bogor, Jawa Barat.
“Puncak Bogor menjadi salah satu lokasi populer untuk melakukan pengamatan burung raptor bermigrasi karena memiliki sudut pandang yang sangat luas dan ketinggian (lokasi) yang pas,” imbuhnya.
Perjalanan panjang burung-burung raptor saat bermigrasi tentunya juga menemui beberapa ancaman, seperti alih fungsi kawasan hutan menjadi lahan pertanian dan industri, semakin banyak pembangunan gedung-gedung tinggi yang menyebabkan burung menabrak gedung tersebut.
Oleh karena perubahan lingkungan itu, tidak jarang dan tak sedikit ada burung yang tidak dapat melanjutkan perjalanan kerena mati.
“Malam hari merupakan waktu burung-burung beristirahat, maka butuh kawasan hijau. Burung yang diburu dan kemudian dijual secara illegal turut menjadi ancaman,” jelasnya.
Raptor Migratory Watch oleh Burung Indonesia
Kegiatan pengamatan migrasi burung raptor (Raptor Migratory Watch) tahun 2022 ini yang dilakukan oleh perkumpulan Burung Indonesia diikuti sebanyak 23 orang, yang terdiri dari mahasiswa, pecinta fotografi, dan masyarakat umum lainnya.
Pada kesempatan itu ada empat spesies yang berhasil tercatat, antara lain 7 individu sikep-madu asia (Pernis ptilorhynchus), 8 individu elang-alap nipon (Accipiter gularis), dan 4 individu elang-alap cina (Accipiter soloensis).
Pada kesempatan ini juga terdapat burung lokal yang tercatat yakni seekor elang-ular bido (Spilornis cheela).