Cantik tapi berbahaya, ini fakta siput laut yang mematikan

Banyak sekali hewan berbisa yang terdapat di dunia ini, mulai dari ular, laba-laba, atau katak. Tetapi ada juga hewan yang terlihat imut, namun ternyata hewan yang sangat mematikan di dunia, yaitu siput laut. Hewan ini adalah spesies paling berbisa dari 500 spesies serupa yang diketahuinya.

Siput laut ini memang memiliki warnanya yang indah. Bagian perut hewan ini berwarna biru terang, sementara bagian punggungnya berwarna agak perak keabu-abuan. Tidak hanya indah, warna-warna ini juga ternyata berguna untuk melindungi diri.

Lalu mengapa siput laut ini menjadi hewan yang mematikan? Dan bagaimana cara hewan ini menyimpan bisanya? Berikut uraiannya:

1. Siput laut cantik tetapi mematikan

Siput laut imut ini memilki bentuk yang indah sekaligus unik. Hewan ini memiliki nama latin Glaucus atlanticus masih termasuk anggota ordo Nudibrachia atau siput laut tak bercangkang. Nama Glaucus diambil dari nama dewa laut Yunani yang terpaksa hidup dengan terombang-ambing di laut selama hidupnya.

Siput laut memiliki warna biru terang, dengan kombinasi warna putih di sepanjang tubuhnya. Bila berenang, siripnya akan bergerak dengan gemulai dan sangat indah. Hewan ini juga disebut naga biru, karena warnanya dan bentuknya yang mirip dengan naga berwarna biru dan perak.

Memiliki bentuk yang tak biasa dengan rata-rata berukuran antara 5 sampai 8 cm ini sekilas terlihat seperti cicak, tetapi berkaki enam. Di bagian perutnya terdapat semacam gelembung udara yang membantunya mengapung dan melayang di samudra.

Meski ukuranya kecil dan penampakannya cantik, tetapi mahkluk ini sangat berbahaya. Siput laut dikenal memiliki sengat beracun yang sangat menyakitkan bila terkena kulit manusia. Selain itu, hewan ini memiliki racun mematikan saat dipegang.Â

“Jika kamu kena sengat hewan ini, rasanya seperti kena sengat Portuguese Man O’War. Mereka punya neurotoksin. Jika kamu punya reaksi alergi, rasa sakitnya akan sangat tak tertahankan. Kami sarankan kamu segera ke rumah sakit,” ujar Jace Tunnel, peneliti Insititut Ilmu Kelautan University of Texas, dikutip dari Detik, Senin (18/4/2022).

2. Persebaran siput laut

Siput laut biru banyak ditemukan di perairan hangat seluruh dunia, terutama di perairan sekitar Eropa dan Afrika bagian selatan, pantai timur Australia, dan Mozambik. Namun siput laut ini jarang sekali ditemukan di perairan Indonesia.

Makhluk laut ini biasa ditemukan terdampar di sepanjang pesisir pantai North Padre dan Kepaulauan Mustang, Texas. Para peneliti mewanti-wanti, bila menemukan hewan ini sebaiknya para wisatawan tidak memegangnya karena berbahaya.

“Jika kondisinya mendukung, makhluk ini akan terbawa sampai ke pinggir pantai. Jika waktu dan kondisinya tepat, maka kita akan melihat hewan ini di pantai,” imbuh Tunnel,” paparnya.

Namun sampai saat ini, pihak Galveston Island Beach Patrol belum menerima laporan dari wisatawan terkait temuan makhluk ini di pinggir pantai. Beberapa orang wisatawan ketika ditanya tentang keberadaan siput laut mengaku belum pernah melihat makhluk seperti ini sebelumnya.

“Saya tidak pernah melihat, atau bahkan menemukan yang seperti ini. Saya bahkan tidak berpikir mahluk ini berbahaya,” ujar salah seorang wisatawan, Beto Hinojosa.

3. Hewan kanibal?

Di bagian perutnya terdapat semacam gelembung udara yang membantunya mengapung dan melayang di samudra. Siput laut ini juga memiliki kemampuan countershading, yaitu teknik pewarnaan yang ditemukan pada hewan di mana permukaan atas tubuh berpigmen lebih gelap daripada di bawah tubuh karena tidak terkena sinar matahari.

Untuk makan, siput laut biru memiliki semacam gigi kecil yang membantunya untuk menangkap dan merobek bagian tubuh mangsanya. Siput laut biru adalah hewan karnivora yang hidup dengan memakan hewan hydrozoa (ubur-ubur dan kerabatnya) beracun.

Selain itu ditemukan pula fakta yang cukup mencengangkan, yakni siput ini memiliki sikap kanibalisme atau makan antar sesama spesiesnya. Meski kecil, siput ini rupanya memiliki banyak keahlian lain seperti kebal terhadap racun dari hewan-hewan mangsanya.

Dia juga dapat menyerap racun dari hewan yang dimakannya tersebut, kemudian menyimpan dalam anggota tubuhnya yang berbentuk mirip jari tangan. Racun tersebut digunakannya sebagai alat pertahanan diri. Racunnya tersebut terhitung cukup berbahaya bagi manusia karena dapat menyebabkan pembengkakkan.

Meskipun sebenarnya hewan ini adalah jinak, tetapi ketika diganggu apalagi sampai menyentuh dengan keras bagian tubuhnya dia akan menyengat. Karena itu, bila bertemu hewan ini perlu waspada. Jangan sampai menyentuh atau membuatnya merasa terancam.