Persoalan sampah di Indonesia yang tak kunjung usai

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Ilustrasi sampah (Gage Love/Flickr)

Saban tahunnya, tepatnya pada tanggal 21 Februari, Indonesia memeringati Hari Peduli Sampah Nasional, dan mirisnya, sampah adalah masalah besar di Indonesia, dengan jumlah sampah yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2020, Indonesia memproduksi sekitar 67 juta ton lebih sampah, dan diperkirakan jumlah ini akan terus meningkat setiap tahunnya.

Untuk mengatasi masalah sampah ini, pemerintah Indonesia telah menetapkan beberapa kebijakan, termasuk Gerakan Nasional Indonesia Bersih (GNIB) pada tahun 2018. Tujuan dari GNIB adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan bersih dan sehat serta mengelola sampah dengan baik.

GNIB juga bertujuan untuk memperbaiki sistem pengelolaan sampah di Indonesia, termasuk meningkatkan infrastruktur dan mengembangkan teknologi daur ulang.

Kendala yang selama ini terjadi

Namun, masalah sampah di Indonesia masih sangat kompleks dan terkait dengan berbagai aspek, termasuk kurangnya kesadaran masyarakat, sistem pengelolaan sampah yang tidak efektif, dan keterbatasan infrastruktur.

Salah satu masalah utama adalah masih banyaknya sampah yang tidak terkelola dengan baik, seperti sampah yang dibuang di sungai, di tepi jalan, atau di tempat-tempat umum.

  Memahami perbedaan biodegradable dan compostable, jangan sampai tertukar

Selain itu, masih ada kurangnya fasilitas pengolahan sampah yang memadai di Indonesia. Beberapa wilayah di Indonesia bahkan masih mengandalkan pembakaran sampah sebagai cara pengelolaan sampah, yang tentunya berdampak negatif pada lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Perlu diingat bahwa masalah sampah bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga menjadi tanggung jawab setiap individu.

Setiap orang harus berperan aktif dalam meminimalkan sampah dan mengelolanya dengan baik, seperti dengan memilah sampah organik dan anorganik di rumah, mendaur ulang sampah, atau menggunakan produk yang ramah lingkungan.

Dalam upaya mengatasi masalah sampah di Indonesia dan dalam pemperingati Hari Sampah Nasional yang jatuh setiap tanggal 21 Februari, perlu adanya kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta.

Diperlukan inovasi dan teknologi yang lebih maju dalam pengelolaan sampah serta peningkatan infrastruktur dan fasilitas pengolahan sampah yang memadai.

Selain itu, perlu adanya peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan bersih dan sehat serta mengelola sampah dengan baik. Semua pihak harus berperan aktif dalam upaya menjadikan Indonesia bebas dari masalah sampah.

  Peran bakul jamu gendong, pewaris apotek keliling sejak zaman Jawa kuno

Mengenal teknologi pengelolaan sampah

Ilustrasi teknologi penampungan dan pengelolaan sampah (WMmaster626/Flickr)

Teknologi pengelolaan sampah terus berkembang seiring dengan meningkatnya jumlah dan kompleksitas sampah yang dihasilkan oleh masyarakat. Beberapa teknologi pengelolaan sampah yang saat ini tersedia di pasaran antara lain sebagai berikut:

  1. Incinerator: Teknologi ini melibatkan pembakaran sampah pada suhu tinggi dan mengubahnya menjadi abu. Metode ini digunakan terutama untuk mengolah sampah medis dan berbahaya, tetapi dapat digunakan juga untuk pengelolaan sampah rumah tangga.

  2. Daur ulang: Daur ulang adalah proses mengubah sampah menjadi produk baru yang berguna. Daur ulang mengurangi jumlah sampah yang akhirnya dikirim ke tempat pembuangan akhir. Produk yang dihasilkan dari daur ulang antara lain kertas, kaca, plastik, dan logam.

  3. Kompos: Metode ini melibatkan penguraian bahan organik menjadi kompos. Kompos ini dapat digunakan sebagai pupuk untuk tanaman dan mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir.

  4. Landfill: Landfill adalah metode pembuangan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA). Sampah dibuang di TPA, kemudian dikompaksi dan ditimbun dengan lapisan tanah. Namun, metode ini berisiko mencemari air tanah dan udara, sehingga perlu dilakukan dengan hati-hati dan pengelolaan yang baik.

  5. Pirolisis: Pirolisis adalah metode pengolahan sampah dengan memanaskan sampah pada suhu tinggi tanpa oksigen. Proses ini menghasilkan gas dan minyak, yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif.

  6. Anaerobic digestion: Metode ini melibatkan penguraian sampah organik di bawah kondisi tanpa oksigen. Proses ini menghasilkan gas metana, yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif. Metode ini juga menghasilkan pupuk organik.

  Tragis, deretan hewan ini kerap memakan sampah dan makanan sisa

Dalam memilih teknologi pengelolaan sampah yang tepat, perlu diperhatikan faktor-faktor seperti jenis dan jumlah sampah yang dihasilkan, anggaran yang tersedia, infrastruktur yang ada, dan ketersediaan tenaga kerja yang terampil.

Selain itu, perlu juga memperhatikan dampak lingkungan dan sosial dari teknologi yang digunakan. Karena itu, pemilihan teknologi pengelolaan sampah harus dilakukan dengan hati-hati dan berdasarkan kajian yang matang.

Artikel Terkait

Terbaru

Humanis

Lingkungan

Berdaya

Jelajah

Naradata