Ancaman perubahan iklim begitu nyata dan mengakibatkan temperatur bumi bertambah panas. Kenaikan suhu global yang terus meningkat akan memberikan konsekuensi kepada makhluk hidup yang ada di Bumi, bahkan bisa menyebabkan kepunahan massal.
Salah satu makhluk hidup yang paling merasakan dampak dari kondisi perubahan iklim ini adalah hewan. Beberapa hewan bahkan berada pada posisi yang terancam karena perubahan iklim, seperti menghancurkan habitat, mengurangi pakan, dan juga populasi.
Lalu apa saja hewan yang terancam punah akibat perubahan iklim? Berikut uraiannya:
1. Beruang kutub

Beruang kutub (Ursus maritimus) menghadapi masa depan yang tidak pasti karena berkurangnya es laut di Arktik yang menjadi habitatnya. Musim panas yang lebih lama dan lebih hangat menyebabkan sebagian besar Samudra Arktik kehilangan es untuk waktu yang lama.
Akibatnya, beruang kutub kesulitan mendapatkan mangsa utama mereka, seperti anjing laut. Kondisi ini membuat beruang terpaksa menghabiskan lebih banyak waktu mencari makan di darat yang berisiko mengalami konflik dengan manusia.
2. Anjing laut

Anjing laut (Pusa hispida) sangat bergantung pada es laut Kutub Utara dan hampir tidak pernah naik ke darat. Menghangatnya suhu musim semi dan pecahnya es laut lebih awal menyebabkan anak-anak anjing laut yang menyusui dipisahkan secara prematur dari induknya.
Selain itu, suhu laut yang lebih hangat cenderung meningkatkan populasi parasit anjing laut dan memaksanya berimigrasi. Tentu ini menyebabkan risiko penyebaran penyakit semakin meluas ke wilayah lain. Dengan pindahnya anjing laut, beruang kutub kesulitan mendapat mangsa favorit.
3. Kupu-kupu raja

Kupu-kupu raja (Danaus plexippus) yang indah ini terkenal dengan migrasinya yang mengesankan melintasi Amerika Utara untuk mencapai daerah musim dingin yang berlebihan di selatan. Seperti semua kupu-kupu, mereka sangat sensitif terhadap cuaca dan iklim.
Meningkatnya frekuensi cuaca ekstrem mengancam masa depan spesies kupu-kupu yang karismatik ini. Selain itu, ulat Monarch hanya makan milkweed, karena iklim terus menghangat, kisaran kupu-kupu menjadi lebih kering yang menyebabkan hilangnya tanaman pangan yang vital.
4. Ikan cod atlantik

Ikan cod atlantik (Gadus morhua) merupakan makanan populer, namun populasinya menyusut akibat penangkapan yang berlebihan selama beberapa dekade. Terjadinya pemanasan laut yang cepat baru-baru ini telah sangat berdampak pada pemijahan dan kelangsungan hidup ikan cod.
Di perairan yang lebih hangat mengurangi ketersediaan zooplankton yang penting bagi kelangsungan hidup dan perkembangan ikan ini. Selain itu, untuk menghindari suhu tinggi, ikan muda cenderung menjelajahi ke perairan dalam yang berisiko dimangsa hewan yang lebih besar.
5. Pengiun

Pengiun adelie (Pygoscelis adeliae) yang banyak ditemukan di Antartika, menghadapi masa-masa sulit karena perubahan iklim. Populasinya menurun di Semenanjung Antartika Barat, yang merupakan salah satu daerah yang paling cepat memanas di Bumi.
Tempat bertelur penguin di pesisir menjadi semakin tidak cocok untuk kelangsungan hidup anak-anaknya yang kecil. Periode suhu laut yang lebih hangat dari biasanya secara terus menerus berdampak negatif terhadap kemampuan mendapatkan mangsa seperti ikan kecil dan krill.
6. Paus sikat atlantik utara

Paus sikat altantik utara (Eubalaena glacialis) adalah salah satu spesies yang terancam punah di jajaran eksistensi paus di lautan. Mamalia laut ini hanya tinggal 500 ekor tersisa di lautan. Selain akibat perburuan ilegal, pemanasan global juga punya andil besar dalam penurunan jumlah spesies paus sikat.
Hal ini dikarenakan plankton, organisme yang jadi makanan paus, ternyata tak terlalu mampu berkembang biak di temperatur laut yang panas. Inilah yang membuat sisa-sisa paus sikat harus berimigrasi ke tempat yang lebih dingin untuk mencari sumber makanan mereka.
7. Penyu

Tujuh dari spesies penyu yang tersisa di dunia, tiga di antaranya sudah dinyatakan kritis, sementara tiga lainnya dinyatakan terancam punah. Hal ini kemudian diperparah dengan kemampuan telur penyu yang hanya beberapa menetas dari ratusan telur.
Hal ini dikarenakan temperatur dari sarang induk penyu dapat mempengaruhi jenis kelamin dari keturunannya. Jika temperatur lebih hangat, penyu betina akan lahir. Sementara penyu jantan akan muncul di temperatur yang lebih ringan.
Di Amerika Serikat, jumlah penyu juga terancam karena naiknya permukaan air. Hal ini dikarenakan penyu bertelur di pantai Brazil, di mana pantai-pantai tersebut kini telah terkikis jumlahnya karena kondisi permukaan air yang sudah naik.