Cimande Day, penanaman sejuta pohon sebagai upaya merawat tradisi

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Cimande Day 4 (Heru Cokro/Cisadane Resik)
Cimande Day 4 (Heru Cokro/Cisadane Resik)

Perguruan Silat Cimande bersama beberapa organisasi lingkungan di daerah Bogor melakukan kegiatan penanaman, bertajuk Cimande Day 4: Merawat Tradisi Bakti Alam Lestari. Kegiatan ini sendiri diinisiasi oleh Komando Rayon Militer (Koramil) 2123 Cigombong-Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. 

Kegiatan penanaman ini merupakan upaya untuk menghijaukan kembali daerah yang tandus dan rawan longsor. Selain itu sebagai upaya merawat tradisi Perguruan Silat Cimande yang sangat erat dalam pelestarian lingkungan. 

Lalu bagaimana kegiatan penanaman ini berlangsung? Juga bagaimana peran dari perguruan silat dalam upaya menjaga lingkungan? Berikut uraiannya:

1. Upaya menghijaukan lingkungan

Cimande Day 4 (Sutanandika/Cisadane Resik)
Cimande Day 4 (Sutanandika/Cisadane Resik)

Koramil 2123 Cigombong-Cijeruk melakukan penanaman sejuta pohon, pada kegiatan Cimande Day, Kamis (31/3/2022). Kegiatan ini melibatkan Perguruan Silat Cimande bersama organisasi lingkungan dan juga masyarakat di sekitar Kabupaten Bogor. 

Pohon yang ditanam pada kegiatan itu ada 50.280 pohon yang turut dilaksanakan serentak di 24 Koramil se-Kabupaten Bogor. Ditargetkan akan ada 1 juta pohon yang ditanam selama 6 bulan ke depan. 

Salah satu lokasi penanaman adalah di lingkungan SMK Sirojul Huda 3. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menghijaukan daerah tandus yang biasanya berpotensi rawan longsor, dan banjir bandang. 

  Ketika komunitas Wuling rayakan Hari Gerakan Satu Juta Pohon

Komunitas Pejuang Waktu menyebut kegiatan ini memang penting untuk menjaga serapan air dari upaya penebangan yang tidak memperhitungkan kerusakan alam. Apalagi kini, katanya, mulai banyak perubahan fungsi lahan tanpa mempertimbangkan kelestarian lingkungan. 

2. Perubahan lahan yang mengancam

Cimande Day (Sutanandika/Cisadane Resik)
Cimande Day (Sutanandika/Cisadane Resik)

Daerah Cijeruk, merupakan daerah pegunungan yang rawan akan bencana longsor akibat beralihnya fungsi lahan hijau. Hal ini terkait pembangunan perumahan warga, villa, hingga bangunan industri. 

Padahal awalnya Cijeruk merupakan daerah tangkapan dan resapan air hujan di kaki Gunung Salak. Tetapi kini, katanya, sudah mulai kehilangan banyak mata air dan jika terjadi hujan sering mengalami longsor dan banjir bandang. 

Di sinilah upaya pelestarian lingkungan ini juga harus berdampak kepada masyarakat. Pasalnya pembangunan yang masuk ke Cijeruk, tidak hanya merusak lingkungan namun juga mengabaikan masyarakat lokal. 

Padahal masyarakat lokal, merupakan pihak yang paling terdampak atas perubahan lingkungan. Karena itu perlu ada upaya pelibatan dan pemberdayaan, terutama dari sisi ekonomi. 

3. Pelibatan masyarakat

Cimande Day 4 (Heru Cokro/Cisandane Resik)
Cimande Day 4 (Heru Cokro/Cisandane Resik)

Pelibatan masyarakat tentu sangat penting dalam pelestarian lingkungan, salah satunya adalah Perguruan Silat Cimande. Perguruan ini sudah terkenal memiliki anggota yang cukup banyak dan cukup disegani di daerah Cijeruk. 

  Octopus bergabung dalam program perdana Google for Startups Circular Economy Accelerator

Selain itu, Perguruan Silat Cimande juga memiliki prinsip bahwa untuk bisa memanen, perlu menanam terlebih dahulu. Baginya prinsip ini sangat penting untuk mendidik generasi muda agar mau melestarikan lingkungan. 

Perguruan silat ini dianggap sebagai mitra yang strategis, apalagi mereka juga terbiasa memanfaatkan lingkungan untuk kegiatan sehari-hari. Seperti penggunaan tanaman tebu dan kelapa untuk minyak urut Cimande. 

Kebutuhan akan kedua tanaman ini bagi Sutan membuat mereka akan selalu menjaga kelestarian lingkungan. Selain itu bila bisa diproduksi secara masif tentunya akan memberikan keuntungan ekonomi kepada perguruan silat tersebut. 

Komunitas Pejuang Waktu mengaku sudah membicarakan program penanaman kedua tanaman ini kepada petinggi Perguruan Silat Cimande. Karena itu, Sutan sendiri berharap ada kolaborasi yang lebih luas antara pemerintah setempat dengan Perguruan Silat Cimande. 

Karena memang ada potensi besar dari Perguruan Silat Cimande yang cukup terkenal dalam pengobatan tradisonal. Tentunya sangat disayangkan bila tidak dimanfaatkan oleh pemerintah setempat sebagai alternatif pengobatan herbal. 

Artikel Terkait

Berdaya