Ekskavasi Situs Adan-Adan: tabir peradaban di Candi Buddha terbesar di Jawa Timur

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Situs Adan-adan, Kediri, Jawa Timur © Kusno Dinoyo/Twitter

Situs Adan-adan merupakan salah satu situs arkeologi yang terletak di Desa Adan-adan, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri Jawa Timur (Jatim). Di sini ditemukan benda bersejarah era peninggalan Kediri dan Singosari.

Pada 2021, merupakan penelitian tahun ke 5 dari awal kegiatan yang dilakukan sejak 2016, 2017, 2018, dan 2019. Memang sejak ekskavasi dilakukan pada 2016, sejumlah artefak telah ditemukan di Adan-adan, mulai dari arca hingga struktur candi.

Lalu bagaimana proses ekskavasi situs adan-adan? Dan bagaimana kondisinya saat ini? Berikut uraiannya:

1. Situs Adan-adan

Situs Adan-Adan (kediriontheroad/Instagram)

Situs Adan-adan merupakan salah satu situs arkeologi yang terletak di Desa Adan-adan, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri Jawa Timur (Jatim). Di sini ditemukan benda bersejarah era peninggalan Kediri dan Singosari.

Beberapa temuan seperti batuan pondasi candi, makara, sistem petirtaan (pengairan) berupa (diduga) embung, pecahan keramik dan beberapa patung (arca). Kuat dugaan, situs ini tertimbun lapisan abu vulkanik setebal 11 lapisan dari letusan Gunung Kelud.

Hal ini berdasarkan temuan situs yang berada di sekitar pemukiman penduduk yang juga berdekatan dengan kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Serinjing yang menjadi daerah aliran lahar dingin Gunung Kelud.

  Menguak hunian masyarakat Majapahit yang berserakan di Situs Trowulan

Tim yang bertanggung jawab atas temuan situs ini adalah Tim Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas). Tim menemukan struktur bangunan candi dari bahan batu dan bata dengan sudut berukuran 8 x 8 meter.

Menurut penelitian tim tersebut, situs ini dibangun sebelum abad ke 11 Masehi, hal ini karena wilayah Kediri dan sekitarnya memang sudah menjadi pusat kebudayaan sejak era Mpu Sindok pada abad ke 9 Masehi.

“Awalnya kami berpikir bahwa ini berasal dari periode awal abad ke 11, ternyata ada kemungkinan di lapisan terakhir yang dibuka masih ada potensi lapisan budaya lagi,” kata arkeolog Ismail Luthfi yang disadur dari Tirto.

2. Umur belum bisa dipastikan

Situs Adan-Adan (Yul_Jelajah/Instagram)

Meskipun demikian, Luthfi mengatakan umur pasti dari benda-benda purba di situs Adan-adan baru bisa dipastikan setelah tes laboratorium keluar. Namun, dari gaya seni merujuk dari zaman sebelum Majapahit bahkan Singasari.

Dari sisi peninggalan, Luthfi menyimpulkan bahwa situs Adan-adan sebagai sebuah bangunan candi. Ada beberapa faktor dan temuan yang mendukung kesimpulan ini, seperti adanya makara.

Makara, kata Luthfi, biasanya perpaduan dengan kala. Namanya kala makara. Kalanya biasanya terdapat di atas, sedangkan makaranya ada di bawah. Di situs Adan-adan, tim arkeolog mengaku mendapatkan pasangannya walau sudah tidak bersatu.

  Melacak sejarah Probolinggo dari taburan candi-candi di lereng Gunung Argopuro

Kemudian temuan dua kepala kala, meskipun pada umumnya empat buah, sudah dapat disimpulkan bahwa bangunan situs ini berdinding. Terdapat ambang pintu, dan di bagian atas terdapat kala. Karena itu, bila direkonstruksi, kemungkinan ada sebuah bangunan ruang berdinding empat.

Seperti diketahui, keistimewaan dari temuan tim Puslit Arkenas dalam ekskavasi tahap kedua di Situs Adan-adan ini adalah adanya arca Dwarapala dengan postur besar berposisi berdiri. Selain itu, ukuran makara yang sangat besar, apalagi pola ukiran khas.

3. Ekskavasi selama lima tahun

Situs Adan-adan, Kediri, Jawa Timur © Kusno Dinoyo/Twitter

Lima tahun terakhir, Adan-adan telah melalui serangkaian penelitian. Tahap demi tahap misteri yang terpendam di dalamnya pun kian terbuka dan menambah literasi tentang masa lalu di Bumi Kediri.

Pada 2021, merupakan penelitian tahun ke 5 dari awal kegiatan yang dilakukan sejak 2016, 2017, 2018, dan 2019. Memang sejak ekskavasi dilakukan pada 2016, sejumlah artefak telah ditemukan di Adan-adan, mulai dari arca hingga struktur candi.

Ekskavasi Situs Adan-adan di Kabupaten Kediri menjadi bagian dari upaya menguak tabir masa lalu tentang keberadaan candi Buddha yang diperkirakan tersebar di Jawa Timur (Jatim). Salah satu peradaban masa silam yang telah menemukan titik terang.

  Prasasti Ampeldento dan sosok misterius Mahapatih Mpu Glen

Kegiatan di Situs Candi Adan-adan ini masih mengambil tema Penelitian Arkeologi Situs Candi Adan-adan Tahap ke-5 (Tinjauan Arsitektur, Religi dan Kronologi). Penelitian berlangsung pada 3 Juni sampai dengan 16 Juni. Tim peneliti terdiri dari 11 orang yang diketuai Sukawati Susetya.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, penelitian kelima ini dilakukan secara diam-diam dengan alasan untuk menghindari kerumunan masyarakat karena masih dalam situasi pandemi Covid 19.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri Adi Suwignyo mengatakan pihaknya menunggu hasil rekomendasi dalam penelitian berikutnya pada 2022. Hasil rekomendasi itu akan menjadi pijakan tentang langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh pemerintah daerah.

“Tahun 2022 rencananya ada penelitian lagi. Harapannya muncul rekomendasi dari pihak peneliti sehingga kita bisa mencoba mengatur strategi mau diapakan situs ini? Apakah semua artefak akan dimunculkan,” katanya.

Artikel Terkait

Terbaru

Humanis

Lingkungan

Berdaya

Jelajah

Naradata