Menjelajah Candi Songgoriti, jejak sejarah Mataram Kuno di Kota Batu

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Candi Songgoriti (Anandajoti Bhikkhu/Flickr)

Batu salah satu kota di Jawa Timur terkenal sebagai tempat yang memiliki udara sejuk dengan pemandangan alam mengagumkan. Tetapi di tengah hiruk pikuk kota dan keindahan alamnya terdapat situs bersejarah yang tak banyak diketahui, yakni Candi Songgoriti.

Dilansir dari laman resmi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Kota Batu, Candi Songgoriti dipercaya merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno pada abad ke 9 sampai dengan ke 10 Masehi.

Lalu bagaimana mengenai candi di Jawa Timur? Dan apa peran dari bangunan ini? Berikut uraiannya:

1. Candi Songgoriti

Candi Songgoriti (M Arief Wibowo/Flickr)

Batu salah satu kota di Jawa Timur terkenal sebagai tempat yang memiliki udara sejuk dengan pemandangan alam mengagumkan. Tetapi di tengah hiruk pikuk kota dan keindahan alamnya terdapat situs bersejarah yang tak banyak diketahui, yakni Candi Songgoriti.

Dimuat dari tulisan Mohammad Fadli dkk dalam Sejarah Candi dan Sumber Mata Air Songgoriti (Pendekatan Supranatural) menyebutkan bangunan Candi Songgoriti berbentuk persegi panjang.

Candi ini memiliki ukuran kaki dengan panjang 14,36 m dan lebar 10,10 m, sedangkan tubuh candi mempunyai ukuran panjang 14,36 m, lebar 3,72 m dan tinggi 2,44 m. Candi yang masih merupakan bangunan asli berada di sebelah barat dan utara.

  Fenomena batu merah delima dari dalam gunung di Tasikmalaya

Pada bagian utara candi terdapat tiga buah pancuran air yang dulu berfungsi sebagai petirtaan. Di tengah-tengah candi terdapat mata air yang berwarna keruh kehijauan, di sebelah selatan candi terdapat air yang memiliki rasa seperti air kelapa.

Candi Songgoriti ini mempunyai keunikan yang menonjol yaitu tidak adanya tangga yang menuju bilik candi. Bilik induk dirancang untuk tidak dapat dimasuki karena ukurannya yang kecil dan sempit.

Candi ini menghadap pada arah timur karena pintu utama candi berada di sisi timur yang mengarah pada ruang induk. Ruang induk ini biasanya diisi Lingga-Yoni sebagai lambang Siwa beserta Parwiti.

2. Ditemukan oleh Belanda

Candi Songgoriti (Anandajoti Bhikkhu/Flickr)

Dilansir dari IDNTimes, Candi Songgoriti ditemukan pertama kali pada tahun 1799. Catatan tentang candi ini berasal dari Van Ijsseldijk dan disebut sebagai Petirtaan Songgoriti. Setelahnya banyak peneliti Belanda yang mulai datang.

Candi ini kemudian direnovasi pada tahun 1849 oleh seorang arkeolog Belanda, Rigg. Kemudian kembali direnovasi pada tahun 1863 oleh Brumund. Lantas pada tahun 1921, M Knebel melakukan renovasi secara besar-besaran.

  Larung Sembonyo, upacara adat nelayan Trenggalek ucapkan rasa syukur

“Kemudian yang terakhir kalinya dilakukan renovasi pada tahun 1938 M,” tulis laman tersebut.

Ketika dilakukan renovasi tersebut ditemukan berbagai macam peninggalan-peninggalan yang istimewa, seperti lingga yang terbuat dari emas dan yoni yang berbahan dari perunggu yang terletak di dalam empat buah peti batu.

“Hal ini menggambarkan bahwa candi ini berlatar belakang agama Siwa, karena terdapat lingga dan Yoni sebagai simbol Dewa Siwa dalam mitologi Hindu. Penemuan ini juga membuktikan akan kejayaan pada masa itu,” paparnya.

3. Dibangun zaman Mataram

Candi Songgoriti (Anandajoti Bhikkhu/Flickr)

Dilansir dari laman resmi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Kota Batu, Candi Songgoriti dipercaya merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno pada abad ke 9 sampai dengan ke 10 Masehi.

Dugaan bangunan ini berasal dari abad ke 9 Masehi karena penemuan peti batu dengan inskripsi yang sezaman pada prasasti abad tersebut. Konon, dahulu daerah candi ini tidak dapat dihuni manusia karena masih berupa kawah panas.

Tetapi semenjak kedatangan Mpu Sindok, Raja Medang atau Mataram Kuno. daerah tersebut menjadi sebuah perkampungan. Candi Songgoriti yang digunakan untuk menutup kawah tersebut.

  Singa sebagai identitas Kota Malang: sejak zaman Kerajaan Singosari hingga Arema

Juru Kunci Candi Songgoriti Haryoto menyebut perawatan candi tersebut dilakukan seperti membersihkan lumut dan jamur yang tumbuh di atas bebatuan dengan sapu lidi. Dirinya berharap agar Candi Songgoriti segera dipugar.

“Candi Songgoriti ini adalah situs bersejarah kebanggan Kota Batu, mari sama sama menjaga situs bersejarah agar dapat terus lestari untuk generasi penerus anak hingga cucu,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terbaru

Humanis

Lingkungan

Berdaya

Jelajah

Naradata