Leuit dalam bahasa masyarakat kasepuhan adat bermakna ‘lumbung’ atau tempat menyimpan hasil panen padi. Di beberapa kampung adat di Indonesia–khususnya di Jawa Barat dan sebagian wilayah Banten, Leuit bahkan diartikan sebagai sebuah tempat yang bisa menjaga ketahanan pangan di wilayah tersebut.
Ada salah satu bangunan utama dari leuit-leuit lainnya, maka tak heran, tak sedikit yang kemudian menjulukinya sebagai ‘Si jimat’ yang bermakna ‘penjaga’ dari kelaparan dan kesulitan pangan.
Meski bukan makna sebenarnya sebagai ‘penjaga’ namun Leuit Si Jimat mendapat perlakukan khusus bagi masyarakat adat kasepuhan. Lantas seperti apa Leuit Si Jimat menurut sejarah dan kultur dan budaya masyarakat adat kasepuhan?
Berikut paparannya.
Salah satu bangunan sentral

Telah ada dan menjadi simbol di wilayah kasepuhan sejak ratusan tahun lalu, keberadaan leuit/lumbung tak bisa sembarang hanya sebagai bangunan biasa. Bangunan ini biasanya menjadi pembuka sebelum masuk ke wilayah kampung adat. Jumlah Leuit Si Jimat umumnya hanya satu sebagai bangunan utama lauit-leuit lainnya.
Dalam upacara adat tahunan seperti Seren Taun, Leuit Si Jimat menjadi salah satu bangunan paling menarik perhatian, karena dijadikan objek menaruh hasil panen, dan biasanya ritual itu dilakukan oleh kepala kasepuhan adat.
Penjaga ketahanan pangan

Selain sebagai bangunan yang diagungkan masyarakat kasepuhan adat, Leuit Si Jimat diyakini sebagai penjaga ketahanan pangan bagi masyarakat kasepuhan adat. Padi yang ada di Leuit Si Jimat lazimnya tak boleh diperjual-belikan di kalangan umum, tentunya dengan alasan khusus.
Sejatinya, padi yang ada di Leut Si Jimat tak pernah habis. Di isi saat upacara Seren Taun hingga upacara di tahun berikutnya, padi yang ada di Leuit Si Jimat terus di jaga.
Uniknya, meski padi cukup lama berada di dalam Leuit Si Jimat, kualitas beras, kesehatan, dan rasanya tetap terjaga dengan baik. Tentu itu tak terlepas dari ritual-ritual yang ditanamkan di dalamnya.
Nilai filosofis

Selain menjadi leuit paling besar di antara leuit-leuit lainnya, Leuit Si Jimat memiliki filosofi khusus sebagai benteng pertahanan ketahanan pangan. Umumnya, leuit ini terletak di dekat ‘Omah Gede’ atau rumah besar di kasepuhan adat, karena erat kaitannya dengan titah atau perintah dan kedekatan spiritual dari ketua adat kasepuhan.
Jika diibaratkan, Leuit Si Jimat diibaratkan sebagai ‘panglima tertinggi’ dari leuit-leuit lainnya. Karenanya tak berlebihan jika ia diperlakukan secara istimewa.