Ada berbagai macam strategi dan peta jalan yang dimiliki Indonesia dalam mengupayakan pemulihan sekaligus pelestarian lingkungan. Mulai dari program pengembangan bahan bakar alternatif, ekonomi hijau, investasi hijau, dan sejenisnya. Tapi di samping itu, ada juga program serupa yang dinamakan ekonomi biru dan karbon biru.
Antara ekonomi hijau dan ekonomi biru, pun hal-hal sejenisnya, apa yang membuat kedua istilah tersebut berbeda? Dan apa sebenarnya yang dimaksud dengan ekonomi ataupun karbon biru?
Berikut penjelasan sederhana namun cukup ringkas yang dapat dipahami.
1. Tentang ekonomi biru

Berdasarkan penjelasan Bank Dunia, ekonomi biru adalah pemanfaatan sumber daya laut yang berwawasan lingkungan, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan, dan mata pencarian sekaligus pelestarian ekosistem laut.
Sementara itu menurut penjelasan Kementerian Kelautan dan Perikanan, prinsip konsep ini pada dasarnya berupaya untuk mewujudkan keseimbangan antara dua aspek yang terkait dalam ekosistem kelautan yaitu ekologi dan ekonomi.
Artinya, konsep ini tidak hanya semata-mata melihat potensi kelautan sebagai komoditas ekonomi. Tetapi juga sangat menekankan kepada pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup di dalam ekosistem bahari.
Tentu, untuk mewujudkan capaian terhadap dua aspek di atas, dibutuhkan program serius dengan perwujudan dan nyata dan seimbang.
Dari segi ekologi, beberapa upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan berbagai gerakan nasional. Mulai dari mengurangi sampah laut, serta memulihkan dan melestarikan hutan bakau serta ekosistem laut lainnya.
Sementara itu dari segi ekonomi, beberapa gerakan yang tercatat sudah dan masih dilakukan hingga saat ini adalah meningkatkan kesejehateraan masyarakat di sekitar ekosistem laut, lewat program pembekalan dan pelatihan potensi.
2. Tentang karbon biru

Di sisi lain, ada juga yang dinamakan istilah karbon biru. Lebih spesifik sebagai upaya pencegahan krisis iklim, karbon biru adalah sebuah program dan strategi yang dilakukan dengan tujuan meminimalisir risiko-risiko kerusakan lingkungan.
Singkatnya, karbon biru adalah jenis karbon yang diserap dan disimpan oleh laut dan ekosistem pesisir seperti lamun dan bakau.
Indonesia nyatanya menjadi negara dengan peranan penting dalam agenda karbon biru. Hal tersebut lantaran negara ini memimpin dalam hal luasan ekosistem bakau terluas di dunia, yaitu sebesar 3.364.080 hektare pada tahun 2021.
Ditambah lagi,potensi luasan ekosistem lamun Indonesia juga terluas kedua di dunia setelah Australia, yaitu sebesar 832.000-1.800.000 hektare.
3. Progam yang berjalan di Indonesia
Pada titik ini dapat disimpulkan apa perbedaan makna dari ekonomi dan karbon biru. Ekonomi biru memiliki konsep dan pemahaman yang sama seperti ekonomi hijau.
Di mana jika ekonomi hijau fokus pada pembangunan ekonomi yang berkelanjutan diiringi dengan penurunan risiko kerusakan lingkungan di darat atau area hijau. Lain halnya dengan ekonomi biru yang lebih difokuskan pada pembangunan ekonomi yang berkelanjutan di sektor kelautan.
Adakah wilayah di Indonesia yang saat ini sudah menjadi target atau contoh dari pembangunan program ekonomi biru? Tentu ada, salah satunya adalah wilayah Pulau Maratua, di Kalimantan Timur.
Dalam praktiknya, pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Pemerintah Seysheles, Afrika, untuk menggarap pengembangan kawasan ekonomi biru. Nantinya, program yang dibangun akan mencakup pengelolaan wilayah pesisir, perikanan berkelanjutan, dan kawasan konservasi laut.