Tuna adalah ikan laut yang populer dikonsumsi di seluruh dunia. Namun, populasi tuna global telah mengalami penurunan signifikan dalam beberapa dekade terakhir karena banyak faktor termasuk perburuan yang berlebihan, perubahan iklim, serta kerusakan ekosistem laut.
Dalam menjaga populasinya tetap lestari, masyarakat dunia pun memeringati Hari Tuna Sedunia yang jatuh pada 2 Mei setiap tahunnya. Tujuannya adalah untuk menjaga populasi tuna di lautan.
Ancaman populasi tuna

1. Perburuan yang berlebihan
Salah satu faktor utama yang mengancam populasi tuna adalah perburuan yang berlebihan, karena tuna merupakan sumber daya ikan yang sangat berharga dan permintaannya sangat tinggi, terutama untuk pasar makanan laut internasional.
Tak heran jika banyak kapal penangkap ikan beroperasi di seluruh dunia dengan teknologi canggih yang memungkinkan mereka menangkap ikan dalam jumlah besar. Akibatnya, populasi tuna mengalami penurunan drastis, terutama di beberapa wilayah seperti Samudra Hindia dan Pasifik.
2. Perubahan iklim
Selain perburuan yang berlebihan, perubahan iklim juga menjadi ancaman bagi populasi tuna. Perubahan iklim itu dapat mengubah suhu air laut, arus, dan pola migrasi ikan. Tuna adalah ikan migran dan perubahan iklim dapat mengganggu pola migrasi mereka yang dapat mempengaruhi populasi ikan.
Selain itu, perubahan iklim dapat mempengaruhi produksi plankton dan krill yang menjadi makanan utama tuna, yang dapat berdampak pada populasi mereka.
3. Sampah laut
Hal lainnya adalah soal limbah plastik di laut menjadi ancaman bagi populasi tuna. Plastik yang sangat sulit terurai di laut dapat merusak ekosistem laut serta menjadi racun bagi tuna. Beberapa studi bahkan sudah menunjukkan bahwa ikan tuna di sekitar wilayah-wilayah tertentu mengandung kandungan plastik dalam tubuh mereka.
Tuna membutuhkan lingkungan laut yang sehat untuk berkembang biak dan tumbuh. Kerusakan ekosistem laut dapat mempengaruhi lingkungan hidup mereka dan menyebabkan perubahan pada jumlah dan jenis makanan yang tersedia. Hal ini dapat mengancam keseimbangan dalam ekosistem dan menyebabkan penurunan populasi tuna.
4. Mangsa predator
Tuna juga menjadi mangsa predator laut seperti paus, lumba-lumba, hiu, dan ikan pedang. Ketika populasi predator meningkat, ini dapat mempengaruhi populasi tuna. Paus dan lumba-lumba, misalnya, memangsa tuna dan meningkatkan tekanan pada populasi tuna.
Upaya perlindungan populasi tuna

Pemerintah dan organisasi lingkungan juga telah memperkenalkan banyak program untuk menjaga populasi tuna dan ekosistem laut. Beberapa negara telah membatasi jumlah tangkapan ikan dan memperkenalkan peraturan yang ketat untuk menjaga keseimbangan dalam ekosistem.
Organisasi lingkungan juga telah melakukan kampanye untuk mengurangi sampah plastik di laut dan meningkatkan kesadaran tentang masalah tuna dan ekosistem laut.
Para nelayan dan industri perikanan juga harus memainkan peran penting dalam menjaga populasi tuna dan ekosistem laut.
Mereka harus memperkenalkan metode penangkapan ikan yang lebih bertanggung jawab dan ramah lingkungan, seperti metode penangkapan ikan yang selektif atau teknologi penghindaran hasil tangkapan (bycatch reduction devices) untuk mengurangi jumlah ikan yang tertangkap secara tidak sengaja.
Selain itu, konsumen juga dapat memainkan peran dalam menjaga populasi tuna dan ekosistem laut dengan memilih produk makanan laut yang bersumber dari perikanan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Masyarakat dapat memilih produk ikan yang memenuhi standar keberlanjutan, seperti sertifikasi Marine Stewardship Council (MSC) atau Aquaculture Stewardship Council (ASC).
Untuk menjaga populasi tuna dan ekosistem laut yang sehat, semua pihak harus bekerja sama dan mengambil tindakan dalam menjaga keberlanjutan perikanan dan menjaga lingkungan laut yang sehat.