Survei dari Bankrate di Amerika Serikat menunjukkan bahwa, 68% orang tua rela korbankan keuangannya demi bantu anak agar merdeka secara finansial (financial freedom). Bahkan para orang tua itu rela untuk korbankan dana pensiun dana darurat untuk melunasi utang sang anak, serta hingga membantu merealisasikan mimpi-mimpi sang anak.
Pendek kata, anaknya jangan sampai kesulitan finansial dan berutang.
Analis Bankrate, Ted Rossman menilai bahwa aksi kuras tabungan yang dilakukan orangtua demi anak menandakan bahwa mereka memiliki literasi finansial yang buruk, alias buta dalam urusan keuangan.
Survei Bankrate juga menunjukkan bahwa semakin rendah penghasilan rumah tangga, makin mudah bagi mereka untuk menguras dana darurat demi anak-anaknya.
Bukan rahasia lagi bahwa Generasi Z (18 – 26 tahun) memulai karier mereka di era inflasi dan suku bunga tinggi. Generasi Z mungkin sadar bahwa saat usia mereka sudah mulai bertambah, maka mereka akan mulai pusing dengan tagihan-tagihan biaya hidup layaknya orangtua mereka, yang akhirnya mengesampingkan cita-citanya untuk merdeka finansial.
Meski demikian, terlalu banyak membantu anak tentu bisa merusak kondisi keuangan orangtua.
Berikut adalah gambaran seberapa besar kesediaan orangtua mengorbankan uangnya untuk membantu sang anak merdeka finansial menurut survei Bankrate.