Diselamatkan warga Semarang saat jatuh dari pohon, ini 5 fakta elang laut dada putih langka

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Elang laut dada putih | @Don Mammoser (shutterstock)

Afandi (60) tanpa sengaja menemukan seekor elang laut dada putih (Haliaeetus leucogaster) atau biasa dijuluki “mesin terbang”. Salah satu burung langka yang ada di Indonesia saat ini.

Satwa dilindungi tersebut ia temukan terjatuh di area Puskesmas Ngemplak Simongan, Kampung Srinindito, Ngemplak Simongan, Semarang Barat, Rabu (2/2/2021). Usai ditemukan, satwa itu langsung diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah untuk langsung ditangani.

Rimbawanto, petugas BKSDA Jateng mengatakan pihaknya langsung menuju lokasi penemuan begitu mendapatkan kabar tersebut.

“Di sana Mbah Afandi dengan sukarela menyerahkan elang-laut dada-putih,” jelas petugas polisi hutan BKSDA Jateng itu.

Sementara Kepala BKSDA Jateng, Darmanto, mengatakan bahwa elang-laut dada-putih yang diamankan itu termasuk dalam status konservasi rendah.

Jika dilihat daro postur fisiknya, sambungnya, elang laut dada putih itu diperkirakan telah berusia dewasa atau matang.

Untuk tindakan selanjutnya, Darmanto mengatakan ia bersama dokter hewan akan terus memantau perkembangan perilaku burung elang selama satwa dilindungi tersebut berada di kandang.

  5 musisi dunia ini gelar konser yang gaungkan misi ramah lingkungan

Menurutnya, apabila perilaku satwa masih liar, maka akan dikembalikan ke alam bebas. Namun sebaliknya, jika sifat liarnya telah berkurang, maka petugas akan membawa satwa liar itu ke lokasi rehabilitasi yang ada di Jakarta.

Imbauan agar tak memerihara elang

Tak hanya itu, Darmanto juga mengimbau masyarakat agar tak memelihara burung elang, karena selain elang termasuk satwa langka, memeliharanya juga akan membahayakan ekosistem dan melanggar Undang-Undang.

“Kami selalu rutin menyebar mitra polhut untuk menyosialisasikan larangan memelihara satwa yang dilindungi negara terutama pelarangan memelihara burung elang,” pungkasnya.

5 fakta elang laut dada putih

Karena kecepatannya, burung ini juga dijuluki sebagai “mesin terbang” dengan pola hidup yang paling mengesankan di muka bumi.

Elang laut memang tampak kaku di darat, tetapi di angkasa dia benar-benar anggun dan menakjubkan untuk dipandang. Saat terbang, kita akan melihat bagian atas berwarna abu-abu kebiruan, sedangkan bagian bawah, kepala dan leher berwarna putih.

Saat terbang juga, ekornya yang pendek tampak berbentuk baji dan sayapnya terangangkat ke atas membentuk huruf V. Saat masih muda atau juvenile, berwarna coklat seperti elang bondol muda.

  Upaya pelestarian lingkungan melalui pendekatan kultur dan budaya

Berikut fakta-fakta elang laut dada putih:

  • Bentangan sayap 3 meter,
  • Kecepatan terbang 115 km/jam,
  • Bertelur hanya 1-2 butir,
  • Suara seperti burung rangkong atau gagak, dan
  • Burung identitas Kabupaten Jepara.

Jika cuaca sedang bagus, burung ini dapat ditemukan berputar-putar sendirian atau berkelompok di atas perairan. Mengunjungi pesisir, sungai, rawa-rawa dan danau sampai ketinggian 3.000 meter.

Cara berburu elang jenis ini hampir mirip elang bondol (Haliastur indus), yakni dengan cara terbang berputar sambil mengawasi permukaan air, hingga seketika akan meluncur ke arah mangsanya begitu mangsa terlihat dengan meandalkan cengkraman kakinya yang kuat.

Saking kuatnya cengkraman elang laut dada putih ini bahkan bisa membawa terbang mangsa yang cukup besar sambil terbang ke ketinggian.

Artikel Terkait

Terbaru

Humanis

Lingkungan

Berdaya

Jelajah

Naradata