Gerakan tanam satu juta pohon, upaya menjaga swadaya pangan

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Pohon ki hujan (Alejandro Bayer Tamayo/Flickr)

Gerakan satu juta pohon diperingati setiap tanggal 10 Januari sebagai salah satu upaya penyelamatan hutan dan pelestarian lingkungan. Tujuan peringatan Hari Gerakan Satu Juta Pohon Sedunia ini adalah untuk mewujudkan lingkungan yang sehat dan asri.

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan dan Kebudayaan (PMK) Republik Indonesia menyatakan gerakan penanaman pohon merupakan salah satu upaya Indonesia menjadi swadaya pangan.

Lalu bagaimana gerakan ini bisa berdampak bagi pangan? Dan apakah gerakan ini sudah bisa terasa? Berikut uraiannya.

1. Gerakan satu juta pohon

Pohon yang tertanam dari program LindungiHutan | lindungihutan.com

Gerakan satu juta pohon diperingati setiap tanggal 10 Januari sebagai salah satu upaya penyelamatan hutan dan pelestarian lingkungan. Tujuan peringatan Hari Gerakan Satu Juta Pohon Sedunia ini adalah untuk mewujudkan lingkungan yang sehat dan asri.

Di Indonesia, gerakan ini pertama kali dicanangkan oleh Presiden Soeharto di Jakarta pada tanggal 10 Januari 1993. Pada pidato yang disampaikan, Presiden Soeharto mengajak seluruh lapisan masyarakat ikut melakukan Gerakan Satu Juta Pohon.

Kemenko PMK menyatakan pentingnya inisiasi Aksi Nyata Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) untuk mendorong gerakan masyarakat terkait pencegahan tanah longsor dan banjir serta kemandirian ekonomi masyarakat.

  Kebakaran hutan landa California, ancam habitat pohon terbesar dan tertua di dunia

“Inisiasi Aksi Nyata GNRM ini melalui Gerakan Penanaman Sepuluh Juta Pohon,” tulis dalam laman Kemenko PMK.

Melalui Inpres No. 12 Tahun 2016 diamanatkan kepada semua Kementerian/Lembaga untuk melaksanakan GNRM yang dapat dipahami sebagai gerakan bersama mengubah dari yang baik menjadi lebih baik.

GNRM pun melakukan lima program yakni, Gerakan Indonesia Melayani, Gerakan Indonesia Bersih, Gerakan Indonesia Tertib, Gerakan Indonesia Mandiri, dah Gerakan Indonesia Bersatu.

“Diharapkan aksi nyata ini dapat mendorong etos kerja dan gotong royong untuk kemandirian ekonomi masyarakat. Tercipta pula budaya menanam pohon adalah kebutuhan dan gaya hidup baru,” tutur Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olah Raga Kemenko PMK, Didik Suhardi.

2. Swadaya Pangan

Tradisi tanam pohon untuk anak perempuan di India ( McKay Savage/Wikimedia Commons)

Didik mengatakan Gerakan Penanaman 10 Juta Pohon merupakan salah satu upaya Indonesia menjadi swadaya pangan. Menurutnya Presiden Jokowi beberapa kali memberi peringatan mengenai negara yang saat ini sudah mengalami krisis pangan.

“Supaya ini tidak terjadi di Indonesia, kita harus berupaya berupaya betul agar menjadi swadaya pangan melalui Gerakan Penanaman 10 juta pohon ini,” ungkapnya.

  Teh Tayu, warisan budaya Tionghoa Bangka yang perlu dilestarikan

Adapun Kemenko PMK melalui PT Astra mendistribusikan bibit pohon buah di beberapa lokasi di Malang dan Ponorogo. Beberapa desa seperti Desa Gambingan Kec Padang, Kampung berseri Astra Kec Jabong, SMK PGRI 2 Ponorogo, dan desa binaan Astra.

Disebutkan pada tahun 2020, tercatat jumlah penduduk Indonesia sebanyak 270,2 juta jiwa. Sementara pada 2030 nanti jumlahnya diperkirakan mencapai 300 juta jiwa bahkan bisa lebih dari itu.

Menurut Didik, tantangan terbesarnya adalah menyediakan pangan yang cukup bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk menyediakan pangan, selain bahan baku makanan, ketersediaan buah-buahan juga perlu diperhatikan.

“Hal ini agak ironis, Indonesia yang katanya negara agraris tapi di sisi lain impor buah mencapai triliunan. Oleh karena itu Gerakan 10 Juta Pohon ini kita banyak menanam pohon buah,” ujarnya.

3. Jangan hanya jargon

Pohon Nyatoh (Hutannyatoh_bulin/Instagram)

Menteri PMK, Muhadjir Effendy menegaskan bahwa penanaman pohon ini sejalan dengan program pemerintah yakni mengurangi risiko bencana, pengendalian perubahan iklim, dan mengatasi kekurangan bahan pangan seperti pohon buah.

  Kado HUT 25 Balai TN Gunung Halimun Salak, dua elang jawa dilepasliarkan ke alam

“Tapi ingat, Pak Presiden sudah me-wanti-wanti jangan hanya jadi jargon. Betul-betul, kalau judulnya 10 juta pohon, ya ditanam 10 juta. Jangan 10 juta judulnya, yang ditanam hanya ratusan. Selain itu catat, berapa jumlah pohon yang ditanam, jenisnya apa, ditanam di mana, yang merawat siapa. Saya mau laporannya itu,” tegas Muhadjir.

Pada kesempatan itu, Muhadjir melakukan dialog dengan peserta. Peserta dari Desa Seboro, Kebumen, Jawa Tengah dan dari Universitas Malikussaleh, Aceh melakukan penanaman buah secara simbolis di wilayahnya masing-masing.

“Kalau kekurangan bibit pohon buah cepat dihubungi dinas pertanian. Saya juga minta laporan tertulis, jumlah yang ditanam berapa, pohonnya jenis apa, ditanam di mana serta yang bertanggung jawab,” tegas Muhadjir.

Aksi nyata penanaman 10 juta pohon ini diharapkan dapat menanamkan nilai-nilai instrumental revolusi mental yakni etos kerja, gotong royong, dan integritas. Melalui proses menanam, diharapkan nilai integritas yaitu tanggung jawab, kejujuran, dan harmoni.

 

Artikel Terkait

Terbaru

Humanis

Lingkungan

Berdaya

Jelajah

Naradata